Teknik Fotografi Panning

Teknik Fotografi Panning

Fotografi ialah salah satu dari sekian banyak hobi nan sedang popular pada saat ini, dan juga hobi nan sangat menarik buat direkomendasikan bagi semua orang dan strata usia, pria-wanita maupun tua-muda. Bahkan tidak sporadis mereka mengambil kelas belajar fotografi pemula atau sibuk membaca tutorial belajar fotografi pemula.

Menjadi seorang fotografer handal dan memiliki high quality , sangat membutuhkan banyak kesabaran, mata artistik, teknis know-hows dan tentu saja berlatih dan berlatih.

Dan dari hal tersebut, tak sedikit tentunya fotografer nan berkembang dari nan mulanya hanya hobi memfoto menjadi seorang profesional nan mendapat bayaran atau digaji besar buat melakukan apa nan mereka cintai.



Perkembangan Kamera dari Masa ke Masa

Untuk mendapatkan foto nan pas, kita tentu saja memerlukan kamera sebagai alat buat mengambil gambarnya. Proses pengukurannya sendiri kian berkembang dari masa ke masa, sinkron dengan perkembangan kamera tersebut. Berikut ini perkembangan kamera dari awal sampai nan terkini.



1. Kamera Niepce

Kamera kotak lemari ditemukan oleh Joseph Nicephore Niepce dan terkenal dengan nama kamera Niepce. Kamera nan besarnya satu kotak lemari ini ditemukan pada tahun 1826. Tentu saja, kita tak dapat membayangkan kamera ini seperti nan kita pegang sekarang.

Kandang burung lebih sinkron buat menggambarkan bentuk kotak kamera Niepce. Dia mencoba membuat kamera dengan menggunakan lempengan timah dan hasil gambar nan masih sangat kabur.



2. Kamera Mammoth

Merupakan kamera saku pertama nan diciptakan pada awal abad ke-20. Kamera ini sangat besar sampai mencapai ukuran 1.400 pon atau mencapai 635 kg. Adapun berat lensanya mencapai 500 pon atau setara dengan 226 kg.

Pencipta kamera ini tak bisa dideteksi namanya dan hanya dikatakan kamera mammoth nan mengambil dari nama gajah purba. Kamera ini diciptakan oleh seorang pakar gambar.

Sungguh, kita tidak akan dapat "narsis-narsisan" ataupun bisa mencetaknya dengan ukuran foto eksklusif jika saat ini masih menggunakan mammoth. Karena buat mengoperasikannya diperlukan kolaborasi lima belas orang dengan jumlah bahan kimia buat mencetak sebesar +/- 10 galon tinta.



3. Kamera Digital

Pelopor kamera digital nan pertama kali ialah Kodak dengan seri DSC 100 dan resolusinya kurang dari 1 megapixel. Kemudian, tampillah Fuji nan bekerja sama dengan Nikon sehingga muncullah Fuji-Nikon E-2 nan memiliki resolusi 1,3 megapixel. Seiring berkembangnya teknologi, teknologi kamera pun terus berkembang dan semakin bagus hasil potretnya.

Jika dulu kita menggunakan film dan harus dicetak buat mengetahui hasil gambar nan diambil, sekarang tak lagi. Sekarang ini, memotret lebih praktis dan jauh dari pemborosan film dan tinta. Karena kamera digital sudah menggunakan memory card atau kartu memori buat menyimpan gambar nan diambil.

Kita juga dapat menghapus langsung hasil foto nan tak bagus. Jika ingin mencetaknya dengan ukuran foto tertentu, tinggal di- print saja dengan kertas foto. Penyimpanan foto juga dilakukan bukan dengan cara cetak, tetapi disimpan di dalam komputer, laptop, USB flash drive , ponsel, memory card , dan lain-lain.

Kamera digital terdiri atas dua macam, yaitu kamera pocket atau kamera saku dan kamera SLR. Berikut ini ialah sebagian dari istilah-istilah teknik fotografi nan dapat kita jadikan patokan dasar.



Teknik Fotografi Shutter Speed atau Kecepatan Rana

Kalau Anda punya kamera, lihat saja ke lensa. Kecepatan menutup dan membuka disebutnya rana. Ibarat tirai jendela. Rana ialah sensor buat menangkap gambar. Kalau Anda punya kamera (bukan kamera digital), tertera tulisan shutter speed dan angka 250,125,60,30,15.

Pada kamera digital poket atau memakai ponsel kamera, teknik fotografi ini tak bisa dipergunakan, gambar akan tampak blur. Kecuali, pada kamera digital poket tersebut memang tersedia fasilitas antishake . Masih banyak contoh lainnya.



Teknik Fotografi Panning

Memotret objek diam menjadikannya seolah-olah bergerak. Shutter speed rendah gambar akan tampak shaking -goyang. Lebih mudahnya gunakan setelan di atas 30 atau 1/30 detik dan sebaiknya menggunakan tripod (tiga kaki penyangga kamera).



Teknik Fotografi Aperture

Aperture ialah komponen lensa nan berfungsi mengatur intensitas cahaya. Aperture ini dikenal juga dengan istilah diafragma lensa lubang lingkaran atau segi tertentu. Diafragma ini ibarat bola mata kita-pupil kita dapat kecil, dapat pula membesar ketika melihat sebuah objek. Supaya gambar bagus, shutter speed dan aperture harus seimbang.



Teknik Fotografi Dynamic Range

Istilah ini mengacu kepada rentang disparitas gelap dan terang. Kamera Canon EOS 1-D Mark III mempunyai dynamic range sekitar 11 stop. Misalkan, ada objek foto langit biru di siang hari, tetapi gambarnya orangnya gelap. Teknik ini dapat diatasi dengan High Dynamic Range (HDR), Gradual ND Filter.



Teknik Fotografi Teknik Bouncing Flash

Teknik fotografi ini mengarahkan flash ke ruangan. Umumnya teknik ini digunakan buat memotret bagian dalam ruangan (indoor).



Teknik Fotografi pada Kamera Nikon CLS

Teknik fotografi nan ada pada kamera Nikon CLS ( Creative Lighting System ) dapat dipergunakan buat buku manual. Pada kamera Canon, namanya E-TTL. Fungsinya buat mengatur pencahayaan.



Teknik Fotografi ISO

Setelan ISO nilai nan kecil saja. Teknik fotografi ini cocok buat memudahkan pemotretan dengan objeknya ialah lanskap-melebar. Auto ISO ini ialah setelah otomatis-penyesuaian ruangan. Di dalam atau di luar. Nilai nan tertera 1,1/15, 1/30, 1/60, dan 1/125. Misal 1/125 nilai nan tinggi mencegah blur.



Teknik Fotografi Slow Speed

Teknik fotografi slow speed juga menimbulkan kesan atraktif. Dapat juga dengan teknik fotografi bulb seperti merekam momen bintang-bintang di langit. Jadi, walaupun bintang jauh dan malam hari, hal itu masih bisa kita lihat-foto.



Teknik Fotografi Tripod

Teknik fotografi tripod ialah menggunakan alat bantu penyangga kamera. Umumnya tiga kaki. Hal ini dibutuhkan agar objek foto ketika difoto tampak normal. Misal, kita ingin memotret harimau nan sedang berlari. Tripod ini berfungsi agar pegangan kamera kokoh.



Tips Belajar Fotografi

Untuk membantu Anda, para pembaca nan tertarik atau mungkin berminat buat menjadi seorang fotografer, berikut ini ialah beberapa tips belajar fotografi pemula nan mudah-mudahan akan membantu Anda dalam menciptakan jepretan nan menarik:



1. Memilih Kamera nan Tepat

Seorang fotografer sangat berkaitan erat dengan sebuah benda artistik nan dikenal dengan nama kamera. Bisa dikatakan, kamera ialah senjatanya, kamera ialah hidupnya. Oleh sebab itu, merupakan hal nan sangat krusial pada saat memilih kamera nan tepat buat mengabadikan sesuatu menjadi foto-foto nan sempurna.

Ada terdapat banyak jenis kamera nan bisa dipilih sinkron dengan aturan atau biaya nan Anda miliki. Dan ingatlah selalu bahwa kamera nan terbaik tak selamanya kamera nan berharga mahal. Bukan alat dan benda menciptakan foto nan latif dan mengagumkan, melainkan skill atau kemampuan.



2. Pilih Lensa nan Sesuai

Bagi Anda nan masih pada termin belajar, bisa memulai dengan dua lensa: nan pertama dari 28mm ke 80mm dan nan kedua dari 80mm sampai 270mm. Ada berbagai jenis lensa, yakni nan normal sudut lebar, zoom dan lensa makro.



3. Memilih Kecepatan Film nan Tepat

Aturan generik tentang kecepatan film adalah, semakin tinggi angka ISO, semakin cepat film. Cepat ISO ialah buat tindakan cepat seperti olahraga atau buat tunas di mana ada kurang cahaya. Untuk tunas dengan kelimpahan cahaya, ISO 100 0r 200 akan baik-baik saja.



4. Membedakan Jenis Film

Sudah tentu kita harus memilih film nan tepat. Film juga merupakan hal nan sangat penting, sebab gambar nan dijepret akan disimpan di sini. Jenis film nan paling umum, nan sering digunakan ialah film-film rona hitam dan putih.



5. Menyeimbangkan Warna

Film harus selalu disesuaikan dengan sumber pencahayaan, buat menghasilkan gambar nan diharapkan. Berbeda dengan mata manusia, film melihat rona cahaya nan berbeda. Apabila cahaya dan film tak cocok, rona nan akan keluar kemungkinan salah.

Pada dasarnya, fotografi sama layaknya hobi-hobi lainnya, yaitu harus dilakukan dengan penuh kecintaan, tanpa paksaan dan harus datang dari lubuk hati sendiri. Dan tentu saja, salah satu kunci terpenting dalam belajar fotografi pemula agar menjadi lebih mahir dan hasil jepretan lebih memuaskan, ialah berlatih. Ya, berlatih, berlatih, dan terus berlatih. Jangan pernah menggangap telah menjadi nan terbaik.

Ingat, practices make perfect , bukan?