Cara Memilih Teman nan Baik
Manusia ialah makhluk sosial, artinya tak bisa berdiri sendiri, tak bisa menyendiri dan tak mungkin tanpa adanya komunikasi. Komunikasi inilah nan menjadikan manusia diciptakan. Komunikasi sebagai penghubung antar manusia. Komunikasi mengajarkan kita bagaimana cara memilih teman .
Komunikasi juga nan mendekatkan manusia satu dengan manusia lain. Komunikasi juga pulalah nan mengantarkan manusia saling kenal antar satu suku dengan suku lain, bangsa satu dengan bangsa nan lain. Dalam proses komunikasi ini, akan akan kita temukan orang–orang nan bisa kita percaya dan orang wajib kita jauhi.
Orang–orang nan kita percaya, sering kita sebut sebagai teman atau sahabat . Mereka ialah orang nan dekat dengan kita, berdialog dan bertukar pikiran dan mungkin saja cerita tentang kekurangan, kelebihan hingga misteri kita.
Tidak seluruh orang bisa kita jadikan teman, selayaknya akun facebook, tinggal klik buat meminta pertemanan . Dalam kasus global nyata, tidaklah sesederhana facebook. Di facebook kita tak akan menceritakan seluruh masalah kita secara detail kepada teman nan ada di global nyata, meskipun personelnya ialah sama. Oleh karena, pemilihan teman nan baik perlu dipikirkan.
Mengapa Harus Memilih?
Dalam proses bersosialisasi dan pertemanan, akan ada dua faktor krusial mengapa teman harus dipilih.
- Pertama ialah penerimaan. Orang mudah diterima sebab mungkin baik, mengenal kepribadian dari sekedar pertanyaan dan komunikasi.
- Faktor kedua ialah tentang rasa nyaman. Pertemanan tentu dilandasi dengan kenyamanan kedua belah pihak.
Jika dalam proses pertemanan nan ada hanya selisih pendapat dan konfrontasi, tentu hal tersebut akan menjadikan proses pengenalan tak baik. Maka pertemanan pun harus memiliki faktor tersebut.
Teman ialah orang nan nyaman ketika anda berkomunikasi dengannya. Pada kasus ini, tak saja komunikasi nan bekerja tetapi pada masa jangka panjang, proses lain akan sama–sama mempengaruhi.
Misal saja ketika anda memilih teman nan baik, maka mau tidak mau anda akan mengikuti tingkah laku, tetapi jika anda memilih seorang pemabuk sebagai teman, bisa dipastikan anda akan mengikuti kebiasannya. Di dalam Islam telah dijelaskan secara terperinci dalam suatu hadits Nabi riwayat Bukhari – Muslim,
“Permisalan teman nan baik dan teman nan jelek ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau dapat membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, dapat jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tak engkau tetap mendapatkan bau asapnya nan tidak sedap”
Berdasarkan hadits tersebut, secara tak langsung kita diminta buat memilih teman, sebab teman akan mempengaruhi dari pola tingkah laku kita, pola pikir hingga tabiat dan Norma kita.
Cara Memilih Teman nan Baik
Usaha preventif lebih baik dibanding usaha kuratif, dengan kata lain mencegah lebih baik dari pada mengobati. Lebih baik mencegah diri kita buat terjerumus pada jurang kesesatan dan konduite nan tak baik dibanding harus memperbaiki dan mengobati setelah kita terjerumus ke dalamnya.
Karena setelah kita terjerumus, usaha buat mengobatinya sangat berat. Seperti orang nan kecanduan narkoba, buat menghentikan konsumsi barang terlarang tersebut sungguh berat dan menyiksa. Salah satu usaha preventif nan bisa dilakukan ialah dengan menghindari teman nan memiliki Norma nan buruk.
Sifat orang nan mendekati kita bermacam–macam. Ada nan memberikan kegunaan dan keutamaan buat kita, ada nan sengaja mengambil laba semata, ada juga nan tak juga memberikan kemanfaatan dan tak pula mengambil untung. Dua jenis paling belakang ini nan wajib dihindari dalam memilih teman, sebab hal tersebut hanya akan menyengsarakan kita sendiri.
Bagaimana cara memilih teman nan baik? Imam Al-Ghazali memberikan lima syarat dalam proses memilih teman. Yaitu:
1. Uji Akalnya
Menguji akal dari teman ialah sesuatu nan pantas buat dilakukan. Jika anda bergaul dengan orang nan bodoh, akan membodohi diri anda sendiri. Pilihlah orang nan setara dengan anda. Pada kasus ini, bukan bermaksud meremehkan orang lain tetapi ini dimaksudkan bahwa anda supaya berhati – hati dalam menerima teman.
Bisa saja ketika anda bercerita tentang suatu hal, teman anda tak paham dengan apa nan anda bicarakan, atau mungkin malah melakukan sesuatu nan buruk. Misalnya saja anda meminta buat menyimpankan uang anda, tetapi teman anda malah memberikannya kepada temannya nan lain.
2. Uji Budi Pekertinya
Wajib bagi anda buat mengetes budi pekerti teman anda. Banyak orang nan pandai tetapi budi pekertinya tak baik, suka mencuri, suka menipu dan sebagainya. Lihat saja koruptor, tak ada nan lulusan SD saja, semua alumni universitas ternama, tetapi budi pekertinya tak karuan.
Budi pekerti sama dengan akhlaq. Seseorang dengan akhlaq nan baik pantas buat anda dekati dan dijadikan sebagai teman. Karena secara tak langsung, anda akan mulai meniru perilakunya nan baik itu. Ketika anda berbicara tentang suatu rahasia, ia mampu menjaganya.
Ketika waktu sembahyang tiba, dia mengingatkan kepada anda buat bersembahyang terlebih dahulu. Ketika anda berusaha membolos dari kuliah, dia memberi saran kepada anda buat tak membolos. Dan ketika dia tahu anda membohongi seseorang dia akan marah sebab sayang kepada anda, serta memberikan masukan buat tak melakukan hal tersebut di kemudian hari.
3. Uji Perbuatannya
Jangan menjadikan orang nan perbuatannya sering melanggar suatu perintah, baik perintah nan dibuat oleh manusia atau oleh Allah. Ketika teman anda baik budi pekertinya, tentu perbuatannya akan seiring dengan akhlaqnya. Orang nan suka melanggar anggaran hanya akan membuat anda kesulitan sendiri dan tentu saja mencemari perbuatan anda juga.
Misal saja Norma berbohong, Norma membolos dan sebagainya. Pemabuk pun pertama kali hanyalah mencoba–coba, seteguk nan ditawarkan oleh teman anda, kemudian berlanjut dua teguk, segelas dan andapun fasih buat menenggak sebotol. Maka pilihlah teman nan sholeh, dimana ia menjadi alarm buat anda. Mendorong ketika anda berbuat baik, mencegah ketika anda berbuat salah.
4. Uji Akidah
Pilih akidah nan sama. Dalam kasus nan besar, hal ini sangat berpegaruh. Misal saja, orang Islam bergaul dengan orang non-Islam, dalam kasus peribadatan sudah berbeda, apalagi dalam kasus lain.Tentu keduanya akan sulit buat berkomunikasi dengan baik, terutama berkaitan dengan hal–hal nan privasi.
Hal tersebut pastinya tak bagus dalam kehidupan sosial. Maka dari itu, pilih teman dengan akidah nan sama.
5. Uji Terhadap Kecintaannya pada Dunia
Hal ini dimaksudkan pada sifat teman anda pada anda sendiri. Mudahnya, apa teman anda tersebut hanya berpikir global saja atau mementingkan akhirat juga. Atau pada kasus lain, teman anda hanya memikirkan tentu keuntungannya saja tanpa memperdulikan kepentingan anda atau sama–sama mengambil kemanfaatan dari proses pertemanan tersebut.
Bisa saja teman anda saat dia membutuhkan bantuan, dia akan menghubungi anda dengan segera namun saat anda butuh dia, dia pura–pura tak kenal atau sekedar mengucapkan maaf sebab tak bisa membantu. Hal itu mungkin saja terjadi.
Maka tidak hiperbola jika Nabi s.a.w bersabda:
" Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya " (Ahmad dan Trimidzi).
Itulah pedoman kriteria-kriteria cara memilih teman secara Islam. Yang terpenting adalah, jagalah tali silaturahmi dengan teman-teman nan sudah Anda miliki supaya rasa persaudaraan tetap terjaga.