Sentra Penghasil Barang Gerabah
Apa, sih gerabah? Mungkin sebagian ada nan tahu dan sebagian lainnya tak mengetahuinya. Tapi sebenarnya, kalian niscaya sudah tidak asing dengan benda nan disebut gerabah, mungkin istilah penyebutannya nan kurang familiar di telinga. Lalu, apa sih sebenarnya gerabah itu?
Gerabah ialah perkakas atau perabot nan terbuat dari tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan dengan tangan lalu dibakar dalam tungku buat mengeraskan bentuknya. Nah, sudah tahu, kan kalian? Penulis konfiden di antara kalian juga masih ada nan menggunakan gerabah, khususnya nan di kampung-kampung atau di daerah terpencil.
Seiring perubahan dan perkembangan zaman, sekarang ini keberadaan gerabah tidak difungsikan lagi menjadi perabot rumah tangga. Gerabah pada zaman sekarang ini dipergunakan sebagai barang seni yang antik. Lihat saja di galeri seni di kotamu, niscaya banyak memajang barang-barang unik hasil olah seni tanah liat.
Bahkan, gerabah pun dapat bernilai jual tinggi jika mampu dibuat sebagus dan seunik mungkin. Berdasarkan asal muasalnya, gerabah di Indonesia ternyata sudah ada pada zaman purba. Bukti sejarah itu ditemukan dari situs-situs sejarah di nusantara.
Aneka Bentuk Gerabah dan Fungsinya
Keanekaragaman bentuk dari gerabah merupakan suatu tanda dari kekayaan seni di nusantara. Bentuk-bentuk aneka gerabah itu antara lain sebagai berikut:
1. Kendi
Kendi ialah gerabah nan dibuat seperti teko atau ceret. Kendi digunakan sebagai wadah atau penampung air putih buat diminum. Air putih nan ditaruh di kendi biasanya terasa lebih adem dibanding ditaruh dalam teko atau teko keramik.
2. Kendil
Gerabah nan satu ini beda dengan kendi. Beda bentuk beda fungsi. Meski beda pada huruf 'L' nya saja. Kendil ialah barang gerabah nan berbentuk mirip guci dengan lubang lebar di bagian atas. Lubang kendil cuma satu. Kendil biasa digunakan buat merebus atau menggodok nasi dan ramuan-ramuan tradisional. Kendil juga sering dipakai buat memasak sayuran dan palawija (singkong, ketela, talas).
3. Padasan
Padasan ialah penampung air dalam jumlah besar. Padasan ini dibuat memiliki 2 buah lubang. Lubang atas (besar) buat pengisian dan lubang samping bawah (kecil) buat pengeluaran atau pengambilan air. Padasan digunakan buat cuci muka atau pun buat pengambilan air wudhu.
4. Sangan
Jenis gerabah ini digunakan buat menggoreng bahan makanan tanpa menggunakan minyak (sangrai). Biasanya, digunakan buat menggoreng aneka biji-bijian dan obat tradisional.
5. Nyambelan
Nyambelan disebut juga cobek, yaitu loka nan digunakan buat menggerus atau menghaluskan bumbu atau sambal.
Selain benda-benda tadi, gerabah juga hadir dalam bentuk pot bunga, asbak, patung hiasan, lampu pijar klasik, celengan, guci, dan barang unik serta ciamik lainnya. Wow, mengagumkan. Ternyata tanah nan kita pijaki setiap hari ini berdaya seni tinggi juga ya? Tinggal bagaimana kita mengeksplornya saja.
Membuat Gerabah, Yuk!
Setelah mengetahui seluk beluk gerabah dan bentuk-bentuknya, tak ada ruginya dong buat mencoba membuatnya. Yuk , kulik perihal pembuatannya!
1. Pengambilan Tanah Liat
Karena bahan primer dari gerabah ialah tanah liat, jadi mau tidak mau harus bergelut dengannya. Tak usahlah takut kuman dan sebagainya! Nanti, kancuci tangan pakai sabun sesudahnya. Untuk membuat sesuatu nan bernilai tinggi, terkadang kita harus berkotor-kotor ria dulu, baru deh berbangga-bangga kemudian.
Ambil tanah liat dengan cara menggali atau dengan pacul. Tanah liat nan bagus, ialah tanah liat nan berwarna merah kecokelatan atau juga putih kecokelatan. Tanah liat macam itu banyak dijumpai di sekitar rumah atau kebun.
2. Penyiapan Tanah Liat
Usai mendapatkan tanah liat tersebut, saatnya menyiram tanah tersebut dengan air secukupnya. Lalu, diamkan selama 1-2 hari. Sesudahnya, gilinglah tanah liat itu dengan tangan (diremas-remas) sampai merekat seperti adonan dan benar-benar menjadi liat (kenyal, seperti permen karet).
Atau juga dapat digiling dengan mesin giling khusus. Lebih baik pakai tangan supaya teksturnya bisa kamu ketahui dengan pasti. Kalau masih kurang liat, tambahkan lagi sedikit air lalu ulet (diremas-remas) kembali sampai merekat kenyal.
3. Proses Pembentukan Gerabah
Setelah termin 2 sudah oke, sekarang saatnya membentuk tanah liat sinkron keinginan. Sebagai contoh nan gampang ialah bentuk guci, silinder atau gelas. Bentuklah dengan kedua tangan dan kedua kaki memutar atau menggenjot alat pemutar (perbot). Seimbangkan antara genjotan dan mobilitas tangan dalam membentuk. Konsentrasilah dalam melakukannya.
Alat-alat pendukung pada saat termin pembentukan antara lain, perbot, alat pemukul, batu bulat, kain kecil dan air. Jika tak punya perbot, tak usah bingung. Tanpa perbot pun jadi. Tinggal taruh saja di atas meja dan bentuk sinkron keinginan. Tapi, akan lebih baik jika memakai perbot, terutama pada saat penghalusan.
4. Penjemuran
Setelah bentuk sudah selesai dibuat, kini tiba waktunya penjemuran. Sebelum dijemur di bawah sengatan matahari, ada kalanya haluskan dulu bagian-bagian nan masih kasar dengan menggunakan kain kecil nan dibasahi dengan air sedikit. selain itu, ukir juga permukaannya dengan seni karya sinkron selera. Digambar juga boleh.
Setelah itu, baru deh setelah itu dijemur seharian penuh. Pokoknya sampai benar-benar kering. Lihat juga keadaan cuacanya sebab faktor cuaca ialah faktor penentu kering tidaknya gerabah karyamu itu.
5. Pembakaran
Masukkan gerabah ciptaanmu dalam tungku pembakar khusus. Untuk menghasilkan panas nan stabil, biasanya bahan pembakar tunggu menggunakan daun jerami kering atau daun kelapa kering. Dapat juga dengan kayu bakar. Yang niscaya bukan memakai kompor gas lho ya!
Lama pembakaran sendiri sekitar beberapa jam. Intinya si tanah liat bentukanmu sampai benar-benar kering dan matang. Rona kemerahan menandakan gerabah sudah terbakar sempurna.
6. Finalisasi atau Penyempurnaan
Setelah gerabah matang dan kering, diamkan dulu hingga panasnya hilang. Sesudah itu, boleh melakukan pemolesan pada gerabah tersebut. Boleh digambar, dicat warna-warni atau diglasir supaya cantik dan berdaya seni tinggi. Setelah itu, jadi, deh gerabah keren hasil karya sendiri.
hasil karya protesis sendiri itu dapat dipajang di lemari hias di rumah atau dapat juga dijual ke para pencinta barang gerabah. Semakin cantik dan unik gerabah, semakin mahal juga lho harganya. Malahan ada juga gerabah nan dihargai sampai jutaan rupiah. Hmmm ... tertarik bukan? Dari hobi jadi hoki.
Keunggulan Gerabah Dibandingkan Barang Seni dari Keramik atau Kaca
- Bahan bakunya nan murah malahan gratis, secara tanah liat gitulho . Free ingredient .
- Cara pembuatannya nan simpel tak neko-neko . Easy maked .
- Bahan bakunya nan ramah lingkungan. Seandainya nanti jatuh dan pecah, tak perlu takut mencemari lingkungan dan tak perlu proses pendaurulangan nan njelimet dan repot. Karena bahan bakunya dari tanah, maka akan pula dengan gampang kembali ke tanah. Go green dong!
- Pecahan materialnya tak membahayakan. Beda dengan pecahan material keramik dan kaca nan bisa melukai. Safety first .
- Dan pastinya melestarikan kesenian nusantara.
Sentra Penghasil Barang Gerabah
Kalau keramik identik dengan bangsa Cina, kain permadani identik dengan Persia (Irak), batik identik dengan Indonesia. Nah, bagaimana dengan gerabah? Identikkah gerabah dengan bangsa Indonesia? Yang pasti, pusat-pusat penghasil barang gerabah ada di dalam negeri. Terutama di daerah Kasongan dan Pundong nan terletak di Kabupaten Bantul, DIY.
Ada juga di daerah Lombok, yaitu di Banyumulek dan Penujak. Selain itu ada juga di Jepara dan beberapa daerah lain.
Gerabah is Indonesia, must reserved!