Kisah Keislaman Yusuf Islam
Nama pemberian orang tua Yusuf Islam ialah Steven Demetre Georgiou. Ayahnya ialah warga Siprus keturunan Yunani bernama Stavros Georgiou dan ibunya asal Swedia bernama Ingrid Wickman. Yusuf Islam lahir di London, 21 Juli 1948, bersamaan dengan malam bulan purnama 14 Ramadhan 1367 Hijriah.
Pada usia belasan, ia sudah menjadi bintang anjung dengan nama tenar Cat Stevens. Ada cerita nan menyebutkan bahwa ia memilih nama ini sebab seorang teman wanitanya menilai matanya seperti mata kucing.
Di tengah popularitasnya sebagai superstar, ia mengambil keputusan mengejutkan: masuk Islam. Namanya pun berganti menjadi Yusuf Islam.
Bakat Besar Yusuf Islam
Stevens kecil bersekolah di SD Katolik Roma St. Joseph di Macklin Street, London. Padahal, ayahnya menganut Yunani Ortodoks dan ibunya Kristen Baptis. Akan tetapi, orang tuanya memang tak harmonis.
Mereka bercerai ketika Stevens baru berumur delapan tahun. Stevens sendiri rupanya tidak lagi kerasan di sekolah. Pada usia 16 tahun, ia meninggalkan sekolah dan diterima di Hammersmith Art School, tetapi tidak lama kemudian dikeluarkan.
Bakat besar Steven dalam musik memang sudah kelihatan sejak ia kecil. Ia sangat menyukai piano dan kemudian belajar memainkannya. Pada usia 12, ia mulai bahagia menulis lagu dan bermain gitar.
Pada 1966, ia mendapat kesempatan masuk dapur rekaman. Dua single pertamanya, I Love My Dog dan Matthew and Son , nan dirilis pada awal 1967, mencapai Top 10 Inggris. Album New Masters , nan dirilis Desember 1967, gagal masuk tangga lagu di Inggris.
Tetapi, album itu menjadi terkenal sebab lagunya The First Cut Is the Deepest menjadi hit internasional saat dibawakan oleh P.P. Arnold, Keith Hampshire, Rod Stewart, dan Sheryl Crow, serta meraih sejumlah penghargaan penulisan lagu.
Hampir semua lagunya ia ciptakan sendiri. "Saya pikir semua orang nan membeli rekaman aku akan melihat bahwa sebagian besar lagu saya—sebenarnya, semua lagu saya, kecuali Morning Has Broken ialah karya saya," ujarnya. Padahal, Morning Has Broken ialah salah satu lagunya nan paling terkenal.
Cerita Yusuf Islam Masuk Islam
Stevens kemudian menikmati rangkaian berhasil dalam tahun-tahun berikutnya. Album Teaser and the Firecat (1971) meraih posisi nomor dua dan mencapai status gold record dalam tiga minggu peluncurannya di AS.
Album ini menghasilkan beberapa hit, termasuk Peace Train , Morning Has Broken (himne Kristen dengan lirik oleh Eleanor Farjeon), dan Moonshadow . Album ini merupakan rekor Multi-Platinum pada 2001, dengan penjualan sampai saat itu lebih dari tiga juta kopi di AS.
Di tengah popularitasnya, Stevens atau Yusuf Islam mulai bimbang dengan hidupnya. Ia sempat beberapa kali terjerumus ke global narkoba. Pada 1975, ia nyaris tenggelam di bahari Pantai Malibu.
Ia memohon kepada Tuhan supaya menyelamatkannya. Pengalaman nyaris wafat itu menambah panjang pencariannya akan kebenaran spiritual. Sebelumnya, ia memang mendapat didikan Kristen.
Tetapi, Yusuf Islam juga sempat mempelajari Buddha, Taoisme, sains, numerologi, kartu tarot, bahkan komunisme. Ia sudah meraih banyak hal dalam seni. Hanya saja, ia belum menemukan apa nan ia cari. Yusuf Islam belum menemukan kedamaian.
Suatu hari, ia diberi satu mushaf Al-Quran oleh kakaknya, David. Kakaknya bukan Muslim, tetapi mengenal Islam di Jerusalem ketika pergi ke sana dan tinggal setahun, pada 1976.
Ketika kembali, David membeli Al-Quran (yang disebutnya sebagai "Injil-nya orang Islam") di sebuah pameran di London. Al-Quran itu diberikan kepada Stevens sebagai hadiah. Itulah permulaan taaruf Stevens atau Yusuf Islam terhadap Islam.
Stevens mencoba membaca Al-Quran sendirian, tanpa seorang pun nan memberinya klarifikasi mengenai kitab ini, dan bagaimana menafsirkannya. Yusuf Islam mengaku heran bahwa ia tak menemukan agama ini sebelumnya.
Setelah mendapat bimbingan dari sejumlah ulama, Stevens secara formal masuk Islam pada 23 Desember 1977 dan mengubah namanya menjadi Yusuf Islam pada 1978, dengan alasan ia "selalu mencintai nama Joseph (Yusuf)" dan tertarik khususnya oleh kisah Yusuf dalam Al-Quran.
Kisah Keislaman Yusuf Islam
Yusuf Islam berasal dari sebuah keluarga Nasrani nan berprinsip materialis. Yusuf Islam pun tumbuh besar seperti keluarga Nasrani. Setelah beranjak remaja, timbul rasa kagum dalam diri Yusuf Islam ketika melihat para seniman nan dilihatnya dalam berbagai media massa. Bahkan, Yusuf Islam menganggapnya sebagai dewa tertinggi. Ia pun mencoba mengikuti pengalaman para seniman itu. Akhirnya, Yusuf Islam sukses menjadi seorang bintang pop terkenal.
Saat itu, Yusuf Islam merasa dirinya lebih besar dari alam dan merasa usianya lebih panjang daripada kehidupan dunia. Pada suatu hari, Yusuf Islam jatuh sakit dan menyebabkannya dirawat di rumah sakit. Momen inilah nan membuka kesempatan buat merenungi dirinya. Yusuf Islam menganggap dirinya hanyalah sepotong jasad dan selama ini nan dilakukan hanya buat memenuhi kebutuhan jasad. Ia menganggap bahwa sakit nan dideritanya ialah cobaan Tuhan dan kesempatan buat membuka mata mengapa ia berada di sini. Apa nan harus ia kerjakan dalam kehidupan ini?
Setelah sembuh, Yusuf Islam secara intensif memperhatikan dan membaca seputar permasalahan nan dialaminya. Ia pun membuat beberapa konklusi yaitu bahwa manusia terdiri atas ruh dan jasad. Alam ini pun niscaya mempunyai Ilah. Kemudian, Yusuf Islam kembali lagi ke global musik, tetapi dengan gaya musik nan berbeda. Yusuf Islam menciptakan lagu-lagu nan bertemakan cara mengenal Allah.
Lagu-lagu tersebut membuat Yusuf Islam semakin populer dan semakin banyak mendapat keuntungan. Yusuf Islam terus mencari kebenaran dengan ikhlas dan masih tetap berada di global keartisan.
Suatu ketika, teman Yusuf Islam nan beragama Nasrani berkunjung ke Masjidil Aqsha. Temannya ini menceritakan kepada Yusuf Islam tentang keanehan ketika mengunjungi masjid tersebut sebab merasakan adanya kehidupan ruhani dan ketenangan jiwa di dalamnya. Inilah nan membuat Yusuf Islam membeli Al-qur’an terjemahan. Ketika membaca Al-qur’an, Yusuf Islam mendapatkan jawaban mengenai semua persoalan hidupnya. Yusuf Islam merasa kagum akan tujuan dakwah Islam. Akhirnya, ia pun mengumumkan keislamannya di sebuah masjid.
Yusuf Islam Banyak Beramal
Setelah masuk Islam, Yusuf Islam sempat meninggalkan global musik dengan pemahaman bahwa musik diharamkan dalam Islam. Namun, setelah pemahamannya bertambah, pada 1985 Yusuf Islam kembali ke global musik.
Pada 1990-an, Yusuf Islam merekam lirik-lirik mengenai tema-tema Islam hanya diiringi perkusi dasar. Pada akhir 1990-an, ia menjadi penyanyi tamu pada lagu God Is the Light di album Raihan. Pada 2000, Yusuf Islam menelurkan album anak-anak A Is for Allah .
Pada 2003, didukung global Muslim, Yusuf Islam merekam lagi Peace Train buat sebuah kompilasi CD, nan juga menampilkan David Bowie dan Paul McCartney. Tahun itu juga ia buat pertama kali tampil di publik Inggris setelah 25 tahun.
Akhir tahun berikutnya, Yusuf Islam dan Ronan Keating mengeluarkan versi baru Father and Son . Pendapatan album ini disumbangkan ke badan amal Band Aid.
Sejak masuk Islam, Yusuf Islam banyak mencurahkan hidupnya buat amal dan pendidikan. Ia mendirikan banyak sekolah. Ia mendirikan forum amal Small Kindness . Pada 1985 hingga 1993, Yusuf Islam menjadi ketua Muslim Aid.