Gejala Diabetes

Gejala Diabetes

Penyakit diabetes saat ini banyak disebut pembunuh dalam selimut. Departemen Kesehatan telah mengeluarkan data bahwa 3000 orang di Indonesia meninggal sebab diabetes.

WHO melansir data pada tahun 2009 di Indonesia 8 juta penduduknya menderita penyakit diabetes. Hal ini menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-4 di global sebagai Negara dengan jumlah penduduk penderita diabetes terbesar di dunia.

Bahkan prediksi di tahun 2025 penderita diabetes mencapai 21 juta jiwa. Dengan prosentase 50% penderitanya tak sadar bahwa ia menderita diabetes dan hanya 30% nan secara aktif cek kesehatannya ke dokter.

Minimnya informasi menjadi penyebab terlambatnya penanganan penyakit diabetes bagi pengidapnya. Oleh karena itu pentingnya mengenal penyakit diabetes sejak dini amat diperlukan.



Apa itu Diabetes?

Diabetes banyak dikenal dengan sebutan penyakit kencing manis. Setiap asupan makanan di dalam tubuh akan berubah menjadi energi. Salah satu energi nan dihasilkan ialah glukosa.

Glukosa masuk dalam jenis karbohidrat nan menghasilkan energi bagi tubuh. Glukosa dibakar oleh insulin nan dihasilkan oleh pankreas buat menjadi energi. Dalam penyakit diabetes fungsi pankreas mulai melemah sehingga tak bisa melepaskan insulin nan berguna buat membakar glukosa menjadi energi.

Keadaan ini menjadikan menumpuknya jumlah glukosa dalam darah. Sehingga memicu gula darah menjadi tinggi. Hal inilah nan menyebabkan seseorang menderita diabetes.



Gejala Diabetes

Gejalanya diabetes pada penderita bisa diketahui sejak dini. Karena glukosa berlebih dalam darah dan insulin tak mampu menyerap glukosa penderita akan memiliki gejala seperti berikut.

  1. Sering buang air kecil. Terutama saat malam hari Anda terbangun hingga beberapa kali buat buang air kecil. Biasanya hal ini terjadi hampir setiap malam.
  2. Karena gula darah meningkat maka tubuh akan terasa cepat panas. Penderita diabetes akan sering merasa sangat haus
  3. Energi nan dihasilkan dari penyerapan glukosa nan dilakukan oleh insulin terganggu, maka tubuh akan memberi frekuwensi lapar buat mengisi energi kembali. Penderita selalu merasa cepat lapar walaupun jeda antara waktu makan berdekatan. Apabila terus terjadi penderita diabetes bisa mengalami obesitas.
  4. Apabila produksi insulin terganggu dan terus berlangsung bisa menyebabkan penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tak ada usaha menurunkan berat badan. Karena gula tak bisa diserap sel-sel maka tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri.
  5. Kesemutan pada kaki dan tangan sering terjadi.
  6. Kulit menjadi gatal dan terjadi bisul nan biasanya menyerang daerah kaki. Apabila sampai menjadi luka sembuhnya membutuhkan waktu nan lama.
  7. Karena sering terbangun saat malam hari buat buang air kecil tidur akan tak nyenyak. Konduite ini bisa mengubah menjadi mudah tersinggung atau cepat marah.
  8. Pada pagi hari tubuh mulai aktif mengolah glukosa. Kelebihan gula dalam darah menyebabkan mudah merasa lelah dan merasakan mengantuk nan sangat saat pagi hari.

Sebaiknya apabila Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas sebaiknya segera melakukan pengecekan ke dokter secara rutin. Karena pada dasarnya penyakit diabetes bisa diatasi dengan melakukan gaya hayati sehat dan memperhatikan gizi makanan nan masuk ke dalam tubuh.

Mengurangi asupan karbohidrat dan makanan nan manis juga menjadi solusi mengontrol gula darah agar tetap normal didalam darah.



Jenis Diabetes

Terdapat dua jenis penyakit diabetes. Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Keduanya berkaitan dengan kurangnya insulin dalam tubuh.

  1. Diabetes tipe 1. Yang terjadi ialah tak bisanya pangkreas dalam memproduksi insulin. Faktor faktor penyebab diabetes ini, yaitu faktor keturunan dan genetika merupakan dampak terbesar sesorang mengidap diabetes tipe 1. Apabila kedua orang tua atau salah satu ada nan mengidapnya maka keturunannya kemungkinan besar mengidapnya juga.

    Tubuh nan mengimun terhadap sel nya sendiri dalam hal ini nan terjadi di pangkreas juga penyebab diabetes tipe ini. Kerusakan dampak zat kimia atau virus juga bisa menjadi penyebab seseorang mengidap diabetes tipe ini. Untuk mengobati diabetes tipe ini harus dilakukan injeksi insulin.

    Apakah dapat melalui obat minum? Ini sangat kecil pengaruhnya sebab obat akan hancur di lambung. Cara lain ialah dengan memperbaiki fungsi kerja pangkreas. Apabila bisa bekerja secara normal kembali penderita diabetes pada tipe ini bisa kembali sehat kembali.
  1. Diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe ini pankreas masih menghasilkan insulin namun sedikit. Sehingga tubuh masih kekurangan insulin buat menyerap gula dalam darah. 95 % penderita diabetes mengidap diabetes tipe 2.

    Dalam hal ini pankreas dapat menghasilkan insulin namun tak cukup sebab diserap oleh lemak-lemak dalam tubuh. Ini terjadi sebab gaya hayati penderitanya nan tak memperhatikan asupan gizi dalam makanannya. Faktor-faktor penyebabnya antara lain ialah keturunan atau ada saudara kandung nan menderita diabetes.

    Gaya hayati kurang berolahraga ditambah dengan sering mengkonsumsi makanan cepat saji nan banyak mengandung kolesterol atau lemak nan tinggi. Obesitas atau kegemukan juga menjadi penyebab diabetes tipe 2 ini. Pengobatan diabetes tipe 2 ialah dengan diet nan baik.

    Dalam kondisi eksklusif dokter biasanya memberikan pil nan bisa memaksa pankreas menghasilkan insulin lebih banyak. Namun hal ini tak baik buat dilakukan terus menerus. Gaya hayati nan sehat harus dilakukan oleh penderita diabetes tipe ini.

Mengendalikan gula darah dalam darah sebab kurangnya penyerapan insulin dalam pankreas cara terbaik buat hayati sehat dengan diabetes. Karena obat diabetes memang tak ada.



Perokok Jangan dulu Gembira

Jadi ada pula kaitannya, kita tahu dan telah sering membaca, merokok ialah berbahaya bagi kesehatan. Tapi ini tak cukup pembuka mata, meskipun kita melihat statistik dan pembacaan pada sejumlah resiko dan kematian dampak merokok.

Jadi mari kita hadapi itu lagi, merokok ialah berbahaya bagi kesehatan dan juga berkontribusi terhadap risiko diabetes. Nikotin, zat beracun primer dalam rokok, telah menjadi penyebab buat memicu taraf glukosa darah.

Mari kita periksa beberapa fakta tentang nikotin dan risiko diabetes, berdasarkan penelitian dan percobaan.

Hal ini mengamati bahwa orang dengan diabetes dan nan merokok mengalami kerusakan lagi di toko. Ada percobaan dan penelitian nan telah membuktikan bahwa nikotin meningkatkan kadar gula darah. Sebuah percobaan laboratorium menguji sampel darah manusia dengan gula dengan berbagai jumlah nikotin dalam setiap sampel.

Hemoglobin A1C diamati. Ini ialah contoh dari hemoglobin nan menunjukkan jumlah persentase, dari sel-sel darah nan telah terpasang molekul glukosa. Diamati bahwa dalam tes A1C buat nikotin diabetes memiliki imbas positif pada glukosa dan taraf HbA1C meningkat dengan jumlah peningkatan nikotin. Peningkatan jumlah nikotin secara bertahap menunjukkan peningkatan sel darah dengan molekul glukosa.

Diamati bahwa nikotin bisa menyebabkan kondisi nan disebut pra-diabetes, di mana tubuh mengembangkan resistensi terhadap insulin. Studi telah membuktikan bahwa perokok lebih rentan terhadap risiko diabetes.

Kaitannya di sini, dapat dipersempit menjadi hormon nan disebut kortisol. Kortisol ialah hormon merasa-baik, apa nan bisa memberikan Anda perasaan ringan dan lapang setelah merokok. Tingginya taraf kortisol memicu resistensi insulin.

Jadi jelaslah bahwa nikotin dan risiko diabetes SANGAT TERKAIT dan nikotin nan meningkatkan risiko diabetes pada perokok. Bagi orang nan sudah terkena diabetes, merokok akan memperburuk komplikasi.

Untuk penderita diabetes, merokok sama berbahaya seperti makan gula dan permen. Begitu juga meningkatkan risiko diabetes nikotin? Jawabannya ialah ya, itu tidak. Kami berharap hal ini telah merangsang pikiran Anda pada bagaimana merokok vegitu jelek dapat, dan nan telah menaklukkan puncak-puncak dari semua masalah kesehatan nan mungkin terjadi. Jadi mengapa ambil risiko?

Perlahan-lahan Anda harus mengurangi asupan nikotin, tak hanya akan membantu mengendalikan diabetes, tetapi akan membuat Anda hayati lebih sehat. Demikian, sekilas info penyakit diabetes, J.