1. Hasil foto bisa dicetak
Lomo camera ? Apa sih itu? Kok belum pernah dengar ya. Untuk orang awam atau komunitas "muka sadar kamera" alias para pecinta difoto, mungkin istilah ini masih terdengar asing.
Tetapi buat para pecinta fotografi, terutama penggemar seni fotografi analog, kamera ini mungkin merupakan satu hal nan paling keren nan pernah ditemukan dalam sejarah fotografi dunia! Sederhananya, lomo camera itu merujuk pada "kamera mainan" asal Rusia.
Kamera ini dikonstruksi dengan bahan nan murah dan lensa dari plastik. Namun demikian, kamera ini bukan berarti tak dapat digunakan, seperti halnya kamera mainan buat anak-anak atau hanya buat dipajang. Tidak sama sekali. Kamera ini sangat dapat digunakan, terutama buat bermain-main dengan foto atau imbas foto.
Karakteristik unik lensa kamera ini justru bisa menghasilkan imbas foto nan signifikan. Jika kamera biasa digunakan buat mengambil atau mencetak momen sesempurna mungkin, kamera ini diciptakan buat mengapresiasi ketidaksempurnaan sebuah foto. Semenjak setiap fotografer memiliki seleranya masing-masing, semenjak itulah kamera ini mengambil loka di hati beberapa fotografer nan fokus pada "efek tak sempurnanya" sebuah foto.
Sejarah Lomo Camera
Kamera ini tercipta lewat ide perusahaan pioner produksi optik, Saint Petersburg, Rusia, LOMO PLC of Leningrad. Perusahaan ini menciptakan lomo camera pertama, 35 mm LOMO LC-A Kompakt Automat camera pada awal 1980-an, nan mana segera mencuri perhatian pasar Rusia. Kemudian pada 1990-an, kabar mengenai Lomo LC-A ini sampai ke telinga dua orang mahasiswa Wina, Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger.
Mereka sangat tertarik dan mengembangkan penggunaan kamera ini melalui segenap seminar, pameran, dan pelatihan di Wina, Austria, dan sekitarnya. Mereka kemudian menamakan gerakan ini dengan "lo-fi ( low fidelity ) photography "—fotografi nan mengutamakan terciptanya "efek rusak" atau "efek gagal" pada foto.
Mereka juga merintis sebuah komunitas Lomografi nan kini terkenal dan memiliki lebih dari 500.000 anggota di seluruh dunia, The Lomographic Society International. Selain itu, mereka pun mendirikan sebuah perusahaan penyedia layanan dan produk lomografi, Lomographische AG; mengenalkan merek dagang "Lomography" atau "Lomografi" buat istilah fotografi menggunakan lomo camera ini.
Berkat kesuksesan mereka memopulerkan kamera lomo pertama, LC-A atau Lomo Kompakt Automat tersebut, mereka meraih kepercayaan dan lisensi dari Lomo PLC buat memasarkannya di luar Uni Soviet. Seiring perkembangannya, berbagai jenis kamera lomo pun dibuat.
Setelah berhasil memasarkan Lomo LC-A, Lomographische AG atau Lomography pun memproduksi varian kamera nan lain seperti: Lomo LC-A+, Diana, Holga, Holga 35mm, Frogeye, Pop-9, Oktomat, Actionsampler, Fisheye, Fisheye2, Colorsplash, Colorsplash Flash, F-stop Bang, SuperSampler, Horizon 202, Seagull TLR, dan Smena 8M.
Setiap kamera tersebut memiliki kemampuan buat menciptakan imbas nan bhineka sebab lomo camera memang merupakan "single photographic effect camera" atau "kamera dengan imbas fotografi tunggal." Seperti SuperSampler nan spesifik bisa menghasilkan empat foto sekaligus dalam sekali foto, dengan imbas berseri atau berkesinambungan (panorama).
Berbeda dengan Fisheye nan menghasilkan foto dengan fokus pengambilan gambar hingga 170 derajat, sehingga menciptakan pemandangan atau gambar hampir melingkar sempurna.
Berbagai macam film pun diciptakan buat bisa dikombinasikan secara bebas dengan tipe-tipe kamera di atas, sehingga bisa menghasilkan imbas tambahan nan bhineka pula. Lomografi kini seperti cabang tersendiri dari fotografi sebab komunitas pecinta kamera ini semakin banyak dan berkembang di negara-negara di berbagai belahan dunia.
Lomografi mengusung motto " Don"t Think, Just Shoot !" dan bahkan memiliki anggaran tersendiri nan dikenal dengan Ten Golden Rules of Lomography . Sebagian bahkan menganggap bahwa lomografi merupakan suatu gerakan seni.
Pandangan ini muncul sebab jika orang awam atau pecinta fotografi pada umumnya menganggap kesalahan imbas nan muncul pada suatu foto sebagai "foto nan jelek," sementara para pecinta lomografi justru memanfaatkan setting yang salah tersebut buat menciptakan satu jenis foto tersendiri.
Kini berbagai galeri seni lomografi, pameran, dan kontes-kontes, atau perlombaan foto lomografi menyebar di berbagai belahan dunia. Berbagai situs penyedia layanan informasi seputar lomografi pun tercipta. Terbentuknya berbagai komunitas lokal juga mulai mewabah.
Dengan adanya kamera digital dan semakin canggihnya imbas nan bisa dihasilkan secara langsung olehnya (termasuk efek-efek nan dihasilkan oleh lomo camera itu sendiri), atau adanya DSLR dengan filter-filter spesifik atau lensa spesifik penghasil efek-efek eksklusif tersebut, tak lantas menghilangkan atau menggeser keberadaan cabang fotografi ini. Sebab, seni fotografi manual atau analog masih banyak memiliki penggemar setianya.
Mereka berpandangan bahwa kamera analog itu memiliki romantisme tersendiri. Sebuah buku bahkan terbit dari pemikiran ini, "Manual Cameras are Romantic, Digital Cameras are Democratic." Selama pandangan itu masih memiliki inang, selama itu pula lomografi masih memiliki loka di kancah fotografi dunia.
Teknik Seni Lomografi atau Tips Menggunakan Lomo Camera
Jika Anda membaca artikel ini dan kemudian tertarik buat mendalami lomografi ini, mungkin inilah saatnya. Lomografi ini dapat menjadi hobi nan menarik dan menyenangkan serta tak sulit buat melakukannya. Tidak perlu terlalu risi mengenai dapat atau tak bisa. Setiap orang niscaya memulai sesuatu sebagai seorang amatir. Namun dalam perjalanannya, seiring dengan banyaknya pengalaman nan didapat, suatu saat niscaya dapat menjadi seorang profesional. Yang terpenting ialah mau mencoba dulu.
Berikut tips-tips berlomografi atau memoto dengan lomo camera nan mungkin bisa mendukung pertimbangan Anda buat menyelami salah satu cabang unik fotografi ini.
1. Hasil foto bisa dicetak
Satu hal nan paling krusial nan perlu Anda ketahui dahulu ialah kamera ini menggunakan format film baku global roll 35 mm. Karenanya, Anda tak perlu khawatir. Foto hasil jepretan Anda bisa dicetak di seluruh studio foto atau lab. foto di seluruh global di mana pun Anda berada;
2. Pilih "senjata" Anda
Seperti nan telah dijelaskan sebelumnya, lomo camera merupakan "single photographic effect camera", nan hanya bisa menghasilkan satu jenis imbas buat setiap kamera. Berbeda kamera, berbeda penggunaan, fitur, dan efeknya. Efek-efek nan dapat dipilih seperti multifoto, panorama, colorful flashes, light leaks, vignettes, rocket sprockets, fisheye sight, saturated colors, off colors, off hue, the like, double exposure, long shot exposure, wide angle, dan lain sebagainya.
3. Pilih film buat kamera Anda
Selain kameranya sendiri, filmnya pun bermacam-macam. Seperti kameranya, setiap film memiliki ciri imbas nan dihasilkan bermacam-macam pula. Beda kamera, beda rekombinasi film, maka beda pula imbas nan didapat.
Untuk tipenya, ada Lomography Pro, Colorplus, Agfa Portrait, Sensia, Solid Gold, Infra red, low or high ISOs, thin 17mm, 110mm, 120mm, smaller, atau bahkan rare-developed films, atau juga expired film, dan lain-lain. Tetapi buat permulaannya, mungkin Anda akan lebih memilih buat latihan terlebih dahulu menggunakan film 35 mm standar. Hal ini buat mencegah kerugian finansial sebab film dengan efek-efek eksklusif jelas mahal harganya, nan akan Anda dapatkan dari kesalahan rekombinasi kamera-film dan kegagalan penghasilan gambar dari foto nan Anda ambil.
4. Mulailah bereskperimen!
Long exposures, double exposures, multiple exposures, multiple shots, light painting, red scalling, atau teknik foto apa pun dapat Anda gunakan dengan kombinasi kamera dan film nan telah Anda pilih. Berkreasilah dan gambar nan unik dan keren pun dapat Anda hasilkan!
Kemudian, tidak lupa Ten Golden Rules of Lomography (Sepuluh Teknik Emas Lomografi) nan dapat Anda praktikkan atau bahkan Anda langgar!, yaitu sebagai berikut.
- Satu nan pasti, bawa kamera Anda kemana pun Anda pergi!
- Gunakan kapan saja, tak usah pedulikan apakah itu siang atau malam.
- Anggap bahwa lomografi bukanlah merupakan satu interferensi dalam hayati Anda, tetapi merupakan bagian tidak terpisahkan darinya.
- Cobalah buat memotret dari berbagai sudut pengambilan gambar (angle).
- Dekati objek foto Anda sedekat mungkin.
- Jangan berpikir!
- Lakukan dengan cepat!
- Anda tak perlu merasa harus langsung mengetahui hasil potret Anda.
- Ataupun mereka-reka hasilnya.
- Acuhkan aturan-aturan fotografi apa pun!
Jadi bagaimana, apakah Anda siap berlomografi? Kalau siap, berarti Anda perlu lomo camera sekarang! Bersedia…. siap…. dan lakukan!!