Cerita Motivasi Anak Islami
Mendidik buah hati Anda dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dengan mencontohkan konduite terpuji, menanamkan nilai-nilai edukasi, maupun dari cerita motivasi anak . Antusiasme anak buat mengetahui hal-hal baru merupakan peluang bagi Anda buat mengajarinya berbagai ilmu.
Betapa mereka perlu berjuang keras buat menyambung hidup. Dengan begitu, anak Anda akan termotivasi buat lebih giat lagi sebab kesempatan nan lebih membentang dari pada mereka.
Cerita Motivasi buat Anak dari Cerita Rakyat
Cerita motivasi anak akan lebih efektif ketimbang Anda monoton mengguruinya. Ada kalanya seorang anak merasa bosan buat dinasehati, dan dengan bercerita semacam inilah pesan-pesan moral akan tersampaikan.
Ketika Anda dan anak Anda melihat seorang seniman di televisi nan kebetulan merupakan teman Anda misalnya, Anda pun bisa menceritakan kepada anak Anda tentang perjuangan latif bersamanya tempo dulu, sekaligus memotivasi anak bahwa keberhasilan seseorang itu tidak dijemput dengan berleha-leha.
Cerita Tentang Gema pun bisa memotivasi anak Anda dalam keramahannya menghadapi hidup. Dalam cerita tersebut disebutkan bahwa hayati ini merupakan refleksi dari perbuatan. Hayati akan memberikan kembali segala sesuatu nan telah kita berikan kepadanya.
Jika kita berlaku baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita. Seperti halnya ketika di sebuah lapangan luas Anda berteriak: “Semangat”, maka gema nan Anda dengar pun pastilah kata “semangat”.
Cerita Motivasi Anak dari Cerita Legenda
Legenda Gunung Tangkuban Bahtera juga tidak kalah menarik buat Anda ceritakan kepada anak. Kegigihan nan bertubi akan membuahkan hasil nan memesona, kepercayaan akan kemampuan diri pun akan menjadikan sebuah keinginan menjadi tidak sebatas harapan. Itulah cerita motivasi anak , dengan mendengarnya saja, animo ini tergerak buat menaklukan kehidupan.
Dalam penyampaian cerita motivasi anak, aktualisasi diri Anda pun begitu berpengaruh pada taraf kepahamannya. Cerita Anda akan lebih mengena jika diikuti dengan bahasa tubuh nan menarik perhatiannya. Ketika Anda menceritakan tentang semangat gotong royong, kepalan tangan nan Anda angkat pun akan membuat semangat kebersamaannya kian berkobar.
Tak sedikit cerita motivasi anak bisa mendorong kepercayaan diri. Dengan contoh-contoh unik nan diceritakan, anak Anda pun mampu memahami hakikat perjuangan. Contohnya, ada cerita tentang dua ekor katak nan tinggal di sawah dan di pinggir jalan.
Katak sawah: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
“Aku sudah terbiasa, malas buat pindah,” jawab katak jalanan.
Selang beberapa hari, katak sawah menjenguk katak jalanan dan menemukan temannya itu telah wafat terlindas mobil nan lewat. Dari cerita ini, anak Anda mendapat pelajaran bahwa, salah satu cara buat menggenggam nasib kita itu dengan menghindari kemalasan.
Cerita Motivasi Anak Islami
Api nan Membakar Kaum Durhaka
Alkisah, Allah mengangkat Syu’aib menjadi seorang nabi. Allah lalu mengutus Nabi Syu’aib ke negeri Madyan.
Penduduk negeri Madyan tak hanya melakukan kesyirikan. Akan tetapi, mereka juga curang dalam menakar dan menimbang dagangan. Penduduk Madyan juga melakukan kecurangan dalam mu’amalah (bergaul dengan orang lain). Mereka juga suka mengurangi hak orang lain.
Nabi Syu’aib lalu menyeru kaumnya itu, “Hai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tak ada ilah nan berhak disembah bagimu, selain Dia. Dan janganlah kalian kurangi dosis dan timbangan. Sesungguhnya saya melihat kalian dalam keadaan nan baik, dan sesungguhnya saya risi terhadap kalian, akan adzab hari nan membinasakan.”
Nabi Syu’aib berkata lagi, “Hai kaumku, cukupkanlah dosis dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka, dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan!”
Namun, kaum Nabi Syu’aib menyambut seruan nabi Syu’aib dengan ejekan. Mereka menolak seruan itu sambil mengolok-olok. Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah agamamu nan menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa nan disembah oleh bapak-bapak kami? Atau melarang kami berbuat apa nan kami kehendaki tentang harta kami? Sesungguhnya kamu ialah orang nan sangat penyantun lagi berakal.” Kamun Nabi Syu’aib mengatakan hal itu dengan maksud mengejek beliau.
Nabi Syu’aib lalu berkata, “Hai kaumku, bagaimana pandangan kalian jika saya mempunyai bukti nan konkret dari Robb-ku, dan dianugerahi-Nya saya rezeki nan baik, patutkah saya menyalahi perintah-Nya? Dan saya tak ingin menyalahi kamu dengan mengerjakan apa nan saya larang. Aku tak bermaksud, kecuali mendatangkan pemugaran selama saya sanggup. Dan tak ada taufik atau petunjuk bagiku, melainkan dengan pertolongan Allah Swt. Hanya kepada Allah Swt saya bertawakal dan hanya kepada-Nya saya kembali.”
Nabi Syu’aib lalu mengancam kaumnya, dengan datangnya azab Allah Swt, nan pernah menimpa umat-umat di sekitar mereka. Nabi Syu’aib berkata, “Hai kaumku, janganlah sekali-kali kontradiksi antara saya dengan kalian menyebabkan kalian menjadi jahat, hingga kalian ditimpa adzab seperti nan menimpa kaum Nuh, atau kaum Huud, atau kaum Sholeh, sedang kaum Luth tak pula jauh tempatnya dari kalian.”
Nabi Syu’aib lalu menawarkan mereka buat bertaubat. Namun, seruan Nabi Syu’aib tidaklah membuat kaumnya sadar.
Mereka justru berkata, “Hai Syu’aib, kami tak banyak mengerti apa nan kamu katakan. Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang nan lemah di antara kami. Kalau bukan sebab keluarmu, tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamu pun bukanlah seorang nan berwibawa d sisi kami.”
Nabi Syu’aib menjawab ejekan kaumnya, “Hai kaumku, apakah keluargku lebih terhormat menurut pandangan kalian daripada Allah, sedangkan Allah kalian jadikan sesuatu nan terbuang di belakang kalian? Sesungguhnya pengetahuan Robb-ku meliputi apa nan kamu kerjakan.”
Akan tetapi, kaum Nabi Syu’aib tetap durhaka. Melihat kekerasan kaumnya, nabi Syu’aib akhirnya berkata, “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuan kalian! Sesungguhnya akupun berbuat pula. Kelak kalian akan mengetahui, siapa nan akan ditimpa adzab nan menghinakan dan siapa nan berdusta. Dan tunggulah adzab Allah, sesungguhnya saya pun menunggu bersama kalian.”
Akhirnya, turunlah adzab Allah pada kaum Nabi Syu’aib. Orang-orang nan zholim itu lalu dibinasakan oleh suatu suara nan mengguntur. Mereka wafat bergelimpangan di rumah-rumah mereka.
Lalu Allah Swt turunkan panas nan hebat, nan menyumat pernapasan mereka, hingga mereka hampir tercekik sebab dahsyatnya.
Dalam keadaan seperti itu, Allah Swt lalu mengirim awan dinign nan menaungi kaum Nabi Syu’aib. Mereka lalu saling memanggil, buat bernaung di bawahnya.
Setelah kaum Nabi Syu’aib berkumpul di bawah awan dinign itu, tiba-tiba muncullah nyala barah nan sangat hebat. Barah itu membakar mereka, hingga mereka semua wafat dengan mengenaskan.
Kaum Nabi Syu’aib nan durhaka itu akhirnya wafat dalam keadaan mendapat adzab. Mereka mendapat kehinaan, dan laknat sepanjang masa. Sedangkan nabi Syu’aib dan para pengikutnya nan beriman, Allah Swt merahmati mereka. Allah selamatkan mereka dari adzab nan mengerikan.
(Diceritakan kembali dari kitab Al Majmu’atul Kamilatu li muallafat juz 8 hal. 360-362, karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as Sa’di, dan dari Al Qur’anul karim surat Huud, ayat 84-85, dan ayat 87-95).
***
Pemuda nan Beriman dan Raja nan Kejam
Dahulu kala, hiduplah seorang raja. Raja itu memiliki seorang tukang sihir. Ketika si Tukang Sihir telah tua, ia ingin menurunkan ilmunya kepada seseorang.
Tukang sihir berkata pada sang Raja, “Sesungguhnya saya telah tua, maka kirimkanlah kepadaku seorang pemuda, saya akan mengajarkan ilmu sihir kepadanya.”
Maka diutuslah seorang pemuda buat belajar kepada si Tukang Sihir. Namun, di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang rohib, pakar ibadah pada zaman bani Isroil. Si pemuda lalu duduk mendengarkan ucapan-ucapan sang Rohib, hingga ia datang terlambat ke loka si Tukag Sihir. Karena marah, si Tukang Sihir lalu meukul si Pemuda.
Maka si Pemuda mengadu pada sang Rohib. Sang Rohib berkata, “Jika engkau takut kepada si Tukang Sihir, maka katakanlah kepadanya bahwa keluargamu menghalangimu. Dna jika engaku takut kepada keluargamu, maka katakanlah bahwa si Tukang Sihir telah menghalangimu.”
Di suatu hari, ketika dalam perjalanan tiba-tiba si Pemuda berjumpa dengan seekor binatang nan sangat besar. Binatang itu menghalangi orang-orang nan hendak lewat.
Pemuda itu berkata, “Hari ini saya akan mengetahui. Apakah ajaran si Tukang Sihir nan lebih baik, ataukah ajaran sang Rohib nan lebih baik.”
Si Pemuda mengambil batu lalu berdoa, “Ya Allah apabila sang Rohib lebih engkau sukai daripada ajaran si Tukang Sihir, maka bunuhlah binatang ini agar orang-orang dapat meneruskan perjalanan.”
Si Pemuda lalu melempar binatang besar itu, binatang itupun mati. Orang-orang akhirnya bisa meneruskan perjalanan kembali.
Ketika si Pemuda bertemu dengan sang Rohib, ia menceritakan kejadian itu. Sang Rohib lantas berkata kepada si Pemuda, “Wahai anakku, sekarang engkau lebih primer daripada aku. Sungguh engkau telah mengetahui apa nan saya ketahui. Dan kelak engkau akan mendapat ujian. Dan jika engkau sedang diuji, janganlah engkau menyebut-nyebut aku!”
Selanjutnya, si Pemuda dengan izin Allah bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Terdengarlah warta ini oleh seorang teman duduk sang Raja nan buta matanya. Teman sang Raja lalu datang kepada si pemuda dengan membawa hadiah nan banyak. Teman sang Raja berkata, “Semua hadiah ini untukmu, jika engkau menyembuhkan aku.”
Si Pemuda menjawab, “Sesungguhnya saya tak dapat menyembuhkan seorangpun. Hanya Allah Ta’ala nan bisa menyembuhkan. Apabila engkau mau beriman kepada Allah agar ia menyembuhkanmu.”
Maka berimanlah teman duduk sang Raja. Lalu Allah sembuhkan ia dari penyakit butanya.
Ketika teman sang Raja itu datang kepada sang Raja dan duduk bersamanya seperti biasa, sang Raja bertanya kepadanya, “Siapakah nan telah menyembuhkan penglihtanmua?” Teman sang Raja menjawab, “Robb-ku.”
Sang Raja bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki Robb selain aku?” Teman sang Raja menjawab, “Robb-ku dan Robb-mu ialah Allah.”
(Diceritakan kembali dari hadis Shuhaib riwayat Muslim dalam kitab Riyadlus Sholihin, karya Imam An Nawawi).
***