Wujud Kebudayaan

Wujud Kebudayaan

Untuk mengenal suatu budaya tertentu, kita dapat menelusurinya dari unsur-unsur budaya nan meliitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi dan lain sebagainya. Dari unsur-unsur budaya itu kita akan mengetahui dengan niscaya seberapa tinggi kebudayaan suatu bangsa atau suatu etnis tertentu. Dari unsur-unsur budaya itu sendiri kita dapat menelusuri kenapa budaya satu bangsa dengan budaya bangsa lainnya. Unsur-unsur budaya merupakan buah atau hasil pencapaian suatu budaya eksklusif selama rentang waktu eksklusif dan diturun temurunkan sehingga menjadi bukti diri nan khas, menjadi miliki suatu bangsa tertentu.

Dari unsur-unsur budaya beberapa bangsa serumpun, menunjukkan ada kecenderungan sekalipun tak secara persis sama. Coba saja perhatikan hasil buah pikiran dan prilaku bangsa-bangsa serumpun sebagai sesama bangsa Melayu, misalnya antara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusallam. Beberapa unsur-unsur budaya nan tumbuh dan berkembang di ketiga bangsa serumpun tersebut menunjukkan ada corak nan khas, nan memiliki kemiiripan satu sama lain sekalipun tak seutuhnya mirip.



Wujud Kebudayaan

Berbicara tentang wujud kebudayaan, secara generik ada tiga bentuk wujud kebudayaan. Wujud kebudayaan ini tak terikat atau mengacu apakah sebuah bangsa tersebut berbudaya tinggi atau masih tradisional. Ketiga wujud kebudayaan itu antara lain kebudayaan sebagai suatu kompleks ide, wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas dan wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud kebudayaan nan pertama yaitu kebudayan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan lainnya. Wujud ini merupakan wujud ideal dari kebudayaan. Tempatnya ada di dalam kepala atau pikiran, atau dapat juga tertuang dalam tulisan-tulisan. Istilah lain nan lebih tepat buat menggambarkan wujud ideal kebudayaan ini ialah adat atau adat istiadat. Nilai-nilai nan terkandung dari wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, kebiasaan dan peraturan ini akan menunjukkan seberapa tinggi kebudayaan nan telah sukses dicapainya. Dari wujud kebudayaan ini pula kemudian kita mengenal ada bangsa nan berbudaya tinggi dan lain sebagainya.

Kemudian, wujud kebudayaan nan kedua ialah kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan ini sering disebut juga sistem sosial atau social system , yakni tindakan berpola manusia itu sendiri. Sebagai rangkaian aktivitas manusia, sistem sosial atau wujud kebudayaan ini bersifat nyata atau nyata, terjadi setiap saat di sekitar kita, bisa diobservasi, dan bisa didokumentasikan. Sistem sosial suatu bangsa eksklusif dapat dipelajari sejak bangsa itu mengenal kebudayaan sampai ketika pengaruh-pengaruh dari luar datang dan saling mempengaruhi atau terjadinya akulturasi budaya. Sebuah bangsa memiliki sistem sosial tersendiri nan tidak dapat disamakan dengan bangsa lain. Sistem sosial suatu bangsa merupakan pintu masuk bangsa lain ketika akan mempelajari keberadaan bangsa tersebut.

Sedangkan wujud ketiga ialah kebudayan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan ini sering disebut juga dengan kebudayaan fisik. Oleh sebab sifatnya benda fisik, wujud ini sangat konkret, bisa diraba, dilihat, dan difoto. Misalnya, komputer, bangunan, dan pakaian. Diantara wujud kebudayaan itu nan paling terus berkembang seiring dengan berputarnya waktu ialah kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia. Hasil karya manusia ini terus tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh dan berkembangnya manusia itu sendiri.

Bila jaman lampau dalam proses persalinan itu dibantu oleh pintar atau dukun dengan segala atributnya, maka seiring dengan berkembangnya teknologi dimana telah ditemukan berbagai alat nan menunjang proses persalinan, penanganannya pun berada di bawah kendali dokter atau bidan. Begitulah seterusnya suatu kebudayaan nan berupa hasil karya manusia itu tumbuh dan berkembang. Sepanjang manusia dapat mengikuti perkembangan hasil budaya manusia tersebut, maka sepanjang itu pula ia akan merasakan nyaman dan kondusif berinteraksi di dalam suatu budaya tertentu.

Namun sebaliknya apabila tak dapat mengikuti perkembangan kebudayaan dalam wujud hasil karya manusia itu, disamping akan dianggap ketinggalan jaman, tapi juga akan menyebabkan orang tersebut tak merasa kondusif dan nyaman dalam hubungan dengna sekitarnya. Sehingga pada akhirnya akan terisolir dan dikucilkan. Kemengertian akan unsur-unsur budaya dan wujudnya, semakin membuat orang tersebut memiliki toleransi dan daya tahan nan tinggi buat tetap bertahan dengan nyama dan aman.

Unsur-Unsur Budaya

Ada dua kata kunci ketika kita akan menelusuri apa sebenarnya unsur-unsur budaya itu. Kata kunci nan pertama ialah pengertian tentang unsur. Unsur dapat diartikan sebagai bagian terkecil dari suatu benda atau bagian-bagian nan membentuk sesuatu. Dan kata kunci kedua ialah budaya. Budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi.

Istilah budaya berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi nan berarti akal atau budi . Dengan demikian, budaya atau kebudayaan ialah hal-hal nan berkaitan dengan akal atau budi. Jadi nan dimaksud dengan unsur-unsur budaya ialah bagian-bagian terkecil nan membentuk suatu hasil dari pikiran atau akal budi. Maka dengan demikian unsur-unsur budaya ialah segala aspek sampai ke bagian nan terkecil nan membentuk sesuatu dari hasil pikiran manusia atau berupa akal budi.

Istilah budaya dan kebudayaan ada sebagian nan mengartikan sama saja. Namun, sebagian nan lainnya membedakan kedua istilah tersebut. Kata budaya merupakan pengembangan dari budi-daya nan berarti daya dari budi. Jadi, budaya ialah daya dari budi nan berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan kebudayaan ialah hasil dari cipta, rasa, dan karsa itu. Kebudayaan nan terdapat pada semua jenis masyarakat, baik masyarakat kota maupun pedesaan, baik masyarakat modern maupun masyarakat tradisional, sehingga dengan demikian kebudayaan mengandung unsur-unsur budaya universal.

Sepintas di awal tulisan telah disinggung tentang unsur-unsur budaya. Secara lebih lengkapnya, unsur-unsur budaya dengan merujuk kepada pendapat C. Kluckhohn, menyangkut tujuh aspek nan ketujuh aspek ini secara alami dimiliki oleh setiap kebudayaan terkecuali ketika ada hal-hal atau sebuah rekayasa budaya nan sengaja ingin menghilangkan salah satu atau beberapa unsur budaya buat tujuan tertentu.

Unsur-unsur budaya atau kebudayaan universal menurut C. Kluckhohn meliputi tujuh unsur pokok nan dimiliki setiap kebudayaan, antara lain :

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan

3. Organisasi sosial

4. Sistem peralatan hayati dan teknologi

5. Sistem mata pencaharian hidup

6. Sistem religi

7. Kesenian

Setiap unsur budaya tersebut menjelma dalam tiga wujud kebudayaan, yaitu wujud gagasan, wujud sistem sosial, dan wujud kebudayaan fisik. Wujud kebudayaan berupa wujud gagasan salah satunya ialah sistem religi misalnya. Dalam unsur budaya ini, terwujud sebagai sistem keyakinan, gagasan tentang Tuhan, gagasan tentang surga dan neraka. Dan lain sebagainya nan kesemua merujuk kepada aspek-aspek religi lainnya.

Kemudian, ada juga wujud nan berupa upacara-upacara keagamaan atau pemujaan. Pada dasarnya sebenarnya upacara keagamaan merupakan bagian dari sistem religi suatu masyarakat eksklusif atau menjadi bagian dari wujud budaya gagasan.

Wujud ketiga dari unsur religi ini ialah adanya wujud kebudayaan fisik seperti bangunan-bangunan loka ibadah. Dalam setiap aspek bangunan loka ibadah ini secara langsung maupun tak langsung merupakan bentuk pengejewantahan dari sistem religi itu sendiri. Dengan demikian masing-masing bangunan loka ibadah dari sistem religi nan berbeda, dengan sendirinya akan berbeda pula.