Kisah nan Kreatif
Dongeng sangat identik dengan anak-anak. Mereka bahagia mendengarkan kisah-kisah lucu dan seru dengan latar belakang nan beragam. Membacakan cerita nan penuh makna sebelum tidur merupakan hal nan lumrah bagi seorang ibu atau ayah nan memiliki putra maupun putri. Bercerita serta menyampaikan pesan moral nan terdapat dalam dongeng cukup ampun menambah kedekatan antara orangtua dan anak. Terlebih jika Anda ialah seorang ibu rumah tangga sekaligus pekerja.
Orangtua, Tetaplah Semangat! Anak Anda Menanti
Melelahkan memang, ketika Anda sudah lelah, anak-anak justru meminta Anda membacakan sebuah cerita pendek tentang hewan nan lucu buat mereka, jika tak ancamannya bukan main-main. Anak-anak tak mau tidur. Begitulah kira-kira hal nan dirasakan oleh beberapa ibu di manapun setiap malamnya. Anak-anak seperti ketagihan ingin mendengar satu kisah lagi dan lagi. Walaupun kisah itu telah dibacakan berkali-kali, mereka tak peduli. Tidak sporadis bukan cerita nan mereka harapkan, melainkan suara orangtualah nan mereka rindukan.
Membacakan satu cerita legenda atau cerita pendek dengan tokoh binatang lucu, baik buat perkembangan mental anak. Secara psikologis, dongeng nan selalu memiliki nilai moral positif di dalamnya akan membentuk pribadi anak nan juga baik. Mereka akan mengerti jika arogan itu tak baik, atau dusta juga perbuatan nan tak terpuji hanya dari cerita-cerita dongeng kegemarannya.
Ana-anak itu tak juga terlalu peduli apakah kisah nan dibacakan atau kisah nan dikarang sendiri oleh orangtuanya. Yang mereka inginkan sesungguhnya ialah kehadiran orangtua mereka pada saat jiwa mereka akan berlabuh ke alam mimpi. Anak- anak itu butuh dibelai. Mereka ingin orangtuanya mengerti betapa mereka sangat membutuhkan afeksi dari orangtuanya. Mereka tak peduli orangtua lelah sebab bagi mereka orangtua itu kuat dan tak cepat lelah.
Jangan lewatkan momentum anak-anak nan masih ingin mendengarkan suara orangtuanya membacakan satu cerita atau membuat satu cerita sebelum anak-anak tertidur. Masa-masa ini tak akan lama. Ketika anak telah mempunyai keinginan sendiri membaca cerita tersendiri dan mereka telah lebih menikmati membaca sendiri novel nan mereka inginkan, kehadiran orangtua bahkan dianggap mengganggu. Pada saat itu, orangtua malah akan merasa disisihkan. Itulah perkembangan anak. Mereka tumbuh dengan cepat. Usia 10 tahun saja mereka telah mandiri.
Jadi, kalau anak masih membutuhkan Anda, berbahagialah. Jangan lewatkan momentum itu. Nikmatilah sebab tak lama lagi anak-anak akan berdikari dan tidak akan membutuhkan orangtua buat membelainya. Bahkan mungkin mereka merasa risih kalau orangtua membelainya terutama buat anak-anak laki-laki. Mereka tak mau dicium lagi seperti ketika masih kecil. Apalagi kalau harus dipeluk. Mengetahui psikologi perkembangan anak ini sangat krusial agar orangtua tahu kapan harus melakukan apa dan harus bagaimana.
Belajar Lewat Dongeng
Ketika membacakan satu kisah, Anda pun jadi tak perlu mendikte. Tidak perlu dikatakan secara gamblang pesan moral dalam cerita tersebut. Terkadang anak-anak berkomentar sendiri nan mengambil konklusi sendiri. Orangtua hanya butuh memancing mereka buat mengungkapkan apa nan anak-anak pikirkan. Dapat dengan bertanya apa pendapat mereka tentang tokoh nan kurang baik perangainya atau bertanya tentang tokoh nan perangainya baik. Tanyakan juga perangai mana nan diinginkan oleh anak-anak.
Kalaupun jawaban anak kurang memuaskan sebab ternyata ia ingin menjadi seperti tokoh nan kurang baik hanya sebab sang tokoh dapat terbang dengan sapu lidi? Jangan langsung marah dan langsung memperlihatkan paras nan kurang senang. Malah anggaplah bahwa momentum itu buat berdiskusi dan bertanya mengapa anak memilih ingin menjadi tokoh dengan perangai kurang baik. Ada apa di balik jawaban itu? Dapat jadai anak ingin memancing orangtua saja dan hal itu menjadi bentuk protesnya. Dapat jadi pula anak terpengaruh oleh bacaan lain dan tontonan di televisi.
Dengan adanya diskusi nan sehat, anak terbiasa mengungkapkan pendapatnya tanpa merasa takut. Mereka juga akan merasa dihargai walaupun pendapatnya tak seperti nan diharapkan oleh orangtua. Interaksi nan serasi ini dapat meningkatkan daya pikir dan daya kritis anak nan nantinya akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi nan menyenangkan dengan karakter nan kuat. Pribadi nan mampu dan mau menghargai pendapat orang lain walaupun pendapat itu sangat berbeda.
Bukankah di global konkret anak nantinya akan menghadapi berbagai sifat manusia? Dengan memahami menjadi satu karakter cerita nan berperangai kurang bagus, anak mungkin telah berpikir secara kritis apa nan akan terjadi padanya kalau ia berbuat jahat. Hal ini malah bagus dan akan membuatnya sadar kalau berbuat dursila itu akan dibalas dengan hasil nan tak baik. Keadilan itu niscaya datang dan keadilan itu ada.
Dalam hal ini, dongeng bukan lagi hanya sebagai cerita fiktif belaka, tapi sudah menjadi satu cerita nan juga dapat menjadi wahana pembelajaran bagi anak, terutama mengenai kepribadian. Tidak harus memberikan klarifikasi panjang lebar. Kalau ingin memancing mengapa anak berbohong, juga dapat disisipkan dalam cerita. Setelah selesai membacakan kisah nan dimodifikasi itu, baru ajaklah anak berbicara dari hati ke hati mengapa ia berbohong.
Kisah nan Kreatif
Dongeng ialah cerita fiktif nan lahir dari pemikiran kreatif manusia. Cerita ini selalu identik dengan nilai-nilai kebaikan nan terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu cerita tersebut sangat cocok dan sangat disukai oleh anak-anak. Jika pintar membacakannya, cerita ini dapat membawa pendengarnya masuk dalam global fantasi, terutama anak-anak. Mereka bahkan dapat bermimpi dan malah ingin menjadi seperti tokoh pahlawan dalam kisah nan dibacakan itu.
Sudah pasti, komentar dan keinginan mereka itu terdengar lucu. Inilah salah satu hal nan membahagiakan orangtua. Mereka dapat melihat paras cerah anak-anak mereka nan tumbuh dengan sehat dan bertingkah laku baik. Mereka juga bahagia dapat membuat anak-anaknya tersenyum sebelum mereka terlelap dalam buaian mimpi malam.
Anak-anak memang memiliki khayalan tanpa batas. Mereka bahkan dapat berbicara pada benda wafat nan dalam global imajinasinya justru hidup. Hal-hal imajiner seperti itulah nan kadang tak dimengerti oleh orang dewasa. Orang dewasa kadang risi dengan sisi kejiwaan anak, padahal hal seperti itu sangat lumrah terjadi pada anak-anak.
Kisah-kisah Terkenal
Di dunia, cerita dongeng jumlahnya sangat banyak. Sebagian besar, cerita-cerita itu berasal dari luar negeri. Kisah-kisah tersebut memiliki tokoh primer seorang putri cantik. Seperti Cinderella, Snow White, Yasmin, Ariel the Little Mermaid, dan putri cantik dalam cerita Beauty and The Beast. Rata-rata cerita bertokohkan putri-putri cantik itu memiliki jalan kisah nan hampir sama.
Putri cantik hayati dengan kesedihan dan di akhir cerita akan ada pangeran tampan nan membawakan kebahagiaan selamanya buat sang putri. Pesan moralnya pun hampir sama. Kesabaran dan baik hati ialah kunci kabahagiaan nan sesungguhnya. Orangtua perlu sesekali menggali komentar kritis dari anak-anaknya terutama anak perempuan. Apakah mereka akan melakukan hal nan sama seperti nan dilakukan oleh para putri itu? Ataukah mereka kan berusaha sendiri sebab telah mempunyai ilmu buat mandiri?
Hal ini terkadang perlu disampaikan agar anak memahami bahwa menjadi berdikari dan tak mengharapkan donasi dari orang lain itu ialah satu karakter nan baik. Kalau selalu berharap ada orang nan menolong, itu artinya tak percaya kalau ada Tuhan nan maha segalanya nan niscaya akan menolong umatnya. Siapa pun dapat menjadi seorang penolong termasuk menolong dirinya sendiri.
Cerita lainnya nan berasal dari luar negeri ialah kisah 1001 malam. Kisah dari Timur Tengah ini menceritakan sosok Abunawas nan konyol dan penuh kejutan. Di Indonesia sendiri, kisah ini berasal dari tiap daerah nan berbeda.
Masing-masing daerah mempunyai karakteristik khas tersendiri. Tiap-tiap kisah itu biasanya selalu dikaitkan dengan legenda setempat, seperti cerita nan cukup terkenal di tatar Parahyangan, Sangkuriang. Kisah Sangkuriang dikaitkan dengan legenda terbentuknya Gunung Tangkuban Bahtera di Jawa Barat. Konon, gunung nan sekilas memang terlihat seperti bahtera itu ialah kapal setengah jadi nan ditendang oleh Sangkuriang sebab kesal tak dapat menyelesaikan syarat menikahi Dayang Sumbi.
Cerita dongeng akan tetap terkenang hingga kapan pun. Selama manusia masih mencintai cerita dan masih menyukai global khayal, kisah-kisah tersebut akan tetap menjadi cerita nan anti basi. Kisah nan akan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.