Gejala
Menurut data WHO, negara kita Indonesia masuk dalam klasifikasi daerah endemis sebab banyaknya penderita Hepatitis B di sini. Oleh karena itu berbagai macam pencegahan dilakukan pemerintah buat mengurangi angka penderita, termasuk juga memberikan tindakan penyembuhan Hepatitis B nan terbaik.
Penularan / Transmisi
Penularan Hepatitis B lebih kompleks dari pada jenis Hepatitis lainnya. Antara lain, melalui ibu hamil pada janin, melalui interaksi seksual dengan penderita, penggunaan jarum suntik secara bersama, proses hemodialisa atau cuci darah nan terkandung virus, sentuhan kulit dengan penderita nan ter luka , ciuman bibir (melalui air liur dan lendir) dan berbagai media lainnya nan berhubungan dengan penderita.
Gejala
Sejak proses penetrasi virus ke dalam tubuh manusia, sampai timbul gejala awal memakan waktu cukup lama. Beberapa penderita merasakan gangguan seperti mual dan muntah hingga nafsu makan berkurang. Ini nan menyebabkan asupan gizi menjadi berkurang dan penderita makin kurus. Sakit pada perut juga sering dialami penderita. Mereka pun merasa indolen dan lemas sebab gangguan penyerapan karbohidrat. Kulit dan mata terlihat menguning, serta air kencing menjadi kecoklatan.
Penyembuhan
Penyembuhan Hepatitis B hampir sama seperti proses penyembuhan penderita Hepatitis nan lain. Karena penyebab penyakit ini ialah virus, maka sampai saat ini sebenarnya obat buat membunuh virus tersebut masih belum ditemukan.
Penanganan nan biasanya dilakukan adalah, pasien harus melakukan istirahat total atau Tirah Baring. Pemugaran asupan gizi juga hal primer nan selalu dilakukan tenaga medis. Diet cukup kalori akan diberikan selama masa penyembuhan. Makanan bergizi lainnya juga wajib dikonsumsi oleh penderita buat meningkatkan ketahanan tubuhnya, hingga mampu melawan virus Hepatitis.
Pencegahan
Selain tindakan penyembuhan Hepatitis B di atas, melakukan pencegahan ialah hal nan sangat krusial dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Mengingat predikat endemik nan diberikan oleh WHO .
Karena penularan virus Hepatitis B dapat terjadi dengan cara kontak secara langsung atau pun tak langsung, maka pencegahan nan harus dilakukan ialah melakukan gaya hayati sehat dan juga memperbaiki sistem sanitasi lingkungan.
Tinja atau feses dan air seni merupakan salah satu bagian dimana virus bisa ditemukan. Sehingga menjaga sistem sanitasi sangat perlu selain mencegah timbulnya berbagai penyakit lain.