Pentingnya Logistik Bagi Militer
Istilah logistik berasal dari bahasa Yunani nan terdiri dari dua suku kata. Logic nan berarti rasional, masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan. Suku kata keduanya ialah thicos, artinya berpikir. Logistik merupakan sebuah kegiatan nan berhubungan dengan sistem distribusi, penyimpanan, pengelolaan persediaan dan pengaturan delivery atau konvoi barang dan jasa.
Secara garis besar logistik terbagi ke dalam dua kegiatan utama, yaitu kegiatan konvoi (move) dan kegiatan penyimpanan (store). Kegiatan primer itu diurai menjadi tujuh bauran kegiatan nan tak bisa dipisahkan keberadaannya di dalam sebuah sistem rantai pasok (Supply Chain System). Kegiatan tersebut meliputi pemrosesan pesanan, transportasi, persediaan, penanganan barang, struktur fasilitas, sistem informasi, dan komunikasi.
Secara generik misi logistik ialah sebuah kegiatan buat mendapatkan barang nan tepat, pada waktu, jumlah dan kondisi nan tepat, dengan biaya nan terjangkau. Tapi misi ini tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik tersebut. Logistik selalu berkutat dalam menemukan ekuilibrium buat dua hal nan amatlah sulit buat disinergikan.
Faktor Pendukung Keberhasilan Distribusi Logistik
Logistik selalu melibatkan unsur pemasok, manufaktur, distribusi dan para pelanggan. Oleh karenanya logistik harus bisa melaksanakan kegiatan pengiriman barang dan jasa nan diperlukan pelanggan dengan baik, tepat waktu, dan efisien. Keberhasilan distribusi logistik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Transportasi.
Pentingnya ketersediaan wahana dan prasarana angkutan buat pengiriman barang ke loka tujuan dengan tepat waktu.
- Inventory.
Ketelitian harus diperhatikan dalam memastikan jumlah barang nan dikirim sinkron dengan delivery order.
- Struktur fasilitas.
Pentingnya ketersediaan pusat-pusat distribusi ( warehouse ) dan fasilitas pendukung agar tak ada hambatan nan menghambat sampainya barang ke dealer.
- Material handling .
Perlunya sistem penanganan nan baik terhadap barang agar tak terjadi kerusakan dan kehilangan barang di dalam distribusi.
- Komunikasi dan informasi.
Dalam hal ini apakah sistem informasi dan komunikasi nan dimiliki atau digunakan sudah sinkron dengan kebutuhan sehingga memperlancar proses distribusi.
Kendala Pendistribusian Logistik Untuk Korban Bala
Sudah menjadi bagian dari tanggung jawab kita bersama ketika terjadi bala di tanah air dipastikan akan banyak kerugian nan dialami. Kerugian itu tak hanya dari segi korban nan berjatuhan, tapi juga dari kerugian materi. Uluran donasi dari masyarakat dan pemerintah khususnya sangat diperlukan buat membantu korban nan membutuhkan makanan, pakaian, maupun obat-obatan.
Namun tak bisa dipungkiri kalau dalam hal pendistribusian logistik kepada korban bala tidaklah semudah nan dibayangkan. Banyak hambatan nan menghambat pendistribusian logistik tersebut. Kendalanya ialah faktor cuaca, lokasi nan sulit dijangkau dengan perjalanan darat, bahkan kurangnya transportasi buat mencapai lokasi bencana.
Lemahnya koordinasi pihak terkait seperti di taraf kecamatan atau kabupaten juga membuat banyaknya donasi nan menumpuk di pos-pos korban bencana. Hal itu disebabkan oleh lambatnya pendistribusian logistik. Padahal korban bala sangat membutuhkan bantuan.
Pendistribusian logistik juga diusahakan lewat jalur udara. Tapi kondisi cuaca nan jelek tetap saja menjadi penghambat penyaluran logistik tersebut. Para relawan, regu penyelamat dan tim pengungsian bala akan menunggu cuaca membaik sebelum mendistribusikan logistik kepada para korban bencana.
Pentingnya Logistik Bagi Militer
Logistik memiliki arti nan sangat krusial dalam taktik militer. Jalur suplainya akan dijaga dengan sangat baik oleh tentara militer guna kepentingan perang melawan musuh. Bersamaan dengan itu jalur suplai musuh akan diganggu sebisa mungkin agar pendistribusian logistik ke sana terhambat.
Terhambatnya penyaluran akan bisa melemahkan musuh dalam hal dukungan kebutuhan dan kesiapan perang. Bagaimanapun juga sebuah angkatan bersenjata jika tak memiliki sumber daya dan transportasi akan menjadi lemah dan tak berdaya, begitu ungkapan Napoleon. Sebagaimana penyebab kekalahan Inggris pada Perang Kemerdekaan Amerika dan kekalahan Poros di medan Afrika pada Perang Global II tak lain ialah sebab kegagalan penyaluran logistik.
Di dalam militer seorang perwira bagian logistik harus bisa mengatur kapan dan bagaimana menyalurkan dan memindahkan sumber daya ke loka nan dibutuhkan. Ia juga mengatur jumlah konsumsi amunisi dan bahan bakar nan dibutuhkan di saat perang dan di saat tak perang. Tentu saja kebutuhan logistik di saat perang akan sangat besar dibandingkan di saat damai.
Peran Logistik Dalam Bidang Kesehatan
Peran logistik di dalam sebuah perusahaan, organisasi, atau bidang usaha lainnya selalu menjadi prioritas utama. Alasannya sebab barang atau jasa sangat dibutuhkan oleh unit-unit operasioanl dalam menjalankan kegiatannya. Logistik memberikan efesiensi dan efektivitas buat mencapai keberhasilan dari tujuan sebuah organisasi atau perusahaan.
Oleh sebab itu logistik harus dikelola dengan baik oleh manajemen logistik nan terarah, disiplin dan bertanggungjawab penuh buat keberhasilan pengadaan logistik. Manajemen logistik bisa didefinisikan sebagai rangkuman kegiatan dalam hal planning, organizing, staffing, leading, dan controlling . Kegiatan itu terakait dengan pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan barang dan jasa buat mendukung kegiatan organisasi.
Jadi, jika peran manajemen tak terarah dengan baik sudah barang tentu hal ini akan menjadi salah satu penghambat kegiatan nan lain di dalam sebuah perusahaan. Di dalam bidang kesehatan seperti di rumah sakit perlu ditelaah apa saja lingkupan peran logistik tersebut. Hal itu buat mendukung peran instansi sehingga dapat memberikan pelayanan nan baik kepada masyarakat.
Peran logistik di bidang kesehatan yaitu menyangkut penyediaan obat, alat kesehatan, f ood and beverages , logistik peralatan medis dan non-medis, wahana dan prasarana gedung, serta logistik barang habis pakai. Logistik obat meliputi aktivitas penentuan obat-obatan. Obat itu digunakan di dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Obat merupakan salah satu komponen primer nan sangat dibutuhkan dan menjadi sumber pendapatan rumah sakit. Tantangan dalam melaksanakan logistik obat ini sangat tinggi. Pemilihan obat buat pengobatan tak boleh sembarangan, sehingga buat poin ini pihak manajemen perlu memberikan perhatian nan serius sebelum memutuskan penyediaan obat-obatan nan dibutuhkan.
Di dalam hal alat kesehatan, logistik terkait dengan penyediaan alat-alat kesehatan. Alat nan mendukung pelayanan kesehatan ialah peralatan bedah, termometer, syringe atau jarum suntik, dan lain-lain. Kelebihan atau justru kekurangan alat-alat kesehatan sering terjadi di lapangan sebab kurangnya dana dan biaya buat penyediaan barang-barang tersebut.
Namun sering juga terjadi menumpuknya alat-alat kesehatan sebab kurang baiknya manajemen pengaturan dalam penyediaannya. Tidak hanya di dalam bidang militer, kesehatan, ataupun perusahaan nan bergerak di berbagai bidang usaha, peran logistik selalu menjadi bagian dari rancangan kegiataan nan menjadi prioritas utama.
Berhasil atau tidaknya pengadaan dan pendistribusian logistik tergantung kepada manajemen pengaturan di dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Secara generik keberhasilan logistik ini bisa diukur dengan rendahnya biaya nan dikeluarkan, tapi mutu tetap baik. Hal ini akan menjadi sebuah prestasi bagi suatu perusahaan atau organisasi jika bisa menyeimbangkan biaya nan dikeluarkan dalam pemenuhan logistik, dengan pelayanan dan kualitas nan tetap nomor satu.
Namun tak sporadis di lapangan ketidakseimbangan ini menjadi masalah nan pelik. Lebih sering kita temukan tingginya biaya nan dikeluarkan dalam hal logistik tapi mutu justru rendah. Tapi ada juga tingginya biaya sebanding dengan mutu dan kualitas nan didapat. Disinilah pentingnya peran manajemen logistik buat mencapai keberhasilan di sebuah organisasi.