Lapisan Penyusun Bumi
:
Bumi nan kita tempati merupakan planet nan terdiri atas lapisan-lapisan batuan bumi sebagai pembentuknya. Kebesaran Tuhan Sang Maha Pencipta telah menjadikan bumi ini kokoh buat ditinggali semua makhluk hidup. Anda akan mengetahui klarifikasi siklus batuan bumi melalui artikel ini. Semoga pengetahuan mengenai batuan bumi ini bisa menambah keyakinan kita terhadap Tuhan Sang Pencipta.
Lapisan Penyusun Bumi
1. Pusat Bumi ( Centrosphere )
Secara sederhana, susunan lapisan bumi bisa dibayangkan seperti lapisan-lapisan nan terdapat pada telur. Lapisan tersebut dimulai dari bagian terdalam, yaitu kuning telur sebagai lapisan inti. Bola lapisan ini merupakan pusat atau inti bumi.
Centrosphere terdiri atas unsur Ferum (Fe) atau besi dan Niccolum (Ni). Agar mudah diingat, lapisan ini diistilahkan dengan lapisan Ni-Fe. Bulatan bola Centrosphere memiliki diameter sekitar 6950 km. Penyusun bulatan bola ini memiliki dua lapisan yaitu Inner Core dan Outer Core .
a. Inner Core (inti dalam), merupakan inti padat nan berdiameter kurang lebih 2400 km dan tersusun atas besi dan nikel dalam bentuk kristal dengan estimasi suhu antara 4.700 derajat Celsius dan 4900 derajat Celsius.
b. Outer Core (inti luar), merupakan lapisan pembungkus inti padat berupa cairan nan amat kental yaitu dengan suhu lebih kecil dari inti padat yaitu sekitar 3900 derajat Celsius dan ketebalan kurang lebih 2250 km.
Setelah lapisan outer core ini menuju lapisan selubung, maka akan ditemukan Guttenberg Discontinuity , yaitu lapisan tidak kontiniu nan ditemukan seorang pakar bernama Guttenberg. Menurutnya, lapisan ini berada di kedalaman sekitar 2900 km.
Lapisan tersebut dalam bahasa Yunani disebut Centrosphere atau Barysphere sebab merupakan pusat dari siklus batuan pembentuk bumi. Rotasi nan dilakukan oleh bumi menjadi karena adanya arus perputaran cairan inti bumi. Perputaran inilah nan menurut para pakar dikatakan sebagai sumber area magnetis bumi.
2. Mantel
Mantel yaitu selubung nan menyelimuti inti bumi layaknya lapisan putih telur menutupi kuning telur. Mantel terletak di tengah antara Centrosphere dan Lithosphere sehingga penamaannya disebut Mesosphere atau lapisan tengah. Ada pula nan menyebutnya dengan kata Chalkosphere disebabkan kandungan kimiawinya yaitu sulfide dan oksida (salah satu unsur pembentuk kapur tohor atau gamping).
Suhu pada lapisan mantel mencapai tiga ribu derajat Celsius dan ketebalannya sekitar 2900 km. Lapisan ini terdiri atas material-material berat nan mengandung silisium dan magnesium. Mantel juga memiliki lapisan penyusunnya yaitu selubung dalam dan selubung luar.
Bagian selubung luar dan menuju bagian litosfer terdapat lapisan cair nan bernama astenosfer. Dalam lapisan ini, ada lapisan M-Discontinuity nan membatasi lithosfer dengan selubung luar. Mohorivivic menyatakan, bahwa kedalaman lapisan ini sekitar 35—60 km. Menurutnya, saat terjadi gempa kecepatan gelombang mengalami penambahan setelah melalui lapisan ini.
3. Kerak Bumi ( Lithosfer )
Kerak bumi atau lithosfer ialah lapisan pembungkus bumi. Batuan-batuan pembentuknya cenderung lebih ringan dibanding kedua lapisan dalam setelahnya. Silikat (SiO2) ialah unsur primer penyusunnya nan merupakan oksigen dan silikon. Selain itu, unsur kimia nan ada di dalam lapisan ini ialah O2 (oksigen), Si (silicon), Al (aluminium), Fe (Ferum), Na (Natrium), dan lain-lain.
Lapisan kerak bumi cenderung tipis tetapi kuat, padat dan kenyal sehingga dinamakan kerak ( crust ). Kerak inilah nan membuat relief bumi menjadi tak rata. Ketebalannya diperkirakan mencapai 1200 km. Berbagai mineral dan tambang sebagai sumber daya alam buat memenuhi kebutuhan manusia terdapat di lapisan ini.
Berdasarkan teori tektonik lempeng atau plate theory nan menyatakan bahwa permukaan terluar bumi dibagi ke dalam dua lempengan nan saling bergerak di permukaaan bumi baik menggeser, menjauh, maupun bertumbuk sehingga menjadikan permukaan bumi tak rata.
Lempengan nan terbentuk berupa lempengan nan lebih tipis yaitu lempengan samudera dan lempengan nan lebih tebal yakni benua. Lempengan samudera lebih dominan daripada lempengan benua yaitu sekitar 65% dan dibentuk oleh unsur utamanya yaitu silisium dan magnesium. Oleh sebab itu, lempengan tersebut disebut lapisan Sima.
Lempengan kontinen atau benua memiliki ketebalan sekitar 31 km di dasar samudera dan mencapai 70 km di puncak pegunungan. Lempengan kontinen ini terdiri atas beberapa lapisan, di antaranya nan paling tebal ialah lapisan Sial sebab tersusun dari unsur kimia utamanya yaitu silisium dan aluminium.
Di antara lapisan-lapisannya, terdapat beberapa tipe batuan nan terbentuk dari siklus batuan, antara lain tipe magma, granit, dan peridotit, serta eklogit.
Sekilas Klarifikasi Siklus Batuan
Sudah dijelaskan bahwa bumi memiliki lapisan-lapisan nan membentuk dan mengokohkannya sehingga menjadi sebuah kesatuan nan utuh. Di antara lapisan-lapisan penyusun bumi tersebut, terjadi konvoi dan kontak nan saling mempengaruhi.
Pergerakan tersebut menciptakan siklus atau perputaran batuan dan membentuk tiap lapisan. Batuan-batuan tersebut akan melebur, membeku ataupun meleleh dan berubah bentuk sinkron dengan masa perputaran dan lapisan di mana batuan itu berada. Secara singkat siklus tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut.
Siklus diawali dari terdesaknya magma dampak pergeseran lapisan-lapisan bumi sehingga keluar dari perut bumi melalui peristiwa vulkanik. Proses keluarnya magma akan membentuk ragam jenis batuan nan berbeda. Magma nan keluar dan membeku hanya sampai di bawah permukaan bumi akan membentuk batuan beku intrusive (plutonik).
Selain itu, magma nan mampu mencapai permukaan bumi akan menutup permukaan bumi dan membeku sehingga membentuk batuan beku ektrusive . Batuan-batuan beku tersebut dalam kurun waktu nan sangat lama yakni ribuan tahun akan mengalami penguraian dampak beberapa faktor seperti temperatur, air, zat kimia, dan aktivitas hewan atau tumbuhan sehingga batuan-batuan tersebut menjadi lapuk.
Uraian batuan tersebut akan terendap sehingga menjadi batuan endapan atau sedimen. Pada termin selanjutnya, dampak perubahan suhu dan tekanan nan signifikan batuan sedimen akan berubah bentuk menjadi batuan peralihan atau metamorf. Setelah itu, batuan tersebut akan kembali menjadi magma . Tahap-tahap tersebut akan berulang dalam kurun ribuan tahun sehingga disebut dengan klarifikasi siklus batuan.
Dalam prosesnya, penguraian dan pembentukan batuan memberikan majemuk jenis batuan nan dapat dimanfaatkan oleh manusia, antara lain.
1. Diorite, granit, dan gabbro termasuk batuan beku plutonik sebab estetika teksturnya dijadikan hiasan dekorasi rumah. Batu-batu ini terbentuk dari magma nan membeku lebih lambat sehingga memiliki susunan mineral nan sangat besar.
2. Basalt, dasit, dan andesit termasuk termasuk batuan beku vulkanik sering dibuat bahan pondasi rumah. Batuan ini memiliki susunan mineral nan kecil sebab magma membeku dengan cepat dampak letusan gunung api.
3. Batu konglomerat, lempung, dan pasir merupakan batuan nan terbentuk pada proses sedimen nan mengalami transportasi. Batuan ini Digunakan manusia buat hiasan dan pembuatan rumah.
4. Batu akik, permata, dan grafit termasuk batuan beku metamorf atau peralihan nan dijadikan manusia buat pembuatan perhiasan dan alat tulis. Batuan ini terbentuk dari batuan nan terkena gas magma nan sedang naik dan membentuk mineral baru.
Demikianlah klarifikasi siklus batuan, semoga bermanfaat.