Mengenal Kamus Terjemahan Al-‘Ashri
Jika Anda seorang santri pesantren nan memelajari bahasa Arab tentulah nan menjadi buku wajib Anda ialah kamus Arab Indonesia. Demikian halnya, jika Anda mahasiswa baru nan belajar di negara timur tengah nan buku diktatnya mengggunakan bahasa Arab, tentu saja nan Anda butuhkan kamus terjemahan Arab indonesia. Atau, Anda nan berprofesi sebagai penerjemah, nan menjadi salah satu alat bantu kerja Anda ialah kamus.
Di antara kamus Arab-Indonesia nan paling bagus digunakan ialah kamus al-Munawwir dan kamus al-‘Ashri. Artikel sederhana ini akan mencoba mengupas tentang kedua kamus tersebut dan juga menjelaskan apa persamaan keduanya.
Mengenal Kamus Terjemahan al-Munawwir
Kamus al-Munawwir ialah kamus Arab-indonesia nan banyak digunakan oleh para santri pondok pesantren, mahasiswa nan belajar di Timur Tengah dan para penerjemah buku-buku bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Kamus ini memiliki jumlah halaman sebanyak 1701 halaman. Kamus ini disusun oleh Ahmad Warson al-Munawwir dan diterbitkan pertama kali pada 1984.
Di dalam kata pengantar kamus terjemahan bahasa Arab-Indonesia Al-Munawwir dijelaskan tujuan primer disusunnya kamus tersebut. Di antaranya adalah, buat mengisi buku-buku nan bergenre Arab, dan membantu para peminat bahasa arab dalam memelajari bahasa Arab. Makanya, ketika membaca kamus ini harus mengerti cara menggunakannya.
Kamus Arab Indoneisia Al-Munawwir ini sejatinya mirip dengan kamus Arab-Arab al-Munjid nan dikarang oleh Fr. Louis Ma’luf al-Yassu’I dan Fr. Bernard Tottel al-Yassu’i. Kecenderungan keduanya tampak pada entrinya. Selain itu, kedua kamus tersebut juga sama tak memiliki sumber acum pengambilan data terjemahannya. Plus, cara pencarian katanya juga sama.
1. Cara Menggunakan Kamus Terjemahan Al-Munawwir
Untuk menggunakan kamus Arab-Indonesia al-Munawwir ini sejatinya mengharuskan Anda paham ilmu sharf. Yaitu ilmu nan memelajari perubahan kata. Karena kamus al-Munawwir ini, buat mencari kata pertamanya, Anda harus menggunakan bentuk fi’il madhi .
Oleh sebab itu, dominasi ilmu sharaf harus dimiliki dalam menggunakan kamus terjemahan Arab-Indoneisa al-Munawwir ini. Misalnya Anda ingin mencari arti dari kata “ maktuubun ”, maka Anda mesti tahu apa bentuk fi’il madhi nya. Carilah dari kata “kataba” dengan membuka huruf kaf, baru setelah itu telurusi kata ka-ta-ba.
Selain itu, jika fi’il madhi menggunakan huruf ‘illat, maka buat mencari artinya di dalam kamus al-Munawwir, harus paham mencari huruf asalnya. Misalnya kata “ shaana ”. Maka Anda tak dapat mencarinya begitu saja. Anda mesti mencarinya ke huruf asalnya, yaitu “shawana” . Bukalah huruf shad, baru cari kata shad-wa-na.
Jika Anda membuka lembaran demi lembaran nan ada di dalam kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir, maka Anda harus memahami singakatan-singkatan nan ada di dalamnya.
- Jika singkatannya huruf jim maka maksudnya ialah jamak. Yaitu kata nan menunjukkan jumlah nan banyak
- Jika singkatannya huruf mim, maka maksudnya ialah muannats.
- Jika singkatannya dal kha’, maka maksudnya kata tersebut ialah kata asing
Mengenal Kamus Terjemahan Al-‘Ashri
Setelah membahas kamus terjemahan Arab Indonesia Al-Munawwir, sekarang kita membahas kamus Arab Indonesia al-‘Ashri. Kamus Arab-Indonesia al-‘Ashri ini juga memiliki banyak peminatnya. Ada dari kalangan santri, penerjemah dan peminat bahasa Arab. Kamus ini diterbitkan pertama kali pada 1996.
Kamus terjemahan Arab-Indonesia Al-Ashri ini dikarang oleh Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. Meski kini, kamus Al-Ashri sudah mengalami perkembangan menjadi tiga bahasa. Yaitu, Inggris-Indonesia-Arab. Tapi kamus dengan tiga bahasa tersebut disusun sendiri oleh Atabik Ali dan diterbitkan pada 2003.
1. Cara Menggunakan dan Kelebihan Kamus Terjemahan al-Ashri
Cara menggunakan kamus terjemahan Arab-Indonesia al-‘Ashri ini berbeda dengan kamus Al-Munawwir. Berikut cara menggunakan kamus al-‘Ashri:
- Untuk menggunakan kamus ini Anda tak perlu mengenal kata dasar kalimat tersebut. Langsung cari saja kata bahasa Arab nan Anda ingin tahu apa artinya. Misalnya, Anda ingin tahu arti “ maktuubun” , maka langsung saja mencari huruf mim dan carilah kata ma-k-tuu-bun. Artinya, Anda tak perlu memelajari lagi ilmu sharaf. Karena Anda dapat langsung meluncur mencari arti dari bahasa Arab nan sedang dicari. Tak perlu berpikir susah-susah mencari fi’il madhi nya.
- Arti kata nan digunakan dalam kamus al-‘Ashri ini selalu menggunakan bahasa kontemporer. Misalnya saja, harkatul amwaal artinya gerak keuangan, bukan konvoi uang. Sehingga arti bahasa Arab di dalam kamus ini dapat diterjemahkan dengan bahasa ilmiah
- Dalam mencari terjemah kata di kamus terjemahan Arab Indonesia al-‘Ashri, Anda mesti jeli juga melihat kata nan ada di sampingnya. Jika memang persis sama nan ada di teks buku atau koran, maka itulah artinya. Misalnya, imdadat tibbiyyah artinya donasi medis. Anda jangan mencari artinya satu persatu, tapi carilah artinya sekaligus. Memang ini tak terjadi pada semua kata.
- Jika Anda menemukan bahasa asing di dalam artikel berbahasa Arab, dengan menggunakan kamus Arab-Indonesia Al-‘Ashri ini, Anda akan menemukan artinya langsung dengan bahasa ilmiah. “Gharghaiyyah” artinya demagogisme.
- Kamus al-‘Ashri ini juga dilengkapi dengan sebagian gambar agar arti dari kata-kata nan sulit lebih mudah dipahami dan dijelaskan.
- Kamus terjemahan Arab-Indonesia al-‘Ashri ini tak mengenal alif lam ta’rif atau alif lam ma’rifah. Jadi langsung saja pada katanya. Misalnya “ al-masjid ”, maka kata nan dicari di kamus Arab-Indonesia al-‘Ashri ialah masjid.
Persamaan Kamus al-Munawwir dan al-‘Ashri
Setelah membahas secara singkat mengenai kamus terjemahan al-Munawwir dan Al-‘Ashri, kita bahas persamaan kedua kamus tersebut. Paling tak ada dua persamaan kedua kamus tersebut.
1. Sama-sama Diterbitkan oleh Krapyak Yogyakarta
Kamus Arab Indonesia al-Munawwir dengan al-‘Ashri sama-sama diterbitkan oleh pondok pesantren Krapyak Yogyakarta. Awalnya kedua kamus ini digunakan buat para santri dalam memelajari bahasa Arab, akhirnya malah dinikmati oleh khalayak ramai.
2. Sama-sama Berstatus Kontemporer
Baik kamus Arab-Indonesia al-Munawwir maupun al-‘Ashri keduanya sama-sama berstatus kontemporer. Makanya, arti dari terjemahan kata nan terdapat di kedua kamus tersebut terdapat bahasa ilmiah.
3. Sama-sama Tidak Mencantumkan Fi’il Mudhari’
Di dalam kedua kamus terjemahan Arab-Indonesia, baik al-Munawwir maupun al-‘Ashri, sama-sama tak mencantumkan bentuk fi’il mudhari’ . Berbeda dengan kamus-kamus Arab Indonesia nan lainnya. Misalnya saja, kamus Arab-Indonesia Mahmud Yunus, maka di dalam kamus tersebut tampak jelas bentuk fi’il mudhari’ nya.
Meskipun di dalam kamus al-Munawwir ada simbol nan menunjukkan fi’il mudhari’ , tetap saja tak menunjukkan dengan jelas sekali. Simbol nan ditunjukkan pun hanya diberi harakat (baris) ‘ain fi’il mudhari’ nya.
4. Sama-sama Tidak Dapat Digunakan buat Kitab Klasik
Karena status kedua kamus tersebut kontemporer, maka menjadi jelas bahwa kamus al-‘Ashri maupun al-Munawwir tak begitu berfungsi buat membaca kitab-kitab atau buku-buku klasik bahasa Arab. Arti kata nan dilihat di kedua kamus tersebut tentu saja dapat tak tepat digunakan buat memberikan pemahaman paripurna dari kalimat di kitab klasik Arab tersebut.
5. Sama-sama Membantu buat Membaca Koran Berbahasa Arab
Kamus al-Munawwir dan kamus al-‘Ashri sama-sama sangat membantu buat membaca koran bahasa Arab. Karena arti dari kata-kata nan terdapat di dalam kedua kamus tersebut memilki ‘irama’ pada masa ini atau kekinian.
Terutama lagi kamus Arab-Indonesia al-‘Ashri sangat-sangat membantu. Karena Anda dapat dengan cepat mengetahui arti kata nan terdapat di koran, dan biasanya relevan dengan konteks berita.
Inilah artikel sederhana nan mengupas secara singkat tentang kedua kamus terjemahan Arab-Indonesia, baik al-Munawwir maupun al-‘Ashri. Keduanya sama-sama sangat bermanfaat digunakan buat siswa maupun peminat bahasa Arab. Khususnya, kamus Arab-Indonesia al-‘Ashri. Karena dapat membantu orang nan tak pintar gramatikal bahasa Arab buat mendapatkan informasi dari koran berbahasa Arab maupun kitab-kitab bahasa Arab nan kontemporer.