Kurva Produksi

Kurva Produksi

Perusahaan nan bertindak sebagai produsen, tentu memerlukan proses produksi. Proses produksi suatu perusahaan akan berkaitan erat dengan kemajuan sebuah perusahaan. Pasalnya jika proses produksi ditangani dengan tak baik, akan sangat berbahaya bagi perusahaan. Ketika proses produksi telah direncanakan dan dibuat, akan lebih memudahkan bagi tim nan memeriksanya jika dibuatkan semacam kurva produksi .

Sebelum membahas tentang kurva nan memperlihatkan citra proses produksi, teori produksi akan lebih dulu dijelaskan. Klarifikasi tentang teori produksi merupakan landasan dari berbagai kegiatan produksi, termasuk dalam pembuatan kurva sebuah proses produksi. Teori produksi ini lahir dari pemikiran para pakar di bidangnya. Mereka menciptakan ini sebagai sebuah patokan.



Teori Produksi

Teori produksi merupakan keterkaitan antara taraf produsen suatu barang dengan jumlah tenaga kerja nan digunakan. Hal tersebut berarti tenaga kerja akan dijadikan alat ukur buat mengetahui apakah proses produksi mengalami kemajuan atau kemuduran. Semakin berkualitas tenaga kerja nan dimiliki, proses produksi juga akan berjalan dengan baik.

Dalam produksi, modal, tenaga kerja, alat-alat sangat dibutuhkan buat menunjang pembuatan suatu barang. Terdapat tiga konsep produksi nan terpenting dalam proses produksi, hal tersebut meliputi:

  1. Produksi total (total product-TP) merupakan jumlah total output selama kurun waktu tertentu. Produk total akan berubah menurut banyak atau sedikitnya faktor produksi variable nan digunakan jika satu faktor produksi dijaga konstan.
  1. Produk rata-rata (Average Product) merupakan hasil dari produk total (TP) dibagi dengan jumlah unit faktor produksi variable (L). Secara sistematis bisa dituliskan seperti ini: AP=TP/L.
  1. Produk marjinal atau marginal product (MP) merupakan tambahan produk total disebabkan terjadinya penambahan penggunaan satu unit faktor produksi variable. Berikut bila dituliskan secara sistematis, MP= ΔP/ΔL. Tanda ∆ merupakan tanda buat perubahan.

Menurut hukum pertambahan hasil nan semakin berkurang (the law of dimishing returns) jika input faktor produksi terus bertambah, tambahan produk total akan semakin berkurang. Sampai pada titik tertentu, hasil produksi akan mencapai taraf maksimum dan kemudian menurun.

Hal ini berarti ketika terjadi penambahan unit produksi, akan terjadi peningkatan, namun hal tersebut memiliki titik puncak. Ketika sudah berada pada titik tertentu, akan terjadi kontinu (tidak lagi memberikan tambahan hasil nan sebanding).

Secara sederhana, hukum pertambahan hasil semakin berkurang, bila suatu perusahaan dengan empat orang karyawan menghasilkan sandal jepit sebanyak delapan pasang. Ketika karyawan bertambah menjadi lima orang, sandal jepit nan dihasilkan jadi dua belas.

Lalu ketika pegawai ditambahkan lagi menjadi enam, hasil sandal jepitnya jadi delapan belas. Sampai pada penambahan karyawan menjadi tujuh, hasil produksi tetap delapan belas. Namun, ketika karyawan ditambah lagi menjadi delapan, hasil produksi bertambah menjadi enam belas.

Mengapa hal tersebut terjadi? Karena pada klimaks pencapaian jumlah produk terjadi kestabilan, nan buat proses produksi selanjutnya, produksi marginal sudah menjadi negatif.



Periode Produksi

Periode produksi dan biaya dibagi menjadi dua. Hal tersebut berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan jangka pendek. Periode produksi dan biaya jangka pendek berhubungan dengan produk marginal. Produk marginal berhubungan dengan tambahan output atau produk total dampak tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan faktor produksi variabel .

Misalnya saja dalam satu perubahan nan terjadi dalam perusahaan, nan berhubungan dengan proses produksi, ialah penambahan tenaga kerja. Hal tersebut tentu akan mengubah hasil produksi. Walaupun dalam titik eksklusif akan terjadi kontinu kemudian penurunan pada hasil produksi.

Periode produksi dan biaya jangka panjang merupakan planning produksi jangka panjang sebuah perusahaan. Misalnya saja penggantian alat produksi atau penambahan mesin nan membantu produksi.



Kurva Produksi

Kurva nan menggambarkan proses Produksi (total physical production fungtion atau biasa disingkat TPP) merupakan kurva nan menunjukkan interaksi produksi total dengan satu input variabel, sedangkan input nan lainnya dianggap tetap. Input tetap biasa dilambangkan ‘k’ merupakan modal. Sedangkan buat input variable dilambangkan ‘L’ nan merupakan tenaga kerja. Dari hal tersebut akan didapat perumusan seperti di bawah ini:

Tpp= F(x)

X = merupakan jumlah input variabel nan digunakan pada saat proses produksi.

Pada saat proses produksi nan dimaksud ialah tenaga kerja (i), maka akan menjadi sebagai berikut.

Y= F (i)

Y = merupakan taraf output, sedangkan I merupakan jumlah tenaga kerja nan dipakai pada saat proses produksi.

Setelah membicarakan input, kita akan beralih pada output. Output rata-rata per unit nan digunakan dalam produksi disebut produksi rata-rata (Average Physical Productivity). Jadi kurva produksi rata-rata per unit input pada berbagai taraf menggunakan input tersebut.

Pertumbuhan ekonomi secara matematis bisa dihitung menggunakan kurva kemungkinan produksi. Kurva ini merupakan citra berbagai kemungkinan kombinasi maksimum jumlah output nan dihasilkan oleh suatu perusahaan atau negara dalam waktu tertentu.

Y merupakan modal, sedangkan X merupakan barang konsumsi. Jika PPc menjauhi sumbu 0, barang kapital dan barang konsumsi nan dihasilkan suatu negara/perusahaan bertambah. Hal tersebut dikarenakan ketika PPC menjauhi angka nol, nan dituju ialah angka nan lebih tinggi.



Kurva Proses Produksi Rata-rata

Kurva proses produksi rata-rata dan produk marjinal menunjukkan interaksi nan searah (posistif). Hal tersebut berarti produk rata-rata dan produk marginal memiliki keterkaitan nan saling membantu. Hal ini bisa dilihat pada kurva. Jika kurva produk rata-rata naik, kurva produk marjinal terletak di atas. Hal sebaliknya juga terjadi. Jika kurva proses produksi rata-rata turun, kurva produk marjinal juga terletak di bawahnya.

Keterkaitan antara taraf produksi dan jumlah tenaga kerja nan digunakan bisa dituliskan menjadi tiga tahap, yakni:

Produksi total menjadi pertumbuhan nan sangat cepat. Hal tersebut terjadi bila terjadi penambahan tenaga kerja namun salah satu inputnya tetap (konstan).
Produksi total bertambah semakin kecil dari waktu ke waktu. Hal tersebut terjadi sebab pada titik eksklusif akan terjadi pengurangan produksi nan mempengaruhi produksi marjinal. Produksi total dari waktu ke waktu akan semakin berkurang.

Bentuk kurva total produksi akan terlihat konkaf ke atas. Hal ini terjadi apabila tenaga kerja nan digunakan terlalu sedikit.

Kurva proses produksi marginal, ketika menambah tenaga kerja, produksi total tak akan bertambah seperti sebelumnya. Hal tersebut akan memperlihatkan kurva marginal nan monoton menurun, dan kurva proses produksi total mulai cebung ke atas. Bertambahnya produksi rata-rata dilihat dari kurva proses produksi rata-rata nan bergerak ke atas.

Secara mudahnya kurva biaya marjinal berbentuk U, sedangkan kurva produk marginal berbentuk U terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk marjinal mencapai maksimum. Kedua kurva ini memang memiliki titik terbalik nan berhubungan.

Istilah tentang kurva produksi ini niscaya menjadi istilah nan akrab di kalangan pekerja. Sebuah produksi nan dilakukan oleh perusahaan niscaya sangat memerhatikan konvoi nan ada pada kurva tersebut. Ini berkaitan dengan fungsi kurva proses produksi itu sendiri. Semoga bermanfaat!