Hotel ialah Loka Bekerja
Kehidupan seorang seniman memang serba membingungkan dan seringkali membuat masyarakat bertanya-tanya. Kalau ditanyakan siapa nan tak mengenal, setidaknya mengetahui seniman A atau seniman B, maka semua orang mengatakan mengetahui seniman tersebut. Belum lagi ketika ditanyakan bagaimana pola kehidupan artis, maka orang nan menjawab dengan nada sumbang.
Hal ini sebab Norma seniman nan berada di lingkungan jet set dan memberikan kesan hura-hura. Bahkan, mereka lebih banyak disebut sebagai seniman hotel.
Seniman Hotel hanyalah sebutan orang awam, karena mereka melihat banyak seniman nan keluar masuk hotel. Mereka menganggap bahwa kehidupan seniman sedemikian rupa sehingga memberikan sebutan sinkron gaya hayati sang artis. Kita mengatahui bahwa seniman itu selalu menjadi perhatian masyarakat. Mereka seakan menjadi bintang nan terus saja dipandangi masyarakat.
Tidak jarang, pola kehidupannya dicontoh dan dipakai oleh masyarakat, misalnya gaya rambut, gaya pakaian, gaya bicara, bahkan sampai pada bagian kecil nan tak terekspos secara bebas.
Masyarakat Kita Masih Awam
Diakui atau tidak, masyarakat kita memang masih awam. Mereka masih terpengaruh pada penampilan dan tak memperhitungkan segala hal nan ada di balik penampilan. Karena para seniman lebih suka berada atau keluar masuk hotel, maka selanjutnya mereka dianggap sebagai seniman hotel. Dan, ini merupakan kesan negatif bagi masyarakat awam, karena gambaran hotel bagi mereka sudah negatif.
Dengan maraknya pemberitaan negatif tentang hotel, dimana banyak diberitakan orang-orang nan berbuat negatif di hotel, maka imej masyarakat mengenai hotel juga negatif. Apalagi jika nan hayati atau keluar masuk hotel ialah artis, maka imejnya juga negatif. Dan, seniman ini ialah sebutan masyarakat awam buat para seniman nan suka di hotel.
Tentunya tak demikian seharusnya. Jika kita hayati di hotel, bukan berarti gaya hayati kita negatif. Jika ada seniman nan hayati di hotel atau keluar masuk hotel, itu hanyalah tuntutan profesi semata. Sekarang ini banyak order nan berlatar belakang hotel, karena banyak acara nan digelar di hotel-hotel. Job nan mereka dapatkan harus dilaksanakan di hotel, maka label seniman ini bukan sesuatu nan miring lagi.
Seharusnya masyarakat mulai belajar mengenai kondisi ini. Merka tak boleh hantam kromo atas segala nan dilihat. Mereka juga harus memperhitungkan apa nan sebenarnya terjadi dalam kehidupan sang artis. Setidaknya, media massa perlu menyebarkan kepada masyarakat awam bahwa kehiduan di hotel tidaklah senegatif nan selalu dibaca atau dilihat dalam media massa.
Artis ini hanyalah sebutan bagi mereka nan aktif memerankan kompetensinya di hotel. Mereka memenuhi order buat manggung atau berperan di hotel. Tidak lebih. Masyarakat awam seharusnya mulai belajar hal tersebut.
Memang sahih bahwa tak semua seniman nan pernah ke hotel memiliki sisi negatif nan patut buat dicurigai. Tetapi kita semua tahu bagaimana pencitraan dan citra kehidupan seorang seniman nan penuh dengan gemerlap duniawi. Jadi sangat wajar saja jika masyarakat masih curiga dengan mereka nan nantinya mengarah kepada pikiran nan negatif.
Begitu sering di televisi kita melihat berbagai hal nan seharusnya tak dicontohkan oleh mereka para seniman sebagai publik figure tetapi tetap saja dilakukan. Meskipun hal tersebut terkadang tak sinkron dengan kebiasaan nan ada. Jadi sangat wajar sekali jika masyarakat kita nan masih awam ini bersikap seperti itu, yakni memberikan cap nan sangat jelek kepada seniman nan sering main ke hotel.
Hotel sebenarnya bukanlah suatu loka nan salah atau loka nan jelek sebab hotel ialah loka buat beristirahat sambil melepas lelah. Kehadiran hotel tak ubahnya seperti rumah dimana ketika seseorang telah lelah seharian di luar rumah maka hotel ialah loka nan cocok buat melepas lelah.
Perbedaan antara hotel dengan rumah ialah pada hak kepemilikannya. Jika hotel merupakan milik generik nan dapat digunakan bersama sedangkan rumah ialah hak pribadi nan boleh digunakan sendiri.
Kebutuhan seseorang akan hotel biasanya dikarenakan orang tersebut sangat jauh dari rumah sehingga membutuhkan loka tinggal. Loka tinggal sementara ini kemudian dilayani oleh hotel. Pada awalnya hal inilah nan merupakan dasar adanya sebuah hotel.
Namun lambat-laun terjadi sebuah penyelewangan dari fungsi hotel. Hotel semula merupakan loka peristirahatan nan biasa saja bagi mereka nan lelah setelah berpergian jauh sekarang lebih banyak digunakan buat sesuatu nan bersifat mesum.
Hotel dipilih sebagai sebuah loka nan pas sebab memiliki berbagai fasilitas nan hampir sama dengan rumah. Tidak hanya itu, kerahasiaan juga dapat terjamin dengan kondusif jika seseorang melakukan sesuatu nan tak ingin diketahui oleh orang lain di hotel.
Dari sinilah penggambaran jelek tentang hotel itu kemudian berasal dan inheren kuat pada diri masyarakat nan ada di Indonesia. Apalagi setiap melakukan penggrebekkan pasnagan selingkuh mesti ditemukan di sebuah hotel. Jadi bukan salah masyarakat jika menyematkan gelar nan jelek pada seseorang nan sering mampir ke hotel.
Hotel ialah Loka Bekerja
Tetapi, apakah hal tersebut signifikan dengan kebutuhannya? Apakah selanjutnya para wakil rakyat nan suka bersikap seperti ini bisa disebut sebagai seniman ini?
Sebagai dampak dari banyaknya kegatan kerja nan dilaksanakan di hotel, maka semua instansi latah melaksanakan kegiatan kerjanya di hotel. Pada saat inilah para seniman menaguk laba nan besar. Para seniman ini mendapatkan banyak job dan itu berarti penghasilan mereka meningkat. Job nan datang dari hotel ini merupakan sumber eksistensi seniman ini. Mereka tampil di hotel buat mendapatkan penghasilan, mereka bekerja di hotel sebagai loka kerja.
Saat sekarang ini, hotel bukanlah sesuatu nan aneh karena setiap orang niscaya sangat membutuhkan eksistensi hotel sebagai pusat kegiatan, baik keluarga maupun pekerjaan. Hotel ialah pusat kegiatan hidup. Begitu juga halnya dengan para seniman ini nan memanfaatkan hotel buat mendapatkan job keartisannya. Seniman ini hayati sebab adanya job dari hotel atau orang-orang nan menyelenggarakan acara di hotel.
Jadi, kedepannya, kita tak perlu lagi berprasangka jelek kepada para seniman ini. Hotel sekarang ini sudah menjadi loka bekerja banyak orang. Hotel bukan lagi loka nan mahal karena setiap kelompok orang bisa saja memanfaatkannya buat aktivitas tertentu, misalnya acara pesta pernikahan. Dan, pada saat itulah seniman ini dibutuhkan buat mengisi acaranya.
Ya. Hotel sekarang ini merupakan loka bekerja. Ada banyak kegiatan nan harus dilakukan di hotel. Bahkan, para wakil rakyat-pun seringkali melakukan rapat-rapat di hotel, padahal telah mempunyai loka nan representative buat melakukan kegiatan bersangkutan. Tetapi, dengan berbagai alasan, mereka tetap bersikukuh buat melakukan kegiatan kedap di hotel, nan tentunya memberikan kondisi dan suasana nan baru bagi mereka.
Memang masih banyak loka nan dapat digunakan sebagai suatu loka kerja. Namun dari segi kepraktisan maka hotellah nan menduduki loka teratas sebagai pilihan primer sebagai wahana kerja.
Di hotel tersedia berbagai fasilitas nan dibutuhkan seperti privasi, layanan telephone, internet, makanan, dan refreshing. Semua itu sangat sporadis dapat dijumpai di loka lain selain sebuah hotel.
Di hotel juga merupakan wahana loka istirahat nan sangat cocok digunakan sebagai pelepas lelah seusai bekerja atau berjumpa dengan klien. Jadi sangat nyaman sekali buat menjadikan sebuah hotel sebagai loka kerja sebab berbagai fasilitas nan ada tersebut.
Bisa dibayangkan jika tak ada hotel sementara kita harus berjumpa klien atau rekan kerja di luar kota dan kita tak memiliki rumah di sana? Apakah mungkin kita akan meminta atau meminjam rumah teman sebagai loka buat kedap atau berjumpa dengan rekan kerja? Sangat tak mungkin sekali hal tersebut dilakukan sebab selain misteri perusahaan terbongkar juga berbagai kerisuhan akan terjadi.
Rumah bukanlah buat loka kerja melainkan loka buat istirahat. Jadi jika pun rumah harus dijadikan loka kerja maka sine qua non ruangan spesifik nan dijadikan sebagai loka kerja. Meskipun demikian kedap atau meeting sangat tak mungkin dilakukan di sebuah rumah nan bukan milik kita sendiri. Jadi memang lebih kondusif dan nyaman jika kerja tetap dilakukan di hotel.
Sebuah loka nan netral dan nyaman nan dapat melakukan berbagai hal termasuk dalam bidang pekerjaa. Selesai bekerja kita tetap dapat refreshing sambil melepas lelah. Jadi tak ada pilihan lain selain hotel sebagai loka buat bekerja di luar kota.