Motto dan Taktik Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Bagi Anda kaum muslim, memilih sekolah tinggi berciri Islam nan berkualitas demi generasi muda tentunya menjadi hal nan penting. UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat, Jakarta, dapat menjadi salah satu alternatif terbaik bagi Anda. Reputasi UIN Syarif Hidayatullah dalam memberikan kontribusi pendidikan bagi generasi penerus bangsa memang sudah dikenal masyarakat luas.
Sejarah berdirinya universitas-universitas Islam di Indonesia sebenarnya sudah mulai dirintis sejak zaman penjajahan Belanda. Adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo seorang cendekiawan muslim, nan pertama kali mencetuskan gagasan buat membuat pendidikan tinggi Islam dengan istilah Pesantren Luhur. Namun Belanda mengagalkan usahanya ini.
Sekolah Tinggi Islam akhirnya sukses didirikan lima tahun sebelum Indonesia merdeka. Meski demikian, dampak Jepang mengambil alih Nusantara sebagai jajahannya, STI sempat berhenti. Namun semangat umat Islam buat menyelenggarakan pendidikan tinggi bagi umatnya, membuat mereka tidak kenal menyerah dan membentuk Forum Pendidikan Tinggi Agama nan berbasis di Jakarta. Drs. H. Mohammad Hatta dilantik sebagai ketua dengan sekretarisnya ialah Mohammad Natsir. Forum tersebut kembali menghidupkan STI.
Abdul Kahar Muzakar pernah tercatat memimpin STI pada 1945. STI disokong tokoh-tokoh muslim kawakan seperti Moh. Hatta, Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, dan lain-lain. Kemudian ketika ibu kota negara dipindahkan ke Yogyakarta pada 1946, STI mengikuti dengan memindahkan pusatnya ke Yogyakarta. STI Yogyakarta inilah kemudian nan menjadi cikal bakal Universitas Islam Indonesia (UII) nan hingga kini bertempat di Yogyakarta. Sebelum berubah nama menjadi UII, STI sempat dikenal dengan nama PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri).
Ketika agama Islam semakin berkembang pesat di tanah air dan kebutuhan akan tenaga pengajar agama Islam semakin banyak, Departemen Agama pada 1950-an membangun Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) nan bertempat di Jakarta. ADIA Jakarta ini nan kemudian hari berubah nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah. Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah juga sama dengan tanggal peresmian ADIA yaitu 1 Juni 1957.
Kurikulum nan diberikan di PTAIN maupun di ADIA sebenarnya tak jauh berbeda. Hanya saja kurikulum di ADIA mendapat tambahan beberapa mata kuliah nan mendukung demi kepentingan mencetak output tenaga fungsional.
Mata kuliah nan diajarkan itu ialah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Generik dan Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat.
Seiring dengan perkembangan semakin banyaknya mahasiswa nan menuntut ilmu agama Islam, maka muncul pemikiran buat mengembangkan kualitas pendidikan agama Islam baik dari kualitas maupun kuantitas. Oleh sebab itu, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun 1960, maka sejak saat itu ADIA nan berada di Jakarta dengan PTAIN nan berlokasi di Yogyakarta digabung secara integral di bawah satu forum nan sama. Kemudian nama nan digunakan ialah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Al-Jami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah. Sejak saat itulah IAIN Syarif Hidayatullah juga mulai dikenal masyarakat luas.
UIN Syarif Hidayatullah - IAIN dan Mandat nan Lebih Luas
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta nan kemudian bertransformasi menjadi UIN Syarif Hidayatullah, dianggap bukan hanya sebagai "Jendela Islam di Indonesia" melainkan juga sebagai simbol kemajuan pembangunan di bidang sosial-keagamaan. Karena memiliki mandat dan tanggung jawab nan lebih luas, maka IAIN Syarif Hidayatullah semakin memperbaiki dan mengembangkan diri dan mengubah dirinya menjadi UIN Syarif Hidayatullah.
Langkah-langkah strategis buat menjadi UIN Syarif Hidayatullah mulai dirintis sejak kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. Hal itu ditandai antara lain dengan membuka beberapa jurusan baru seperti nan terjadi di Fakultas Tarbiyah dengan menambah Psikologi dan Pendidikan Matematika, kemudian pada Fakultas Syariah menambah jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam mulai tahun ajaran 1988/1999.
Bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pada 2000, UIN Syarif Hidayatullah kembali membuka program studi baru, yaitu Agribisnis dan Teknik Informatika. Selain itu, ada pula penambahan program studi Manajemen dan Akuntansi.
Kemudian pada 2001, pemerintah menadatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) nan terdiri dari Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama nan memberikan rekomendasi perubahan bentuk dari IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah.
Segera setelah SKB tersebut ditandatangani, Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan rekomendasi buat membuka 12 program studi baru, yaitu Program Studi Ilmu Sosial dan Eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi.
Keputusan Presiden akan rancangan perubahan bentuk dari IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah itu juga telah dipertimbangkan oleh Menteri Eksploitasi Aparatur Negara RI dan Dirjen Aturan Departemen Keuangan RI. Rekomendasi nan dikeluarkan kemudian digunakan sebagai dasar bagi Presiden mengeluarkan keputusan baru nan meresmikan IAIN Syarif Hidayatullah menjadi UIN Syarif Hidayatullah sejak 20 Mei 2002.
Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan No 1338/D/T/2004 tentang izin menyelenggarakan program studi kesehatan masyarakat, maka UIN Syarif Hidayatullah kemudian membuka program studi Kesehatan Masyarakat (S-1) tercatat sejak 19 Mei 2004.
Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah
Visi
Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan.
Misi
- Menghasilkan sarjana nan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global.
- Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan buat mengembangkan dan mengitegrasikan aspek keislaman, keilmuan dan keindonesiaan.
- Meningkatkan kualitas penelitian dan darma nan bermanfaat bagi kepentingan keilmuan dan kemasyarakatan.
- Membangun good university governance dan manajemen nan profesional dalam mengelola sumber daya perguruan tinggi sehingga menghasilkan pelayanan prima kepada sivitas akademika dan masyarakat.
- Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerjasama dengan forum nasional, regional, maupun internasional.
Tujuan
- Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat nan memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional nan bisa menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, baik bidang keagamaan, sosial, maupun sains dan teknologi.
- Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya buat meningkatkan tingkat kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Motto dan Taktik Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Motto nan dipegang oleh UIN Syarif Hidayatullah ialah knowledge, piety, integrity . Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr. Komaruddin Hidayat, ialah pencetus pertama motto ini dalam pidatonya di acara wisuda Sarjana ke-67 tahun ajaran 2006/2007.
Knowledge atau pengetahuan mengandung makna bahwa UIN Syarif Hidayatullah memegang teguh komitmen mencerdaskan generasi penerus bangsa dan buat terus secara kreatif mengembangan inovasi. UIN Hidayatullah akan terus mengembangkan riset demi kemajuan bangsa.
Nilai-nilai keislaman harus dirumuskan secara seiring sejalan dengan global modern dan rasa nasionalisme atau kecintaan terhadap tanah air. Hal itu diwujudkan dalam program-program studi keislaman, studi sosial politik, sains dan teknologi.
Sementara itu, piety berarti UIN Syarif Hidayatullah bertekad membangun kualitas kepribadian dan karakter bangsa melalui kesalehan nan tercermin di kalangan sivitas akademika. Kesalahen ini harus meliputi kesalehan individual dan sosial. Kesalehan ialah hal dasar dalam menjalin interaksi sosial dengan sesama secara luas.
Motto nan terakhir adalah integrity nan mengandung semangat menjadikan kampus madani, yaitu kampus nan berkarakter kuat, memiliki ilmu nan luas dan dalam, menghasilkan lulusan nan berkualitas dan melayani dengan tulus.
Reputasi UIN Syarif Hidayatullah dikenal sebagai tolok ukur perkembangan pendidikan Islam, perkembangan pembelajaran, penelitian, maupun juga kerja-kerja sosial nan dilakukan kaum cendekiawan muslin di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang keilmuan.
Cita-cita UIN Syarif Hidayatullah ialah menjadi universitas riset terkemuka dan juga sebagai universitas nan berkelas internasional. Riset atau penelitian memang seharusnya menjadi landasan normatif bagi para sivitas akademika baik mahasiswa maupun dosen pengajar. Diharapkan tradisi riset ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia nan merupakan produk perguruan tinggi nan unggul dan mendapat apresiasi masyarakat secara luas.
Selain itu, dalam rangka mewujudkan universitas kelas dunia, UIN Syarif Hidayatullah juga secara monoton dan berkelanjutan konsisten buat menjalin kolaborasi dengan universitas-universitas tersohor dunia. Ada berbagai jalur kolaborasi nan dilakukan, mulai dari program pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, hingga program darma masyarakat bersama. Kolaborasi ini diharapkan membantu UIN Syarif Hidayatullah mendapat nama di global internasional dan diakui sebagai salah satu universitas terbaik dunia.