dan Pengasuhnya
Ketika kecil, pernahkah orang tua Anda mendongeng tentang Nabi Musa? Ya, kisah seorang bayi nan dihanyutkan dan kemudian dirawat oleh istri Fir'aun. Kisah tentang Nabi Musa ini sering kita jumpai. Baik dalam media cetak seperti buku dongeng atau dalam media elektronik misalnya film. Dalam tulisan ini, penulis memaparkan kisah Nabi Musa dan hikmahnya secara lengkap tapi singkat.
Kisah Kelahiran Nabi Musa
Anda semua niscaya ingin mengetahui kisah Nabi Musa ketika masih bayi kan? Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub dan beribukan Yukabad. Nabi Musa lahir dari kalangan Bani Israil nan pada saat itu dalam kekuasaan Raja Fir'aun nan sangat kejam dan juga dzalim.
Fir'aun selalu menjalankan negaranya dengan kekerasan dan kesewenang-wenangan. Kehidupan rakyatnya senantiasa tak kondusif dan dicekam rasa ketakutan. Fir'aun nan tengah dimabuk kekuasaan dan bergelimang banyak harta mengukuhkan diri sebagai tuhan nan patut di sembah oleh rakyatnya.
Dalam kisah Nabi Musa disebutkan bahwa suatu hari, Fir'aun dikejutkan dengan ramalan seorang pakar nujum kerajaaan nan mengatakan bahwa, akan terlahir bayi laki-laki dari Bani Israil nan kelak akan menjadi musuh kerajaan dan akan membinasakannya. Fir'aunpun murka, dikeluarkan perintah keji agar membunuh setiap bayi laki-laki nan dilahirkan di lingkungan kerajaan Mesir. Hal itu dilakukan agar Fir'aun terhindar dari ramalan pakar nujum tersebut.
Hampir setiap hari, pengawal dan tentara kerajaan masuk dari rumah ke rumah dan menyelidiki setiap perempuan nan hamil dan melahirkan. Hal itu membuat Fir'aun merasa tenang sebab wilayah kerajaannya telah higienis dan tak ada bayi laki-laki nan masih hidup. Namun ia lupa akan kekuasaan Allah SWT nan tak mampu dicegah ataupun dihalangi oleh apapun dan juga siapapun.
Dari sinilah kisah Nabi Musa dimulai. Di waktu nan bersamaan dengan Undang-undang nan melarang bayi laki-laki hidup, ibu Musa tengah mengandung dan sudah hampir melahirkan. Dia sangat sedih mendengar peraturan Fir'aun, meskipun dia tak tahu apakah anaknya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Untuk menghindari pengawal kerajaan, Yukabad terpaksa bersembunyi saja di rumahnya. Betapa terkejutnya manakala mengetahui bahwa bayi nan dilahirkan berjenis kelamin laki-laki.
Kisah Nabi Musa di Istana Fir'aun
Ini merupakan kisah Nabi Musa tatkala sang ibu dilanda kepanikan nan luar biasa setelah mengetahui anaknya berjenis kelamin laki-laki. Di tengah kepanikannya, Yukabad berusaha sembunyi dari mata-mata nan selalu mengintai dari rumah ke rumah. Namun ia konfiden bahwa anaknya akan dapat bertahan hidup, dia berusaha menyelamatkan anaknya dari kekejaman Fir'aun.
Dari kisah tersebut, kita semakin konfiden akan kuasa Allah SWT, Musa kecil dapat bertahan hayati di tengah ketatnya penjagaan para pengawal dan tentara-tentara Fir'aun nan selalu mengawasi telatah rakyatnya. Kemudian, Allah mewahyukan kepada Ibu Nabi Musa agar memasukkan Musa kecil ke dalam peti dan menghanyutkan di Sungai Nil.
Dengan tenang, Yukabad mengikuti petunjuk Allah. Dimasukkan Nabi Musa kecil ke dalam peti. Dengan perasaan sedih ia menghanyutkan anaknya ke sungai. Dengan perasaan cemas, ia terus mengawasi genre sungai nan membawa bayinya.
Peti itu terus meluncur mengikuti genre sungai dan berhenti tepat di depan istana Raja Fir'aun. Di saat bersamaan, istri Raja Fir'aun melihat peti tersebut dan mengambilnya. Betapa cemas hati Ibu Nabi Musa tatkala mengetahui anaknya berada di Istana. Dia takut kalau anaknya akan dibunuh oleh Raja Fir'aun.
Tapi nan terjadi sungguh di luar dugaan. Asiyah, istri Raja Fir'aun sangat bahagia dan mengasihi Nabi Musa kecil. Lalu, digendongnya bayi itu dan diperlihatkan kepada suaminya, Fir'aun. Karena sang istri ingin mengasuh bayi tersebut, akhirnya Fir'aun pun menyetujuinya.
Kisah Nabi Musa dan Pengasuhnya
Dalam kisah Nabi Musa ini diceritakan bahwa Fir'aun dan istrinya tengah sibuk mencari pengasuh sekaligus ibu susu bagi Musa kecil. Banyak perempuan-perempuan Mesir nan bersedia mengasuh dan menyusui Musa, namun Musa selalu menolak dan menangis dengan kerasnya.
Hingga akhirnya, Fir'aun mengutus pengawalnya buat mencari perempuan nan dapat membuat bayinya mau menyusui. Digendongnya Musa ke sana ke mari buat mencari perempuan nan diinginkan Musa. Hingga akhirnya, bertemulah mereka dengan seorang perempuan nan menawarkan diri buat menyusui Musa. Aneh, Musa sangat antusias menyusu kepada perempuan itu.
Lalu siapakah perempuan itu? Dialah Yakubad, ibu dari Nabi Musa itu sendiri. Melihat keanehan tersebut, Fir'aun penasaran kepada perempuan tersebut, dan dia pun bertanya tentang asal-usul Yakubad. Dengan tegas, Yakubad menjawab pertanyaan Fir'aun, "saya ialah perempuan nan baik, pula baik susunya, sebab itu setiap bayi suka sekali menyusu kepada saya". Sejak saat itu, Nabi Musa diasuh dan dipelihara oleh ibu kandungnya sendiri di dalam istana. Begitu hebatnya Allah SWT dalam menjaga Nabi Musa nan lahir di tengah kekuasaan raja nan dzalim.
Kisah Nabi Musa Keluar dari Mesir
Kisah Nabi Musa saat tumbuh dewasa di dalam istana Fir'aun. Musa tumbuh dengan cara asuh, pendidikan dan tradisi nan berlaku istana. Namun Allah SWT menganugerahkan kelebihan-kelebihan dalam bidang apapun sebagai bekal menjalankan tugas kenabiannya kelak.
Seiring berjalannya waktu, Musa sadar bahwa ia hanyalah anak pungut nan artinya tak setitik darah Fir'aun nan mengalir di tubuhnya dan dia tahu bahwa dia ialah keturunan Bani Isra'il nan tertindas dan didzalimi Fir'aun. Dalam hatinya ia berjanji, kelak akan melindungi dan membela kaumnya.
Dalam kisah nan ini menceritakan bahwa janji itu benar-benar terwujud. Alkisah, Musa tengah berjalan-jalan di sebuah lorong nan sepi. Dia mendapati dua orang tengah berkelahi, satunya ialah Samiri nan berasal dari golongan Bani Isra'il, satunya lagi ialah Fat'un, salah satu pengawal Fir'aun. Melihat saudaranya teraniaya, Musa langsung memukul Fat'un hingga meninggal. Musa terkejut mengetahui pukulannya telah menyebabkan Fat'un meninggal, lalu dia memohon ampunan Allah SWT atas ketidaksengajaannya.
Kematian Fat'un tidak pelak menjadi warta besar di penjuru istana, mereka mengira bahwa Bani Isra'illah nan telah membunuh teman sendiri. Karena itu, pihak istana memutuskan akan menangkap dan membunuh siapapun nan telah membunuh Fat'un.
Tak lama kemudian, orang-orang Fir'aun mulai mencurigai Musa sebagai pembunuh salah satu temannya, bahkan mereka berniat menangkap dan membunuh Musa. Warta itu di dengar salah satu sahabat Musa, kemudian ia menasehati Musa agar secepatnya melarikan diri dan meninggalkan Mesir.
Kisah Nabi Musa dan Pernikahannya
Dalam kisah nan ini diceritakan tentang pelarian Nabi Musa keluar dari Mesir. Setelah berjalan delapan hari delapan malam, akhirnya Nabi Musa tiba di kota Madyan nan terletak di timur Jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestina. Karena lelah dan letih, Nabi Musa beristirahat di bawah pohon rindang sambil mengenang nasibnya.
Dia nan dulu anggota istana, kini harus menjadi buronan, dia tak tahu harus ke mana sebab tidak ada satupun nan ia kenal. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada segerombolan orang nan tengah mengantri air guna memberi minum ternaknya. Tak jauh dari sumber mata air itu, nampak dua orang gadis tengah menunggu giliran mengambil air. Karena kasihan akhirnya Nabi Musa mengambilkan air buat keduanya.
Atas jasanya tersebut, Nabi Musa mendapat undangan dari ayah sang gadis buat datang ke rumahnya. Sebagai orang asing di negeri tersebut, Nabi Musa langsung menerima undangan gadis tersebut dengan bahagia hati. Nabi Musa diterima Syu'aib dengan ramah dan hormat.
Bahkan Nabi Musa tidak segan menceritakan asal muasal hingga dia berada di kota ini. Hal tersebut justru membuat keluarga gadis itu menerima Nabi Musa buat tinggal di rumahnya. Karena kejujuran dan kebaikannya, Nabi Musa dipekerjakan sebagai pembantu dalam mengurus rumah tangga dan peternakan. Hingga suatu hari orang tua gadis tersebut meminta Nabi Musa menjadi menantunya. Akhirnya, Nabi Musa menerima tawaran tersebut, dan Nabi Musa menikah dengan Shafura, putri dari Syu'aib.
Kisah Nabi Musa Menerima Wahyu
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan Nabi Musa kembali ke Mesir hingga akhirnya menerima wahyu. Sepuluh tahun Nabi Musa berada di perantauan, ia menyimpan kerinduan akan tanah kelahirannya. Setelah meminta diri dari orang tuanya, akhirnya Nabi Musa memutuskan memboyong keluarganya kembali ke Mesir. Sesampainya di "Thur Sina", Nabi Musa tersesat dan tak ingat lagi jalan mana nan harus ia lalui. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sinar barah nan menyala di atas lereng bukit, lalu dia minta ijin pada istrinya buat melihatnya.
Sesampainya di loka barah nan menyala tersebut, dia mendengar seruan nan datang dari pohon kayu di pinggir lembah, " Wahai Nabi Musa! Aku ini ialah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah nan kudus Thuwa. Dan saya telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa nan akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya saya ini ialah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat buat mengingat akanAku. "
Itu ialah wahyu pertama nan diterima Nabi Musa sebagai tanda bahwa ia telah dipilih Allah SWT sebagai Nabi sekaligus Rasul. Di atas bukit "Thur Sina" itulah Nabi Musa diberi dua jenis mu'jizat sebagai persiapan buat menghadapi kedzaliman Fir'aun.
Banyak pelajaran nan bisa kita petik dari Kisah Nabi Musa di atas, di antaranya ialah :
- Dari Kisah Nabi Musa mulai masih dalam kandungan hinga terlahir dalam keadaan selamat, merupakan tanda afeksi Allah kepada keluarga Nabi Musa. Pertama, Allah memberikan ilham kepada ibunda Nabi Musa buat menghanyutkan anaknya ke sungai Nil. Kedua, saat Allah menyampaikan kabar gembira bahwa pada ibunda Musa bahwa anaknya akan kembali ke pangkuannya. Ketiga, ketika Allah SWT membuat Musa menolak wanita-wanita penyusu dan memilih ibundanya sendiri sebagai ibu susuannya.
- Dari kisah Nabi Musa tatkala menghadapi pertikaian, bisa kita simpulkan bahwa membunuh orang kafir nan sudah memiliki ikatan dalam suatu perjanjian atau adat tidaklah diperbolehkan. Hal ini dapat dilihat dari penyesalan nan ditunjukkan oleh Nabi Musa ketika secara tak sadar ia telah membunuh seorang Qibthiy. Seketika beliau memohon ampun dan bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala atas perbuatannya tersebut.
- Dalam kisah Nabi Musa terdapat suatu pilihan nan manis, yakni agar kita selalu meminta petunjuk kepada Allah SWT atas apapun nan membuat hati kita bimbang dan ragu. Mohonlah petunjuk kepada Allah agar dibimbing dalam menentukan antara keputusan nan terbaik.