Cerita Inspirasi Hayati - Kisah Sukses Presiden Amerika Andrew Jackson

Cerita inspirasi hayati seseorang terkadang mampu membuat diri kita pribadi merenung dan menunduk lebih dalam. Mungkin kita jauh lebih beruntung darinya nan harus menghadapi cerita getir dan susah dalam hidup. Atau sebaliknya kita ingin menjadi manusia nan lebih baik dan lebih bermakna dengan mengikuti jejaknya dalam hayati nan membahagiakan atau mengambil secuil semangat dari kisahnya.

Beberapa cerita inspiratif hidup terkadang hadir dalam bentuk hiburan nan ringan diceritakan, namun memiliki kesan nan mendalam. Dapat jadi sang tokoh nan bercerita mengambil kisah hayati orang lain nan ternyata menginspirasinya dan membuatnya berubah secara pribadi menjadi lebih baik. Dia ceritakan kembali kisah itu agar supaya orang lain mendapatkan perasaan tercerahkan bersama.

Kisah berikut ini memuat cerita inspirasi hidup dari konfrontasi si kembar. Anda akan mendapatkan banyak hikmah dari cerita ini. Meski mereka bersaudara bahkan kembar bukan agunan mereka dapat hayati akur. Kisah nan sarat makna ini sangat cocok diceritakan buat anak-anak.

Ada dua orang anak kembar namun keduanya tak pernah akur satu sama lain. Tiap hari selalu bertengkar dan berselisih paham tentang banyak hal. Yang satu bernama Gagah, selalu menganggap kalau film kartun ialah film nan asyik buat ditonton dan lebih menghibur ketimbang film action.

Sementara, kembarannya, Teguh, selalu bilang kalau film kartun ialah film anak-anak nan suka mengkhayal dan tak berani menghadapi kenyataan. Pendapat ini timbul sebab Teguh lebih suka dengan film action nan dibintangi oleh Arnold Swazeneger. Begitu seterusnya, mereka sama-sama tak mau menghargai kesukaan masing-masing.

Perselisihan ini tak hanya terjadi di rumah, tapi juga di sekolah, loka bermain, dan tempat-tempat generik nan seringkali mengganggu kenyaman sebab mereka seringkali saling berteriak. Kalau sudah begitu jadi membuat malu orangtua dan merepotkan sekali.

Suatu hari orangtua mereka nan sudah kewalahan menghadapi si kembar meminta pertolongan guru sekolahnya. Pagi berikutnya, sang guru meminta keduanya masuk ke dalam dua ruangan nan berbeda nan hanya dipisah oleh sebuah dinding. Sementara sang guru masih dapat melihat mereka dari kejauhan.

Dalam ruangan itu ada meja dengan sehelai kertas di atasnya. Ibu guru meminta keduanya menyebutkan apa rona kertas itu. lagi-lagi mereka berselisih paham. Teguh bilang, "Kertas itu putih!" Dari ruangan sebelahnya terdengar teriakan. "Bukan! Bukan putih! Kertas itu hitam!"

"Putih! Hitam! Putih!!!! Hitam!!!!" Terdengar suara saling bersahutan. Suara mereka semakin riuh. Perdebatan keduanya pun semakin sengit. "Apa kamu buta warna?! Kertas itu Hitam!" Teguh tidak mau kalah. "Buta warna? Kamu bodoh atau apa sih?! Jelas-jelas ini kertas putih bukan hitam!"

Mendengar itu semua, ibu guru lantas berkata, "Tenang anak-anak. Sekarang coba kalian kemari menghadap ibu guru." Kedua anak itu menghampiri ibu guru. "Nah, sekarang kalian bertukar tempat. Teguh ke ruangan Gagah. Dan Gagah ke ruangan Teguh."

Keduanya menuruti kata-kata ibu guru. Dari ruangan nan satu terdengar suara Gagah, "Hmm. Hihi..hihiii…kertasnya putih, bu." Sementara di ruangan Teguh. "Hitam, bu." Mereka benar. Ibu guru memang menyiapkan dua kertas nan berbeda.

Dari cerita ini bisa diambil sebuah hikmah bahwa terkadang ketika dua orang berselisih paham, dapat jadi sesungguhnya keduanya benar. Tak ada nan salah dengan pendapat mereka masing-masing hanya saja mereka melihat dari sudut pandang nan berbeda.

Pelajaran buat kita semua. Kita sering berseteru dalam banyak hal dan kondisi. Tak ada nan mau mengalah dan mencoba memahami. Terkadang kita hanya mau melihat pendapat diri kita sendiri nan sepertinya selalu benar.

Namun, bila orang lain memandang sesuatu nan sama dengan caranya nan berbeda tidak ada salahnya mencoba memahami dan menyikapi disparitas pendapat dengan cara nan bijaksana. Dengan mau mencoba mendengarkan pendapat nan lain dan tak egois mengingat kita harus dapat lebih manunggal dalam banyak hal seperti mempertahankan perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Cerita inspirasi hayati selanjutnya mengisahkan perjalanan karir seorang pemimpin perusahaan minyak terbesar Aramco di Arab Saudi, Ali bin Ibrahim Alnaimi. Kisah perjalanan karir nan cukup melelahkan ini dapat kita jadikan sebagai motivasi buat maju dalam bekerja.

Tersebutlah seorang pemuda miskin, bertempat tinggal di negara Arab. Dia bekerja sebagai pekerja rendahan di salah satu perusahaan minyak terkemuka di sana.

Hari demi hari dia lalui dengan bekerja keras sebagai buruh, gajinya tak seberapa, hanya cukup buat makan sehari-hari. Sampai suatu hari dia merasa kehausan, sangat haus, kita dapat membayangkan betapa panas dan gersangnya di Arab sana.

Dia melihat ada botol air minum di meja, iapun bergegas meminumnya, namun sebelum air menyentuh bibirnya, dia tersentak dengan teriakan seorang insinyur. "Heh, jangan kau minum air itu, air ini spesifik buat insinyur." Hentak seorang Insinyur orang Amerika.

Betapa sakit hatinya mendengar teriakan Sang Insinyur. Dirinya merasa terhina, hanya sebab dia seorang pekerja rendahan, dia tak dapat meminum segelas air, padahal dia sangat haus. Pemuda itupun bergumam apakah sebab saya pekerja rendahan dan dia insinyur, sehingga saya tak boleh meminum segelas air minum.

Hari demi hari dia jalani seperti biasa, bekerja keras buat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun rupanya hinaan nan dia terima masih terngiang di kepalanya. Ada nan luar biasa dari si pemuda ini, dia menjadikan hinaan itu sebagai cambuk buat memotivasinya buat menjadi lebih baik.

Tingkat pendidikan nan dia pakaian saat itu hanya lulusan SD, namun itu tak menjadikan ia patah semangat. Dia melanjutkan pendidikan ke taraf SMP dan SMA di malam hari. Ya, siang ia bekerja, malam hari dia pergi ke sekolah. Kerapkali ia mengalami kelelahan, namun tak digubrisnya.

Sampai suatu hari, luluslah ia sebagai siswa lulusan SMA. Perusahaanpun terkesan dengan kerja kerasnya selama ini, akhirnya iapun mendapatkan beasiswa belajar ke Amerika, tak hanya S1 dia mendapatkan beasiswa hingga S2.

Singkat kata, ia lulus menyandang gelar S2 lulusan Universitas di Amerika. Ia dipanggil oleh perusahaan minyak dimana ia mengabdikan diri buat kembali bekerja, namun tak buat menjadi pegawai rendahan, ia ditugaskan menggantikan posisi wakil direktur sebelumnya. Jabatan paling tinggi nan dapat diduduki oleh orang lokal pada saat itu.

Rupanya Allah Swt merubah nasib si pemuda dan insinyur nan dulu menghina dia. Kini dia menjadi atasan dari seorang insinyur nan dulu pernah melarang dia meminum air.

Ada kejadian nan sungguh mengharukan, ketika si pemuda dimintai ijin oleh insinyur orang Amerika itu, ia meminta ijin buat libur, "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu". Bagi sebagian besar orang tentu akan berpikir buat balas dendam atas sakit hati nan dialaminya.

Namun sungguh mulia hati pemuda itu, dia tak membalas sakit hatinya, melainkan berterima kasih atas hinaan nan didapatnya ketika itu. Dia berkata "Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam sebab kau melarang saya minum saat itu. Benar, dulu saya benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamulah karena kesuksesanku hingga saya meraih berhasil ini."

Siapa nan mengira jika seorang presiden pernah mengalami kepahitan hayati sebelum mereka berkuasa. Seperti nan dialami oleh salah seorang mantan presiden Amreika Perkumpulan Andrew Jackson, sang anak yatim nan akhirnya menjadi penguasa negara adidaya itu.

Berawal dari kisah nan mungkin jauh lebih jelek dari keadaan kita, namun ia berjuang sekuat tenaga buat meraih impiannya. Semoga kisah Presiden Amerika Perkumpulan ke-7, Andrew Jackson, dapat me-motivasi diri kita buat tetap belajar bekerja keras di sepanjang hayati kita.

Andrew Jackson ialah seorang presiden Amerika Perkumpulan nan ke-7. Beliau lahir di Lancaster Country, South Carolina pada tanggal 15 Maret 1767. Dua minggu sebelum kelahirannya, ayahnya meninggal dunia. Andrew Jackson menjadi seorang yatim sejak lahir. Andrew diasuh oleh ibunya dan mereka tinggal bersama ipar ibunya. Pada masa itu, ia tak memiliki banyak kesempatan buat mengenyam bangku sekolah.

Saat berusia 13 tahun, ia masuk tentara milisi Amerika dan turut berjuang dalam revolusi Amerika melawan Inggris. Jackson menjadi yatim piatu pada usia 14 tahun saat ibunya meninggal sebab demam tinggi.

Kemudian ia mendapat surat buat membuka praktik hukum dan pindah ke Nashville, Tennessee. Jackson menjadi orang pertama nan mewakili negara bagian Tennesse di kongres Amerika Serikat. Ia diangkat menjadi senator buat mengisi kursi seorang senator nan meninggal. Pada tahun nan sama ia keluar dari senat buat mengurus hal-hal pribadi. Setelah keluar dari senat, Jackson menjadi jaksa di Mahkamah Tinggi Tennesse.

Pada tahun 1804, ia menjadi Mayor Jendral tentara milisi Tennesse. Kesuksesannnya dalam bidang militer merintis jalannya menuju jabatan kepresidenan pada tahun 1824, tetapi gagal. Empat tahun kemudian ia berusaha lagi dan kali ini berhasil. Pada tahun 1829, Jackson dilantik menjadi seorang presiden. Ia memegang jabatan presiden selama dua kali berturut-turut. Sewaktu menjabat, ia didampingi oleh John Caldwell Calhoum dan Wartin Van Buren.