Keris-Keris Ternama

Keris-Keris Ternama

Keris selalu identik dengan sesuatu nan berbau gaib, magis, dan supranatural. Memang, kalau kita membicarakan keris niscaya tertuju langsung kepada kebudayaan Jawa. Padahal orang Melayu pun memiliki tradisi senjata pusaka ini. Cerita-cerita tentang keris lebih mengarah kepada simbolisasi keris sebagai kekuatan dan kekuasaan daripada keris sebagai senjata peralatan perang.



Keris - Artefak Budaya Bernilai Tinggi

Asal-usul keris belum sepenuhnya terjelaskan sebab tak ada sumber tertulis nan deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Kajian ilmiah perkembangan bentuk keris kebanyakan didasarkan pada analisis figur di relief candi atau patung. Sementara itu, pengetahuan mengenai fungsi keris bisa dilacak dari beberapa prasasti dan laporan-laporan penjelajah asing ke Nusantara.

Keris ialah jenis senjata tikam berukuran pendek nan dikenal di Nusantara. Pada umumnya senjata pusaka ini dipakai di pinggang belakang sebelah kanan. Selain sebagai senjata, senjata pusaka ini juga berfungsi sebagai karya seni nan bernilai tinggi.

Keris mempunyai estetika bentuk nan artistik. Pembuatan keris memerlukan ketekunan dan keterampilan nan khusus. Orang nan memiliki cita rasa seni tinggi niscaya akan mengagumi keris sebagai artefak budaya nan berharga.

Keris tak hanya berkembang di wilayah Nusantara, tapi juga meliputi kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan negeri-negeri sekitarnya. Berdasarkan gambar dan relief-relief pada candi-candi di Jawa, keris sudah dikenali orang Jawa sejak abad ke-5 M. Bukti tersebut terdapat pada prasasti batu nan ditemui di Desa Dakuwu, Grabag, dan Magelang nan dibuat sekitar tahun 500 M dan tertulis dalam huruf Pallawa nan menggunakan bahasa Sansekerta.

Keris di Jawa semakin berkembang setelah pengaruh kebudayaan India masuk sekitar abad ke-5 M. Pengaruh itu bisa dilihat pada gambar nan terdapat di relief candi Borobudur dan candi Prambanan, Jawa Tengah. Bentuk dan ukuran senjata pusaka ini bermacam-macam. Ukurannya di Jawa pada umumnya berkisar 33-38 cm. Namun, di luar Jawa banyak juga nan berukuran lebih panjang, mencapai 58 cm. Bentuk keris ada nan bilahnya berkelok-kelok (keloknya selalu berjumlah ganjil), ada pula nan berbilah lurus. Disparitas bentuk ini memiliki nilai nan berbeda pula.



Bagian-Bagian dari Keris

Pada umumnya keris terdiri atas tiga bagian, yaitu pegangan keris atau hulu keris, warangka atau sarung keris, dan wilah atau wilahan.

  1. Pegangan keris atau hulu keris, dalam bahasa Jawa disebut gaman . Yaitu, loka di mana tangan memegang keris saat digunakan. Bentuk pegangan keris bermacam-macam, ada nan bermotif, ada juga nan berukir.
  2. Warangka ialah sarung keris. Karena warangka ialah bagian keris nan paling dulu terlihat, maka warangka menempati fungsi nan melambangkan kelas tertentu. Pada awalnya warangka terbuat dari kayu, selanjutnya seiring dengan fungsinya sebagai cerminan kelas sosial penggunanya, pada bagian atas warangka terbuat dari gading.
  3. Wilah atau wilahan ialah bagian primer keris. Pada bagian ini, wilah dapat berbentuk lurus atau berkelok-kelok (atau disebut luk ) dengan ujung nan dibuat meruncing.


Keris-Keris Ternama

Contoh nama-nama senjata pusaka ini, nan terkenal dan mewarnai sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara seperti Tumapel, Majapahit, Mataram, Pajang, Demak, Surakarta, Yogyakarta, dan lain-lain, di antaranya adalah:

  1. Keris Empu Gandring,
  2. Kyai Sengkelat,
  3. Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten,
  4. Kyai Setan Kober,
  5. Si Ginje, dan lain.

Dalam kebudayaan Jawa, keris tak hanya berfungsi sebagai senjata penusuk, tetapi juga sering dianggap sebagai artefak pusaka nan mempunyai kekuatan magis atau kekuatan supranatural. Bahkan keris juga bisa menjadi perlambang kehormatan bagi pemakainya.

Selain itu, keris juga artefak sejarah nan turut mewarnai kerumitan perjalanan sejarah Nusantara (Garret & Solyom, 1978). Kini, keris Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan Humanisme buat Budaya Lisan dan Nonbendawi.



Ragam Jenis Keris Nusantara

Keris ialah salah satu warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Keris dijadikan senjata khas di berbagai daerah di Indonesia. Apa saja jenis keris nan ada di tanah air? Berikut ini gambaran jenis keris nan ada di Indonesia.

  1. Jenis Semenanjung atau disebut juga jenis utara. Jenis ini merupakan jenis keris nan ditemukan di tanah Melayu, sebagai peninggalan dari kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Bentuk keris ini dinamakan keris Ulu Demam, mengacu pada bentuknya nan mirip orang berpelukan sebab demam. Ukiran keris ini didominasi ukiran bentuk persegi empat, khas ukuran jenis keris semenanjung.

  2. Jenis kedua ialah keris jenis Pekakak. Keris ini dinamakan Pekakak sebab ulunya terbuat dari tanduk atau kayu nan kemudian dibentuk seperti burung Pekakak. Salah satu karakteristik khas dari jenis ini ialah mata keris nan lebih panjang dari mata keris pada umumnya. Keris Pekakak dapat memiliki 31 luk di mata kerisnya.

  3. Keris berikutnya ialah keris Sumatra. Keris jenis ini memiliki bentuk khas pada mata, ulu dan sarungnya. Keris model ini memiliki mata berbentuk tirus dan memanjang nan kemudian di sebut keris Panjang. Ada sebagian keris di Sumatra nan bermata pendek dan kemudian dikenal dengan sebutan keris Pendek atau Pandak. Ulu keris ini berbentuk bengkok dengan ornament bunga-bungaan sebagai hiasan.

  4. Keris jenis berikutnya ialah jenis keris Jawa. Jenis ini terlihat dari karakteristik khas pada ulunya nan berbentuk melengkung seperti pistol. Biasanya, keris model ini digunakan sebagai keris pusaka di jaman kerajaan-kerajaan di Jawa dahulu. Keris-keris pusaka Jawa nan terkenal ialah keris di jaman Kerajaan Singasari protesis Mpu Gandring. Pada keris Jawa, terutama keris pusaka, dipasang cincin pada bagian ulunya nan disebut dengan pendongkok.

  5. Setelah keris-keris di atas termasuk keris Jawa, masih ada majemuk macam keris nan lain seperti keris Madura dan Bali. Berbeda dengan keris Jawa, keris Madura dan Bali mudah dikenali dari bentuk ulu nan terbuat dari gading.

  6. Masih ada majemuk jenis lagi nan dapat kita ketahui seperti keris Bugis dengan karakteristik khas ulu dan sampir dari kayu atau gading, keris Sundang atau Sulok dan beberapa jenis lainnya.

Pemegang keris tak dapat orang-orang sembarangan. Sebab, keris-keris eksklusif syahdan perlu dimandikan dan diberi sesembahan agar tak terbang menghilang. Karakter keris atau lekuk dan ukiran keris pun harus disesuaikan dengan pemilknya.

Misalnya ada keris-keris eksklusif nan bersifat