Macam-Macam Industri
Pergerakan dan kestabilitasan ekonomi suatu negara tak terlepas dari peranan macam macam industri di negara tersebut. Secara tak langsung, kegiatan industri berandil besar dalam pemberantasan kemiskinan dan pengangguran. Maka dari itu, setiap pengusaha maupun buruh nan bekerja pada suatu industri selayaknya berkolaborasi dengan baik agar laba dapat dirasakan bersama.
Sejarah Industri
Catatan sejarah mengabadikan di ingatan kita bagaimana awalnya tercipta suatu industri. Dulunya, kegiatan industri dimulai ketika program bangsa Inggris nan ingin mengganti penggunaan tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Program ini dilakukan ketika abad ke-18 dan dinamakan dengan Revolusi Industri. Program ini diinspirasi dari hasil temuan James Watt di tahun 1764 berupa mesin uap.
Para penguasa Inggris kala itu mulai berpikir bahwa cara kerja mesin nan terbilang lebih cepat dibandingkan bila menggunakan tenaga manusia akan mampu menghasil produk dengan jumlah nan lebih besar dalam waktu singkat. Dengan demikian akan berdampak pada efisiensi waktu, namun tak mengurangi keuntungan nan ingin diperoleh.
Masih menyangkut latar belakang terjadinya revolusi di Inggris kala itu, bangsa Inggris merasa bahwa mereka memang membutuhkan pembaruan dalam bidang produksi. Sebab, mereka tak ingin kekayaan alam nan melimpah di negeri mereka seperti biji besi dan batu bara terabaikan sia-sia begitu saja.
Oleh sebab itulah, bangsa Inggris semakin konfiden bahwa revolusi Industri benar-benar harus di terapkan di negaranya, maka pada masa itu pergantian tenaga manusia dengan mesin pun dimulai. Dan, puncak kelancarannya terjadi sekitar tahun 1800 di mana semakin banyak mesin-mesin berbahan listrik dan uap nan diciptakan oleh para penemu.
Para pemegang kapital nan termasuk dalam golongan borjuis mempekerjakan banyak buruh buat membantu kelancaran proses kegiatan produksi dan membangun gedung-gedung besar sebagai loka proses produksi suatu produk.
Gedung-gedung besar tersebut kemudian dinamakan manufaktur dan penyebutannya masih kita gunakan hingga saat ini. Di manufaktur-manufaktur itulah industrialisasi dimulai.
Semakin lama perkembangan revolusi industri semakin meluas dan berkembang sangat cepat. Revolusi industri sendiri memicu taraf produksi nan tinggi dan pemasaran nan besar-besaran, menciptakan ide tentang automatisasi, serta pergesaran orientasi perekonomian dari produksi barang ke produksi jasa.
Sebenarnya, ada hal-hal nan mempengaruhi perkembangan revolusi industri ini antara lain, bertambahnya penggunaan mesin, efisiensi penggunaan batu bara, semakin meluasnya sistem perbankan, dan perkreditan saat itu, serta perkembangan alat transportasi dan komunikasi nan memudahkan sistem distribusi dan promosi.
Berkaca dari pengalaman Inggris dengan keberhasilan revolusi Industrinya, negara "Adi Daya" Amerika pun mengekor gerakan nan sama. Industrialisasi di Amerika dimulai tahun 1804 bertepatan ketika Oliver Evans mengembangkan mesin uap bertekanan tinggi nan bisa digunakan buat kapal dan kegiatan produksi di pabrik.
Semakin lama, industrialisasi di Amerika pun semakin pesat tidak kalah dengan Inggris. Apalagi pada tahun 1814 bermunculan pedagang-pedagang kaya nan tergabung dalam Boston Asociates membentuk Boston Manufacturing Company dan pabrik pertamanya di Waltham, Massachusets.
Sedangkan di Indonesia, era industri dimulai jaman Kolonial Belanda. Ketika itu industrialisasi dimulai saat permintaan akan ekspor gula ke Eropa semakin meningkat. Dengan peningkatan permintaan gula di Eropa, maka disewalah pabrik milik etnis Cina sebagai loka buat melakukan proses produksi gula.
Awalnya, proses pengolahan tebu menjadi gula menggunakan cara-cara tradisional nan membutuhkan tenaga besar manusia. Prosesnya seperti mengepress tebu pada dua alat berbentuk silinder nan saling berhimpitan.
Lalu, tebu nan dipress akan mengeluarkan sari tebu nan akan dikeringkan hingga menjadi gula. Namun ternyata, cara seperti itu dirasa tak cukup efektif dan efisien buat memproduksi gula dalam jumlah besar.
Jadi, berbekal kapital dari pengusaha-pengusaha tenaga manusia dialihkan dengan menggunakan tenaga mesin penggiling tebu. Dari latar belakang seperti itulah kemudian Industrialisasi di Indonsia semakin lama semakin berkembang.
Macam-Macam Industri
Semakin berjalannya waktu dan peradaban semakin modern, maka bermunculan macam macam industri dengan pengklasifikasiannya sendiri-sendiri. Di antaranya, yakni sebagai berikut.
1. Industri berdasarkan jumlah besar kecilnya modal.
- Industri padat karya, yaitu industri nan kegiatannya lebih menitikberatkan pada pengerahan sejumlah besar tenaga kerja atau buruh dalam proses operasional dan pembangunanya.
- Industri padat modal, yaitu industri nan kegiatannya didukung dengan kapital besar buat kelancaran operasional dan pembangunannya.
2. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya
- Industri mesin dan logam dasar, yaitu industri nan penggunaan bahan-bahan bakunya tak terlepas dari bahan logam dan mesin. Contohnya industri pesawat terbang, industri mobil, industri tekstil.
- Industri kecil, yaitu industri nan skala hasil produksinya kecil, pemanfaatan tenaga kerjanya sedikit, dan kapital nan terbatas. Contohnya industri makanan ringan, industri lampu teplok, industri kerupuk, indusutri es, atau industri minyak goreng curah.
- Aneka industri, yaitu industri nan hasil produksinya terdiri dari majemuk jenis barang. Misalnya, industri baju nan memproduksi celana, baju, jaket, dan lain-lain. Atau dapat juga seperti industri makanan dan minuman nan memproduksi kue-kue kering dan minuman kemasan.
- Industri kimia dasar, yaitu industri nan sudah dapat dipastikan menggunakan bahan-bahan kimia buat menghasilkan produknya. Contohnya industri obat-obatan, industri pupuk, industri semen, atau industri kertas.
3. Industri berdasarkan loka bahan baku.
- Industri ekstraktif, yaitu industri nan bahan bakunya diperoleh dari kekayaan alam sekitar. Contohnya industri pertanian, industri perkebunan, industri perhutanan, industri perikanan, industri pertambangan.
- Industri non ekstraktif, yaitu industri nan bahan bakunya selain dari alam sekitar juga diperoleh dari loka lain.
- Industri fasilitatif, yaitu industri nan produk utamanya berbentuk jasa dan ditawarkan kepada para konsumen . Contohnya, industri perbankan, industri asuransi, industri ekspedisi, industri transportasi, dan industri di bidang komunikasi.
4. Industri berdasarkan jumlah tenaga kerjanya
- Industri rumah tangga, yaitu industri nan jumlah pekerjanya 1-4 orang saja.
- Industri kecil, yaitu industri nan jumlah pekerjanya sekitar 5-19 orang saja.
- Industri sedang atau industri menengah, yaitu industri nan jumlah pekerjanya berjumlah 20-99 orang.
- Industri besar, yaitu industri nan jumlah pekerjanya antara 100 orang atau lebih.
5. Industri berdasarkan produktivitas perorangan
- Industri primer, yaitu industri nan produk hasil produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya industri pertanian, industri perkebunan, industri perikanan, dan industri peternakan.
- Industri sekunder, yaitu industri nan bahan mentahnya diolah, sehingga menghasilkan barang-barang buat diolah kembali. Contohnya industri pemintalan benang sutra, industri komponen elektronik .
- Industri tersier, yaitu industri nan produknya berupa layanan jasa. Contohnya, industri pelayanan perawatan kesehatan, industri salon atau sanggar kecantikan.
6. Industri berdasarkan pemilihan lokasi.
- Industri nan berorientasi pada pasar, yaitu industri nan didirikan berdasarkan minat beli masyarakat terhadap suatu produk atau jasa tertentu.
- Industri nan berorientasi pada tenaga kerja, yaitu industri nan didirikan di daerah-derah pemukiman pada penduduk. Tujuannya agar lebih mudah menjaring calon tenaga kerja nan membutuhkan pekerjaan.
- Industri nan berorientasi pada bahan baku, yaitu industri nan didirikan di lokasi terdekat dengan bahan-bahan standar nan dibutuhkan.
Demikianlah artikel nan mengupas sejarah, perkembangan, dan macam industri di Indonesia. Semoga uaraian tersebut bermanfaat dan manambah wawasan Anda mengenai global industri.