Balapan Liar Meresahkan Warga
Balapan liar kini terjadi di banyak tempat. Sangat mudah menyaksikan balapan liar terutama di malam hari. Sejumlah kendaraan bermotor biasanya mengadakan balapan liar dan aksi kebut-kebutan di jalan raya tanpa mengindahkan keselamatan dirinya dan para pengguna jalan lainnya.
Fenomena Balapan Liar
Peserta balapan liar umumnya ialah pengendara sepeda motor. Mereka berkumpul di suatu jalan nan sudah dipilih sebelumnya. Pertimbangan dalam memilih loka balapan liar didasarkan oleh banyak faktor. Yang jelas, lebih sepi jalan tentu akan lebih menyenangkan bagi para pembalap liar ini buat beraksi. Itulah sebabnya mereka lebih suka melakukan balapan liar menjelang tengah malam. Yang tidak kalah krusial adalah, jalan haruslah jauh dari kantor polisi.
Balapan liar kadang terjadi seminggu sekali, biasanya pada malam minggu. Saat beraksi, para “pembalap” dadakan itu pun berubah menjadi raja jalanan. Menekan gas sedalam-dalamnya dan melakukan berbagai aksi buat dapat memenangkan balapan liar.
Mereka tak akan peduli jika di depan ada pengendara lain. Tujuan utamanya ialah memenangkan balapan liar nan digelar saat itu. Mereka bahkan mengabaikan keselamatan orang lain dan keselamatan diri sendiri. Motor di geber hingga batas maksimal dengan kecepatan nan gila-gilaan. Tujuan utamanya hanya satu: berlomba mencapai garis finis di depan.
Balapan liar ini tak sporadis merenggut korban. Entah si pembalapnya sendiri atau pun pemakai jalan lainnya. Anehnya, kegiatan balapan liar ini tetap berlangsung. Bahkan para penonton kadang jauh lebih bersemangat menyemangati jagoannya ketimbang saat menyaksikan balapan resmi di televisi. Apakah mungkin sebab hal ini dilakukan sembunyi-sembunyi sehingga memicu adrenalin?
Balapan liar menjadi semacam cara para pelakunya buat menyalurkan hasrat buat beraksi di jalanan. Ada nan mengakui terus-terang kalau dia tadinya bercita-cita menjadi pembalap. Akan tetapi, ketiadaan dana dijadikan 'kambing hitam' penyebab kegagalannya meraih cita-cita tersebut. Impian buat menjadi penerus Valentino Rossi pun harus dikubur dalam-dalam.
Para pembalap ini memang betul-betul bernyali besar. Mereka tak memikirkan bahwa membalap dengan berbagai pengaman sekalipun tak pernah benar-benar aman. Selalu terjadi kesalahan nan memakan korban jiwa. Sayangnya, hal itu tak menjadi bahan pertimbangan sama sekali.
Para peserta balapan liar ini nyaris tak ada nan memakai helm. Padahal helm akan sangat dibutuhkan buat menjaga keselamatan kepala jika terjadi benturan. Belum lagi ditambah dengan suara knalpot nan luar biasa kencang dan memekakkan telinga.
Para pembalap ini sama sekali tak takut akan kehilangan nyawa. Mereka melaju dengan kecepatan tinggi. Mereka mempunyai tujuan nan sama, ingin menjadi pemenang balapan liar.
Para penonton nan menyemangati pun tak mau kalah. Mereka memberi semangat dengan tepuk tangan atau teriakan. Penonton tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki saja. banyak remaja perempuan nan berteriak tidak kalah kencang dari teman-teman lelakinya.
Acara balapan liar seperti ini biasanya disemarakkan dengan taruhan uang. Nilainya bermacam-macam, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan. Juga ada gengsi nan dipertaruhkan di sana. Semakin berbahaya aksi nan ditempuh, semakin tinggi pula taruhannya. Dan tentu saja menaikkan gengsi sang pembalap.
Ada pembalap nan memang menjadikan acara ini sebagai salah satu cara mencari nafkah. Mungkin dianggap lebih mudah mendapat sejumlah uang dengan cara memenangkan balapan. Makanya, balapan liar anti dengan helm dan lampu sign. Semua nan berbau pelengkap keamanan dijauhkan dari para peserta balap. Seolah-olah memakai piranti keamanan akan menurunkan harga diri mereka. Dan itu terjadi di mana-mana. Balapan dengan helm malah sepertinya tak menarik.
Tak cuma itu, balapan liar pun kadang dilengkapi dengan suguhan adegan akrobatik para pembalap nan sangat mendebarkan. Kita nan menonton pun dapat lupa menarik napas saking ngerinya. Sepertinya, semakin bahaya aksi nan digelar, semakin kencang pula sorak-sorai para penonton di pinggir jalan.
Fenomena balapan liar tak hanya milik pemuda-pemuda kota besar saja. Sekarang, di pelosok-pelosok tanah air pun balapan seperti itu banyak dilaksanakan. Dengan alasan mencari hiburan atau melakukan hobi, kebut-kebutan di jalan raya pun dijadikan pilihan.
Tak hanya peserta nan terus bertambah, penonton pun sama. Mereka begitu antusias melihat pembalap jagoannya beraksi menantang maut. Mungkin sama sekali tak memikirkan kerasnya aspal nan siap menyambut jika mereka terjatuh dari motornya nan melaju kencang.
Meski berisiko dan sangat berbahaya, balapan liar tak pernah surut. Malah jumlahnya kian meningkat saja. Padahal aksi semacam ini merugikan banyak orang, tidak sekadar pembalap itu sendiri, warga sekitar pun merasa terganggu dengan aksi seperti ini. Namun mereka tak peduli.
Selain mempertaruhkan uang, gengsi, dan harga diri, para pembalap ini juga mempertaruhkan kehormatan komunitas nan mereka ikuti. Umumnya memang anak-anak muda ini tergabung dalam komunitas motor atau bengkel tertentu. Jika dapat memenangkan sebuah balapan liar, otomatis mereka juga akan mengangkat komunitas motornya sehingga lebih terkenal. Dampaknya, para penonton nan menyaksikan pun dapat tertarik buat bergabung di komunitas tersebut.
Hal senada juga baerlaku bagi bengkel tertentu, di mana pemenang balapan liar itu menjadi anggota komunitasnya. Biasanya, kemenangan pembalapnya juga membuat nama bengkel ikut terangkat. Imbasnya pun cukup positif, menambah pelanggan. Karena promosi model begini ternyata dianggap cukup ampuh.
Balapan Liar Meresahkan Warga
Balapan liar ini mengganggu masyarakat loka dilaksanakan aksi menantang maut ini. Yang jelas, warga pun menjadi enggan dan cemas jika harus ke luar rumah saat terjadi balapan liar. Takut menjadi korban atau malah menyebabkan kecelakaan. Para pembalap ini seolah mempunyai nyawa berlapis-lapis, sama sekali tak pernah merasa gentar akan celaka.
Saat memacu motornya, mereka dengan seenaknya melaju di jalanan tanpa mempedulikan orang lain. Pejalan kaki atau pengendara lain tak dipedulikan. Mereka akan menyalip tanpa kenal takut sehingga pengguna jalan sering justru harus menghindar dan akhirnya celaka. Belum lagi suara knalpot nan memekakkan telinga. Dan sorak-sorai serta teriakan penonton di tengah malam. Bukankah semuanya sangat mengganggu ketenteraman orang nan ingin berangkat tidur?
Tingkah para pelaku balapan liar ini memang meresahkan. Tak hanya bagi warga sekitar, namun juga bagi pihak berwajib. Karena memang aksi para “pembalap” ini dianggap sudah merugikan banyak pengguna jalan lainnya. Jadi, tak heran kalau masyarakat akhirnya mendesak pihak kepolisian buat mengambil tindakan tegas seputar masalah ini. Kadang warga terpaksa turun ke jalan beramai-ramai buat mengusir para pembalap jalanan ini.
Polisi sudah berupaya membubarkan balapan liar dan menangkap para pembalapnya. Namun sepertinya hal ini belumlah cukup. Balapan liar masih terus terjadi secara rutin. Makin lama malah makin berani saja. Belakangan ini, balapan tidak hanya digelar di jalan-jalan sepi. Kini, para pembalap nekat itu justru melakukan aksinya di jalan primer di Jakarta! Mereka memulai balapan di bawah jembatan kereta Gambir hingga memutar di depan Istana Negara.
Rupanya penjagaan istana oleh Paspampres tak membuat anak-anak muda ini ciut nyalinya. Jangan-jangan mereka justru semakin semangat sebab justru menunjukkan nyali nan besar. Jika sudah begini, mungkin taruhannya pun bernilai sangat tinggi.
Polda Metro Jaya akhirnya membuka call center nan akan menerima pengaduan masyarakat jika ada nan menggelar balapan liar di jalan raya. Tujuannya tentu saja buat mencegah balapan seperti ini terus berlangsung. Jika kebetulan ada nan melihat terjadi balapan liar di jalan raya, polisi berharap segera menghubungi call center . Dengan informasi nan akurat, pihak kepolisian berharap mereka bisa berbuat banyak buat menghentikan balapan liar seperti ini.