Kehidupan Sosial Richard Gere
Richard Gere merupakan salah satu aktor Hollywood nan hingga saat ini masih memberikan kontribusi besar bagi perfilman dunia. Lelaki paruh baya ini bernama orisinil Richard Tiffany Gere nan lahir pada 31 Agustus 1949 di Philadelpia, Pennsylania Amerika Serikat.
Pesona Richard Gere sebagai seorang bintang mampu membuat seorang supermodel bernama Cindy Crawford rela melepaskan jubah popularitasnya demi menjadi pasangan pria nan terkenal lewat film Pretty Woman ini.
Sayangnya, pada kitaran tahun 1995, Richard Gere diisukan menderita kelainan seksual nan menyebabkan dirinya menjadi seorang homoseksual. Warta tersebut digembor-gemborkan sebagai penyebab primer retaknya interaksi lelaki ini dengan supermodel Cindy Crawford.
Isu negatif tersebut kemudian mampu ditepis oleh Richard Gere setelah akhirnya lelaki tampan ini mengencani seorang aktris bernama Carey Lowell. Hubungannya dengan aktris cantik tersebut menghasilkan seorang putra bernama Homer James Jigme Gere nan lahir pada tahun 2000. Maka pada 2002, pasangan tersebut mampu membuktikan kepada global bahwa interaksi mereka langgeng hingga kini.
Richard gere merupakan salah satu aktor nan bisa bermain dalam banyak peran. Tidak heran jika lelaki bertinggi badan 179 cm itu mampu mendapatkan penghargaan Golden Globe. Selain itu, Richard Gere juga pernah menjadi bintang iklan di beberapa produk internasional, seperti kartu visa nan juga dibintangi oleh Jason Taylor pada 2006.
Richard Gere dan Global Perfilman
Dalam perjalanan kariernya, film nan terkenal yaitu Pretty Woman nan dibintanginya bersama dengan aktris papan atas Julia Robert pada tahun 1990-an mampu melambungkan namanya hingga sekarang. Debut filmnya ini membuat Richard Gere dianggap sebagai lelaki memesona nan mampu meluluhkan berbagai tipe wanita.
Oleh sebab itu, jangan heran kalau dari remaja putri sampai ibu-ibu akan sangat terkagum-kagum saat melihat sosok Richard Gere di layar kaca. Tidak sedikit dari penggemar Richard Gere nan menyukainya hanya sebab ia pernah bermain sangat romantik dalam film Pretty Woman tersebut.
Selain film Pretty Woman, Richard Gere juga pernah bermain sangat total dalam film Red Corner, yakni film nan bercerita tentang pembantaian nan terjadi di Negara Cina saat ia hendak mencari warta sebagai wartawan perang.
Dalam film ini, Richard Gere menjadi seorang tokoh wartawan asing bernama Jack Moore. Ia berperan menjadi salah satu wartawan nan mengalami pembantaian sehingga harus hayati menderita selama beberapa waktu nan lama sebab peperangan nan terjadi di Negara Cina itu.
Aktingnya dalam film tersebut tentu saja memperlihatkan sisi lain dari seorang Richard Gere nan sebelumnya terkenal sebagai lelaki hidung belang nan sangat romantic dalam film Pretty Woman. Film ini memperlihatkan sisi ketidakberdayaan seorang laki-laki nan di negaranya ia bebas melakukan apa saja.
Sayangnya, film ini hanya sekali tayang di televisi Indonesia sehingga para penggemar Richard Gere nan ingin menyaksikan film ini kembali harus rela mencari dvd atau vcd film nan sudah sangat langka tersebut. Film terakhir nan membuat Richard Gere terlihat sangat berbeda dengan peran-peran sebelumnya juga terdapat pada peran Parker Wilson dalam film Hachiko : A Dogs Story. Film nan diproduksi dan booming pada tahun 2010 ini bercerita tentang kehidupan seorang majikan nan sangat dekat dengan anjing peliharaannya hingga ia menemui ajalnya.
Akan tetapi, sebab sang majikan nan diperankan oleh Richard Gere sangat menyayangi anjing tersebut, anjing itu merasa sangat terpukul saat mengetahui bahwa majikannya telah meninggal dan seluruh keluarga majikan pindah ke loka nan jauh dari kota loka mereka tinggal saat itu.
Anjing peliharaannya itu kemudian berusaha melakukan Norma nan dilakukan saat menjemput majikannya pulang bekerja. Hingga akhirnya anjing tersebut meninggal di loka ia biasa menunggu sang majikan, yakni Parker Wilson nan diperankan oleh Richard Gere.
Dari film-film tersebut, terdapat evolusi nan sangat besar dari seorang Richard Gere. Jika sebelumnya ia dinobatkan menjadi lelaki tampan nan romantik dan memiliki pesona sensualitas nan tinggi bagi para wanita, maka pada Red Corner ia menjadi sisi maskulin nan tak lagi berdaya dampak humanism nan terbakar. Lantas pada Hachiko : A Dogs Story, ia menjadi salah seorang manusia biasa nan pada akhirnya menemukan kematian sebagai jalan terakhir kehidupan.
Ketiga film tersebut seolah-olah merupakan refleksi perjalanan nan dilakukan Richard Gere dalam kehidupan pribadinya. Di satu sisi, dia merupakan seorang bintang terkenal nan mampu memikat siapa pun. Akan tetapi di sisi lain, dia pernah mengalami interaksi nan tak menyenangkan dengan istri pertamanya. Lantas di akhir perjalanannya, ia menjadi seorang bijaksana sebab suatu hari akan berangkat menuju kehidupan lain nan ditakdirkan bagi manusia.
Kehidupan Sosial Richard Gere
Seperti nan sudah disebutkan di atas, menjadi aktor atau aktris global bukanlah hal nan mudah. Ada kalanya ia menjadi seseorang nan berada di atas sebab ketenarannya, ada kalanya pula berada di bawah sebab ia juga hayati sebagai manusia biasa. Hal itu pula nan dirasakan Richard Gere.
Sebagai seorang lelaki penuh pesona bintang, Richard Gere tak hanya melakukan kegiatannya dalam global entertainment. Ia juga melakukan berbagai kegiatan sosial buat memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial.
Kegiatan sosial nan dilakukan Richard Gere ini meliputi kegiatannya dalam membela bermacam-macam hak nan harus didapatkan oleh seluruh umat manusia, termasuk saat hendak membela hak azasi manusia di Negara Tibet beberapa tahun silam.
Aktor tampan tersebut juga rela menjual koleksi gitar kesayangannya demi mengumpulkan uang sebesar 1 juta dollar agar dapat menyumbangkannya buat kepentingan kemanusiaan. Tentu saja ini menjadi pesona lain dari sisi sensual Richard Gere. Sensualitas nan dimilikinya tak hanya sekadar fisik, tapi juga inner handsome nan membuatnya semakin dikagumi.
Padahal, koleksi gitar nan dimiliki oleh Richard Gere ini sebenarnya dianggap mampu mewakili sejarah pembuatan gitar di Amerika Perkumpulan sebab saking komplitnya koleksi gitar tersebut. Akan tetapi, sebab memiliki kepedulian sosial nan sangat tinggi, maka Richard Gere merelakan 110 buah gitar miliknya ini dilelang buat kesejahteraan masyarakat nan membutuhkannya.
Koleksi gitar nan sudah dikumpulkannya sejak dua puluh tahun nan lalu ini menjadi salah satu bukti bahwa pesona Gere semakin gemilang di global Hollywood dan global sosial selebritas.
Berdasarkan gambaran di atas, kita juga dapat menilai sejauh mana popularitas sebagai seorang aktor senior di global perfilman Hollywood dianggap sebagai pencapaian paling tinggi bagi seseorang, termasuk Richard Gere.
Dalam hal ini, Richard Gere membuktikan bahwa ketenarannya sebagai seorang aktor terkenal tak menjamin kebahagiaan spiritualnya tetap hayati sebagai manusia biasa. Ia melakukan apa nan memang harus dilakukan sebagai bukti bahwa selebritas seharusnya memiliki kepedulian sosial nan lebih besar dibandingkan dengan masyarakat biasa.
Popularitas Richard Gere dalam bidang sosial ini juga dapat menjadi motivator bagi aktor dan aktris lainnya buat melakukan hal nan serupa demi meningkatkan derajat hayati umat manusia di dunia.