Weton
Masyarakat Jawa percaya akan perhitungan peruntungan jodoh buat acara-acara penting, misalnya saja buat perkawinan, membuka usaha, syukuran, slametan, mendirikan rumah, banyak lagi. Perhitungan jodoh salah satunya. Orang Jawa antik biasanya menggunakan primbon sebagai pedoman. Primbon ini memuat tentang hal-hal nan dianggap krusial serta cara menghitungnya dan hasil dari peruntungan tersebut.
Mengapa primbon dipakai sebagai panduan buat menghitung hari-hari krusial atau perjodohan ? Hal tersebut sebab dipercaya oleh Jawa (yang masih mempercayai hitungan primbon) sebab hal tersebut bisa membawa keberuntungan. Selain itu juga bisa meramalkan masa depan.
Misalnya saja dalam perjodohan, biasanya dipakai tanggal lahir, bulan, tahun, hari bahkan weton buat memprediksi kecocokan antara kedua pasangan tersebut nantinya ketika berumahtangga. Ketika diperoleh hasil jelek, tak sedikit pula nan kemudian mengurungkan pernikahan tersebut. Hal tersebut banyak juga kejidian jelek nan menimpa beberapa rumah tangga nan berakhir jelek dengan hitungan dari primbon tersebut.
Cara kerja hasil hitungan primbon hampir sama dengan ramalan bintang (zodiak). Jika Zodiak merupakan budaya dari luar negeri, maka jika perhitungan primbon ini asliu dari Jawa. Jika Zodiak hanya berdasarkan tanggal lahir dan bulan saja, maka lebih komplit lagi hitungan dalam primbon ini, bahkan nama seseorang pun dijadikan landasan buat menghitungnya.
Digitalisasi jaman seperti sekarang ini, juga membawa primbon pada kemajuan teknologi tersebut. Jika sulita mendapatkan primbon dalam bentuk cetak, maka primbon dalam bentuk teknologi pun sudah tersedia. Cukup dengan membuka www.Primbon.com/ramalan_jodoh.htm memasukkan nama dan tanggal lahir anda dan pasangan, maka hasil perhitungannya akan keluar. Hasilnya pun cukup lengkap, pelaksanaan ini akan menghitungkan perjodohan melalui berbagai macam weton (hari jawa) kelahiran serta hari nasional kelahiran. Cukup praktis bukan?
Primbon nan paling terkenal ialah Betaljemur Adammakna. Buku tersebut dipercaya dikarang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono V, kemudian ditulis kembali oleh Kanjeng Pangeran Harya Tjakraningrat. Buku ini dianggap induk dari primbon-primbon nan lainnya. Bagi orang Jawa kuno, primbon merupakan kitab petunjuk hayati selain kitab kudus keagamaan.
Cara menghitung perjodohan antara pasangan pun bermacam-macam. Dapat dilakukan dengan menggunakan hari nasional, hari jawa, maupun nama. Berikut ini cara menghitung kecocokan pasangan dalam primbon.
Menggunakan Huruf Jawa
Menghitung berdasarkan huruf Jawa juga sering dipakai dalam primbon. Hal tersebut dilakukan jika nan akan dihitung berdasarkan nama kedua calon nan akan dijodohkan. Huruf Jawa ini kemudian diberikan simbol huruf nan nantinya akan dicocokan dengan dua suku kata (boleh tiga asalmengikuti huruf Jawa atau menyesuaikan) awalan nama pasangan tersebut. setelah ditemukan hasil masing-masing nama kemudian dijumlah, hasilnya dibagi 5. Residu dari pembagian tersebut kemudian nan dijadikan simbol buat membaca peruntungannya. Jika hasil pembagiannya habis, maka anggap memiliki simbol angka 5.
Nilai aksara Jawa (ini juga akan dipakai dalam penghitungan kedua)
Ha = 1
Na = 2
Ca = 3
Ra = 4
Ka =5
Da = 6
Ta = 7
Sa = 8
Wa = 9
La = 10 Pa = 11
Dha = 12
Ja = 13
Ya =14
Nya = 15 Ma = 16
Ga = 17
Ba = 18
Tha = 19
Nga = 20
Hasil dari residu pembagian nantinya akan melambangkan sebagai berikut:
1 (Sri) nan memiliki makna selamat dan memiliki lebih
2 (Lungguh) nan berarti mempunyai pangkat atau kedudukan tinggi
3 (Ledhong) nan bermakna hidupnya akan kaya
4 (Lara) nan berarti hidupnya sering mendapatkan kesulitan
5 (Pati) artinya hidupnya akan sering mendapatkan bala atau kematian
Contoh perhitungan menggunakan metode di atas
Wawan akan dijodohkan dengan Sevia
Maka perhitungan menggunakan metode di atas ialah Wawan hanya di ambil Wa. Wa dalam aksara Jawa dilambangkan dengan angka 9. Sedangkan Sevia diambil Se dan disesuaikan dengan aksara Jawa menjadi Sa. Sa di lambangkan dengan huruf 8.
Jadi 9+8= 17. Selanjutnya hasil penjumlahan dibagi 5. Kira-kira secara matematis bisa ditulis seperti berikut:((8+9))/5 = 3 lebih 2. Maka nan digunakan ialah sisanya, yakni angka 2. Tinggal di cek residu 2 berarti lungguh nan berarti memiliki pangkat atau kedudukan nan tinggi. Hal tersebut dimaksudkan jika keduanya menikah maka akan memiliki masa depan nan bagus dalam kehidupan ekonomi maupun sosial.
Cara lain nan digunakan buat menghitung perjodohan menggunakan huruf Jawa ialah dengan menggunakan seluruh nama pasangan, kemudian dijumlah namanya masing-masing lalu di bagi 9. Residu pembagian tersebut kemudian di jadikan simbol. Jika nan sebelumnya menjumlah nama kedua pasangan, maka buat perhitungan ini sendiri-sendiri menghitungnya. Pengurutan residu perhitungan nantinya perempuan dulu baru laki-laki. Berikut ini perlambangan hasil residu perhitungan (urutan: perempuan-laki-laki):
= Awet rumah tangganya
= Baik, Romantis
= sering cek cok dan akan cepat bercerai
= tak akan awet rumah tangganya, akan berakhir dengan perceraian
= rumah tangganya akan awet
= tak bertahan lama dan akan cepat bercerai
= tak akan akur dan akan cepat bercerai
= akan memiliki rumah tangga nan sentosa, baik budi
= keduanya cocok, jika menikah akan membawa keberuntungan
2-2 = Bahagia, penuh dengan cinta, mendapat rahmat Allah
2-3 = tak cocok, salah satunya akan wafat jika dipaksakan menjalin pernikahan
2-4 = cocok
2-5 = tak cocok
2-6 = Rukun, cocok
2-7 = Langgeng
2-8 = Langgeng,cocok
2-9 = Awet hubungannya
3-3 = Sering menemui kesulitan, akan sporadis berada di rumah
3-4 = tak baik, malah jadi jelek
3-5 = tak awet
3-6 =Rukun, cocok
3-7 = Banyak halangan
3-8 = interaksi nan tak baik, lebih baik dihindari
3-9 = Rukun, diberkahi Allah
4-4 = Baik, nan laki-laki dikuasai perempuan
4-5 = tak cocok
4-6 = tak cocok
4-7 = saling mengasihi
4-8 = berkasih-kasih tanpa putus
4-9 = tak baik
5-5 = tak cocok, akan banyak rintangan
5-6 = tak baik
5-7 = perempuannya penurut pada laki-laki
5-8 = tak baik
5-9 = selalu berkasih-kasih
6-6 = baik
6-7 = baik, saling mengasihi
6-8 = baik, bahagia
6-9 = baik, tapi nan perempuan sering jadi bahan gunjingan orang
7-7 = tak baik, tak akan awet, sebab laki-lakinya selalu menuruti kehendak perempuan
7-8 = awet rumah tangganya, laki-lakinyapenurut
7-9 = tak bertahan lama, akan segera bercerai
8-8 = sangat baik
8-9 = baik, awet, rukun
9-9 = akan sering terjadi percekokan
Misalnya saja Sevia akan di Jodohkan dengan Wawan
Sepia berarti memiliki huruf Jawa: Sa-Pa
Sa =8 dan pa = 11, maka jumlahnya 19.
19/9 = 2 residu 1. Maka Sepia dilambangkan angka 1
Sedangkan Wawan memiliki huruf Jawa Wad dan Wa. Wa= 9. 9+9= 18. 18/9= 2 sisanya 0. Jika residu 0 maka angka nan dipakai ialah 9.
Maka urutan melihat hasilnya ialah perempuan-laki-laki. Berarti Sepia-Wawan= 1-9, menunjukkan bahwa keduanya cocok, bila menikah akan membawa keberuntungan.
Hari Kelahiran Nasional
Hari kelahiran juga dapat dijadikan perhitungan buat meramal masa depan asmara. Cara nan dilakukan cukup mudah, tinggal mencocokan hari lahir laki-laki dan perempuan, kemudian lihat pasangan hari beserta hasilnya di bawah in.
Minggu & Minggu sakit-sakitan
Minggu & Senin Sakita-sakitan
Minggu & Selasa miskin
Minggu & Rabu Selamat
Minggu & Kamis Bertengkar
Minggu & Jum’at Selamat
Minggu & Sabtu Miskin
Senin & Senin Buruk
Senin & Selasa Selamat
Senin & Rabu Anaknya perempuan
Senin & Kamis Dikasihi orang
Senin & Jum’at Selamat
Senin & Sabtu Rahmat
Selasa & Selasa Buruk
Selasa & Rabu Kaya
Selasa & Kamis Kaya
Selasa & Jum’at Cerai
Selasa & Sabtu Sering bertengkar
Rabu & Rabu buruk
Rabu & Kamis Selamat
Rabu & Jum’at Selamat
Rabu & Sabtu Baik
Kamis & Kamis Selamat
Kamis & Jum’at Selamat
Kamis & Sabtu Cerai
Weton
Selain nama dan hari nasional, hari kelahiran jawa (weton) juga dijadikan sebagai perhitungan buat jodoh. Weton biasa digunakan buat melihat tabiat seseorang. Tak heran jika buat menghitung jodoh pun digunakan Weton lahir ini. Cara menghitungnya pun cukup mudah, yakni hari nan akan disimbolkan dengan angka, serta weton nan akan disimbolkan dengan angka dijumlah jadi satu. kemudian hasil dari perhitungan laki-laki dan perempuan juga dijumlah lalu hasilnya dibagi 4. Residu dari hasil pembagian tersebut kemudian dilihat melambangkan apa.
Berikut ini simbol angka hari-hari nasional dan Jawa
Minggu 5
Senin 4
Selasa 3
Rabu 7
Kamis 8
Jum’at 6
Sabtu 9
Pon 7
Wage 4
Kliwon 8
Legi 5
Pahing 9
Hasil peruntungan residu pembagian ialah sebagai berikut.
1 (Gentho) artinya bila menikah tak akan memiliki anak
(Gembili) mempunyai anak banyak
(Sri) berarti banyak rejeki
(Punggel) berarti tak baik, aka nada nan wafat salah satunya
Contoh perhitungan jodoh sebagai berikut:
Sevia lahir di hari Sabtu Pahing, sedangkan Wawan calon suaminya lahir pada hari Rabu Wage. Maka hasil perhitungannya adalah:
Sevia : Sabtu 9
Pahing 9
Jumlahnya 18.
Wawan : Rabu 7
Wage 4
Jumlahnya 11
Jumlah keduanya 18+11= 29
Kemudian 29/4= 7 residu 1. Maka simbol buat pasangan ini ialah angka 1.
Angka 1 berarti Gentho nan memiliki makna apabila menikah maka tak akan memiliki anak.
Itulah perhitungan peruntungan buat masa melalui metode primbon. Hal tersebut boleh dipercaya atau pun tidak, namun semuanya tetap dikembalikan pada Sang Pencipta. Manusia boleh berandai-andai namun, Tuhan nan tetap akan tentukan jalan kisahnya. Hal di atas hanya mencoba membaca kedua tabiat berbeda ketika disatukan akan menjadi apa.