Ciri-Ciri Organisasi
Kepribadian seseorang tak dapat dibentuk oleh pendidikan formal. Setidaknya, hal itulah nan diyakini oleh mereka nan telah merasakan kegunaan berorganisasi. Arti organisasi secara bebas kurang lebih seperti itu. Berorganisasi sama dengan mendidik kita buat jadi makhluk sosial. Dengan berorganisasi, kita diajari cara menghargai pendapat dan disparitas serta cara memimpin nan baik.
Arti Organisasi
Organisasi menurut para pakar sosial memiliki arti nan bebeda-beda. Stoner, misalnya. Organisasi menurutnya ialah satu pola interaksi nan berada pada satu pengaruh manajer buat mencapai tujuan bersama. Sementara menurut James D. Mooney, organisasi ialah sebuah persatuan nan tujuan akhirnya buat bersama tanpa mementingkan siapa nan berhak memimpin.
Sementara itu, menurut Chester I. Bernard, suatu serikat sudah dapat dikatakan organisasi bila sudah dihuni oleh dua orang atau lebih. Tiap-tiap orang rasa-rasanya bebas mendefinisikan sebuah organisasi. Satu benang merah dari keberagaman arti organisasi menurut para pakar ialah sebagai loka buat bersosial, berkumpul, menyampaikan beberapa ide, menyalurkan aspirasinya buat kepentingan bersama.
Selain itu, organisasi sekaligus sebagai sebuah wadah buat belajar bagaimana cara bersikap di lingkungan luas. Organisasi sendiri terbagi dalam dua jenis. Organisasi formal dan informal. Perbedaannya terletak pada kegunaan. Organisasi formal tentu saja organisasi nan dibentuk buat berbagai kegiatan formal, seperti sekolah, LBH (Lembaga Donasi Hukum), dan negara.
Sebaliknya, organisasi informal tentu saja dibentuk secara tak formal. Biasanya, para anggota organisasi informal, bahkan, tak sadar telah membentuk sebuah organisasi. Contohnya, ibu-ibu arisan, geng-geng atau sekumpulan siswa-siswa SMA, atau sekelompok pendaki gunung.
Pentingnya Sebuah Organisasi
Organisasi ialah kumpulan dua orang atau lebih nan memiliki visi dan misi nan sama terhadap suatu hal dan bekerja sama buat mewujudkan visi dan misi tersebut. Contoh organisasi ialah organisasi kepenulisan Lembaga Lingkar Pena (FLP), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), organisasi para petani, organisasi para pedagang, Organisasi Partai Politik, (Orpol), organisasi ikatan dokter Indonesia (IDI), dan lain-lain.
Semua organisasi nan dicontohkan tersebut memiliki visi dan misi nan sama. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tak mungkin organisasi kepenulisan berisi orang-orang nan tak suka menulis, sama seperti organisasi petani pedagang, dan nan lainnya.
Setiap organisasi niscaya memiliki keterkaitan antara satu anggota dengan anggota lainnya. Baik dalam satu ketertarikan minat nan sama (contoh: organisasi penulis FLP), satu jalur pekerjaan atau kegiatan nan berkesinambungan atau berhubungan (IDI dengan ikatan pengusaha rumah sakit nasional), kemudian organisasi petani dengan para pengusaha pupuk, dan seterusnya.
Jadi tak mungkin saja tak semua organisasi memiliki anggota organisasi nan satu profesi. Tapi nan sahih adalah, dapat sama dapat juga saling berhubungan profesi satu dengan nan lainnya. Inilah sedikit banyak nan dimaksud dengan arti organisasi.
Ciri-Ciri Organisasi
Sebuah organisasi biasanya memiliki ciri-ciri atau bukti diri buat dikenali. Ciri-ciri organisasi ialah sebagai berikut.
- Perkumpulan tersebut akan bertambah besar. Yang membuatnya menjadi besar tentu saja orang-orang nan tergabung di dalamnya. Mereka biasanya menciptakan sesuatu nan akhirnya berdampak pada kemajuan organisasinya tersebut.
- Organisasi juga membutuhkan pengelolaan data. Hal itu dilakukan agar kegiatan nan diciptakan sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik dan tentu akan sangat membuahkan hasil nan baik bila pengelolaan data dapat dilakukan secara cepat.
- Sebuah organisasi formal tentunya memiliki susunan kepengurusan, berbeda dengan organisasi informal. Para pengurus organisasi tersebut akan ikut memajukan organisasinya bila kinerja mereka lebih intensif dan efektif.
- Sebuah organisasi akan lebih diakui keberadaannya oleh masyarakat luas bila bidang atau permasalahan nan menjadi cakupan organisasi tersebut cenderung lebih spesial. Misalnya, sebuah Forum Donasi Hukum atau YLKI (Yayasan Forum Konsumen Indonesia).
- Organisasi harus atau selayaknya memiliki asas dalam melakukan berbagai kegiatannya. Karakteristik ini biasanya dimiliki oleh organisasi jenis formal.
- Tentu saja memiliki anggota, minimal dua orang.
- Terjalin kerjasama dan komunikasi antara anggota satu dan nan lain.
- Memiliki tujuan akhir nan ingin dicapai oleh bersama.
Dinamika organisasi
Organisasi ialah sebuah keluarga nan memiliki banyak anggota. Dalam organisasi ada nan disebut ketua organisasi nan tanggung jawabnya serupa dengan kepala keluarga. Ada pemimpin dan ada pula nan dipimpin. Idealnya, antara pemimpin dan nan dipimpin memang harus seiring dan sejalan agar organisasi semakin maju dan berkembang.
Kenyataannya, kita sering berbenturan dengan anggota organisasi lain. Tentunya, banyak kepala, banyak isinya, banyak kepentingan, dan banyak pula keinginannya. Itulah nan disebut arti organisasi . Dalam sebuah organisasi, tidak pelak harus lurus-lurus saja dan adem ayem tentrem .
Ada kalanya, sebuah kepentingan satu orang berbenturan dengan kepentingan nan lain. Ada juga konflik nan tercipta antaranggota sebab disparitas karakter. Pada dasarnya, berikut ini ialah beberapa hal nan ada dalam arti organisasi.
- Persaingan antaranggota buat menunjukkan kelebihan masing-masing.
- Benturan antara kepentingan pribadi dan organisasi.
- Ambisi terselubung buat "kudeta".
- Ingin menguasai organisasi buat kepentingan pribadi.
- Konflik antaranggota sebab disparitas karakter.
- Adanya senioritas.
- Adanya anggota nan mulai tak komitmen dengan organisasi.
- Menjadikan organisasi sebagai kuda tunggangan, dalam mencapai keinginan pribadi.
- Memperalat organisasi demi mempromosikan usahanya sendiri.
- Menjadikan organisasi sebagai kedok, bagi permasalahan pribadi.
Beberapa poin tersebut ialah contoh kecil arti organisasi. Bahkan beberapa gejolak nan ada di dalam organisasi nan sarat dinamika tersebut, kadangkala sangat tak nyaman bagi anggota lainnya. Karena terkesan ada beberapa gejolak nan sifatnya merugikan dan tak bersifat kebersamaan. Namun justru lebih mementingkan urusan pribadi sendiri.
Namun pada kenyataannya, dinamika pada organisasi memang sangat majemuk dan bervariasi. Dan faktanya semua dinamika nan seperti itu memang ada, dan kerap ditemui dalam semua organisasi nan ada. Karena sifat manusia nan tak semuanya lurus dalam berkiprah. Sekalipun organisasi tersebut sifatnya ialah buat humanisme belaka.
Tujuan Kemajuan Organisasi
Memang sahih kadangkala, konflik itu diperlukan dalam sebuah hubungan. Baik interaksi antara suami dan istri, interaksi kakak dan adik, interaksi antara sahabat, termasuk interaksi antara personal nan ada di organisasi tersebut. Bayangkan bila dalam sebuah organisasi tak ada konflik. Tentu organisasi akan berjalan datar dan tak menyenangkan.
Yang menjadi masalah ialah bukan kepada konflik nan tercipta sebab itu ialah bagian dari arti organisasi . Yang menjadi masalah ialah bagaimana cara menyikapinya. Konflik ada bukan buat meremukkan organisasi, justru sebaliknya. Dengan adanya konflik nan muncul, diharapkan bisa mendewasakan diri para anggotanya. Karena konflik mengharuskan setiap anggota organisasi moved on dari tujuan pribadi kepada tujuan organisasi. Dan mengharuskan semua fokus terhadap keutuhan organisasi tersebut.
Dengan adanya konflik, kita akan semakin tahu karakter tiap-tiap anggota dan kita juga tahu bagaimana cara menyikapinya. Yang tak boleh ada ialah bila konflik tersebut dibawa keluar dari jalurnya sebab hal tersebut dapat memecahkan solidaritas antara anggota organisasi.
Jadi, masihkah dinamika dalam organisasi dianggap sebagai sesuatu nan menghambat kemajuan organisasi? Malah justru sebaliknya, arti organisasi merupakan sebuah seni dalam organisasi.