Spesifikasi
Sungguh membanggakan. Tak semua peralatan militer Indonesia diimpor dari negeri adi daya atau dari negara nan memiliki teknologi tempur lebih maju, tapi ada pula nan hasil produksi anak negeri sendiri. Salah satunya ialah senjata artileri medan nan berfungsi sebagai peluncur roket.
Peluncur Roket NDL-40
Peluncur roket berteknologi tinggi ini murni hasil rakitan dan rekayasa tenaga pakar dari dalam negeri. Namanya NDL-40 atau lebih dikenal dengan nama LAU 97. Senjata peluncur roket ini diproduksi oleh PT. Dirgantara Indonesia – dulu lebih popular dengan Industri Pesawat Terbang Nurtanio.
Tak perlu heran setidaknya perusahaan nan mengadopsi teknologi canggih ini telah sejak lama berada di bawah kendali seorang pakar pesawat terbang nan juga mantan menristek dan mantan wapres dan presiden Indonesia, Bahruddin Jusuf Habibie. Sebagai seorang teknokrat, B.J. Habibie memang sudah diakui kemampuannya oleh global internasional.
Peluncur roket NDL-40 ini menggunakan peluru sistem multi luncur FFAR 2.75” nan diproduksi oleh IPTN sendiri. NDL-40 ini memiliki kemampuan meluncurkan 40 roket dari 40 tabung luncur secara berurutan dengan rentang antara peluncuran roket pertama ke roket kedua selang 0.1 sampai 9.9 detik buat setiap roketnya.
Dengan kemampuan canggihnya tersebut, NDL-40 diasumsikan mampu menghancurkan sebuah daerah seluas 120.000 meter persegi. Kemampuan luncur NDL-40 ini mampu menjangkau target sejauh 6 km.
Spesifikasi
Spesifikasi dari NDL-40 ini di antaranya ialah memiliki sistem peluncur seberat 740 kg, sistem kontrol penembakan seberat 10 kg, sistem bidik beratnya 4.5 kg, dan komando sistem kontrol penembakan seberat 2 kg. Dengan spesifikasi tersebut, NDL-40 memiliki sistem penglihatan lebih dari 6.500 mil dan bisa dipergunakan baik ground to ground maupun s urface to ground .
Tabung dari peluncur roket ini nan panjangnya 3.595 mm dengan lebar 1.995 mm memiliki daya tahan sampai dengan 400 kali penembakan, dengan sistem perawatan nan mudah. Hal serupa juga buat ketahanan dari sistem detainer dan contactor yang sama-sama dapat tahan sampai 4.000 kali penembakan. NDL-40 dilengkapi dengan sistem kontrol penembakan secara individual, dengan dimensi panjang 265 mm, tinggi 150 mm memiliki lebar 140 mm.
Dengan sumber daya alam nan melimpah dan sumber daya manusia nan juga banyak dan kompeten, sebenarnya Indonesia dapat terus menciptakan peralatan militer canggih tanpa tergantung kepada negara-negara maju.
Dari taraf kecakapan dan keahlian rekayasa teknologi, tidak sedikit pakar dari Indonesia nan sudah mendapat pengakuan dari global internasional. Hanya saja perhatian pemerintah sendiri dalam menyediakan dana buat peralatan militer ini masih kurang, sehingga peralatan militer Indonesia didominasi oleh peralatan nan sudah tua.