Soekarno di Ambang Keterpurukan
Percayakah anda dengan ramalan bintang ataupun ramalan fengshui? Secara umum, niscaya banyak nan mengetahui bahwa ada 12 zodiak dalam satu tahun. Lebih lanjut, 12 zodiak tersebut ialah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagittarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.
Nama zodiak ini berasal dari nama rasi bintang nan ada di langit. Ilmu astrologilah nan kemudian menghubungkan nama-nama bintang tersebut dengan ramalan kehidupan manusia. Karena sifatnya nan diramal oleh sesama manusia, ramalan bintang seharusnya masih sangat-sangat diragukan kebenarannya. Akan tetapi, saat ini masih sangat banyak orang nan sangat fanatik dengan apa nan zodiac mereka katakan.
Karena itulah, majalah atau pun sumber bacaan lainnya nan memuat ramalan bintang niscaya akan laris manis. Terang saja, banyak orang nan melihat peruntungan mereka melalui apa nan ramalan tersebut katakan, dan tak melihat dari apa nan telah mereka usahakan.
Lebih lanjut, terlepas dari ramalan zodiak bulanan ataupun mingguan nan bisa dengan mudah kita baca di bahan bacaan populer, zodiak biasanya juga meramal tentang sifat seseorang secara umum. Lebih lanjut, dalam artikel ini kita akan membahas secara singkat tentang ramalan bintang Gemini tentang sifat seseorang. Mengapa bintang Gemini? Karena pada artikel ini kita juga akan membahas tentang profil orang nan sangat berjasa buat kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno.
Sifat Generik Sang Gemini
Layaknya ramalan shio dan lain sebagainya, ramalan bintang Gemini kali ini akan membahas tentang sifat nan menonjol, pergaulan, pekerjaan, sifat-sifat positif dan juga sifat-sifat negatif pada orang-orang nan lahir pada periode 21 Mei – 21 Juni.
Menurut salah satu sumber di internet, orang nan memiliki bintang Gemini biasanya memiliki sifat nan cenderung tak stabil dan pendiriannya juga tak tetap. Akan tetapi, pemilik bintang Gemini juga cerdas dan pandai bergaul. Bukan hanya itu saja, mereka pada umumnya juga tahu bagaimana harus menyikapi versus bicaranya. Selain itu, orang-orang nan lahir di sekitar tanggal 21 Mei – 21 Juni biasanya mempunyai firasat nan tajam dan juga rajin bekerja.
Selain itu, sifat suka dipuji, suka ingkar janji, dan hebat dalam diplomasi juga ada pada diri orang nan berzodiak Gemini. Sifat menonjol nan terakhir ini tentunya mengingatkan kita pada salah satu tokoh proklamator nan dimiliki oleh Indonesia, bukan? Beliau, Ir. Soekarno, dikenal sebagai orang nan flamboyan dan suka hebat dalam perdiplomasi.
Bukan itu saja , sifat nan secara generik dimiliki para pemilik zodiac Gemini pun dapat dibilang cocok dengan apa nan ada pada diri proklamator Indonesia tersebut. Kenapa? Hal ini dikarenakan orang nan berzodiak Gemini pada umumnya ialah orang nan cerdas dan mempunyai kepandaian berdiplomasi nan melebihi rata-rata. Lebih lanjut, kelebihan dalam hal berdiplomasi ini membuat mereka cocok bekerja dengan orang banyak.
Selain itu, meskipun orang nan lahir pada tanggal 21 Mei – 21 Juni umumnya termasuk orang nan mudah bosan dan tak suka diberi nasehat, mereka ialah orang-orang nan setia dan loyal terhadap pekerjaan nan digelutinya.
Akan tetapi, seperti semua hal nan mempunyai sisi positif dan negatif, orang nan mempunyai zodiac Gemini pun mempunyai sisi negatif, seperti: mudah berubah pikiran, plin-plan, suka ingkar janji, bahagia dipuji, dan juga selalu tergesa-gesa. Sifat negative terakhir tersebutlah nan membuat orang dengan zodiac Gemini seringkali membuat kesalahan dan mengakibatkan pekerjaannya tak memuaskan.
Bagaimana? Apakah ada kecocokan antara sifat nan dimiliki oleh sang proklamator kita dengan ulasan sifat generik pemilik zodiac Gemini nan baru saja di bahas di artikel ini? Satu hal nan pasti, kita mengenal Ir. Soekarno sebagai orang nan hebat.
Seringkali kita dengar cerita tentang bagaimana kharismatiknya beliau. Bahkan, menurut kabar dan cerita para orang tua, rakyat Indonesia akan menghentikan aktifitas nan dilakukannya jika presiden mereka sedang berpidato. Rasa kagum dan hormat nan tinggi kepada pimpinankah nan melatarbelakangi hal tersebut? Ataukah memang julukan Singa Podium nan dimiliki Ir. Soekarno memang merupakan sesuatu nan nyata?
Sepak Terjang Soekarno, Sang Gemini
Di podium itu dia bak singa nan terus mengaung dengan semangat kesadaran dan persatuan, hampir semua kalimat nan diutarakan dalam mimbar bebas atau diskusi harian ditekankan dengan intonasi membara. Semua nan melihat seakan tersihir magis.
Sosok itu ialah salah satu pendiri republik bernama Indonesia, Soekarno. Salah satu murid H.O.S. Cokroaminoto ini sangat menggelora di masa mudanya, nan terkenal di antara semua selain pengucapan teks proklamasi ialah pledoinya di pengadilan kolonial Gedung Indonesia Menggugat, Bandung.
Soekarno terlahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Ini merupakan representasi zodiak gemini. Maka Tak heran sosok karismatik dan flamboyan ini selalu tampil dengan aura penuh kecerdasan, pandai berkomunikasi, dan gesit. Sebagai pemimpin, Soekarno ialah sosok andal nan tak dapat dianggap remeh. Negara adikuasa nan memainkan percaturan politik global sangat menyegani macan asia ini, julukan bagi sang proklamator Indonesia.
Salah satu kedigdayaan pemikiran Soekarno terhadap barat di antaranya ketika menyatakan keluar dari Liga Bangsa Bangsa dan mendirikan Gerakan Non Blok guna menyatukan kekuatan timur sebentang Asia-Afrika. Alasan nan melatar-belakanginya ialah bahwa PBB sudah tak lagi menjadi forum netral buat mengayomi keadilan dan kesejahteraan bagi negara-negara di dunia. PBB dipandang sebagai cerminan kolonialisasi sistemik guna melanggengkan penjajahan terhadap bangsa timur.
Hasilnya, pada 18 April-24 April 1955 di Gedung Merdeka, seluruh delegasi dari negara Asia dan Afrika memenuhi kota Kembang guna mengadakan Konferensi Taraf Tinggi Asia Afrika. Momen tersebut menjadi salah satu pemicu negara Asia Afrika buat memerdekakan diri dari belenggu kolonialisme barat dan bekerjasama dalam bidang ekonomi dan budaya melawan imperialis kolonial.
Soekarno di Ambang Keterpurukan
Transisi sejarah kepemimpinan Soekarno ialah ketika memandatangani Supersemar, Surat Perintah Sebelas Maret 1966. Hingga kini surat kontroversial tersebut tak pernah ketahuan rimbanya. Berbekal surat sakti tersebut, Letnan Jenderal Soeharto menjelma menjadi presiden depotik nan akan menghalalkan segala cara dalam dalam menjalankan roda kekuasaan. Soeharto nan bertangan dingin membentuk kerajaan politiknya dan berlangsung hingga tiga puluh dua tahun sampai 21 Mei 1998, setelah digulingkan melalui demonstrasi mahasiswa dan proreformis.
Saat Soeharto berkuasa, partai nan majemuk dikerucutkan menjadi tiga, yakni Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan buat memudahkan supervisi terhadap aktivisme politik arus bawah dan utamanya agar mudah dikendalikan dan satu suara dengan platform orde baru, orde pembangunan.
Nasib serupa menimpa kebebasan pers Indonesia. Di bawah Departemen Penerangan pimpinan Harmoko nan merupakan suksesor setianya, kebebasan memperoleh informasi dan hak mengutarakan pendapat hanya merupakan impian siang bolong. Kritik sosial terhadap pemerintahan ialah cara bunuh diri pelan-pelan zaman itu. Pihak berwajib nan menjadi ideological state apparatus akan mensensor suara-suara demokrasi.
Penulis besar Pramudya Ananta Toer ialah saksi dari kekuasaan rezim nan prokapitalistik dan menihilkan demokrasi tersebut. Atas nama kesatuan sesuatu pemberitaan nan tak sinkron dengan protokol orde baru akan sangat mudah dilabeli cap ekstrimis, antipembangunan, komunis, gerakan pemberontak keamanan, kaum separatis. Demokrasi Indonesia berjalan semu dibawah bayang kontrol Soeharto dengan kekuatan militer dan kroni nan berada ditempat pengambil kebijakan strategis negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan rakyat.
Orde baru mengemuka dengan seluruh hasil pembangunannya. Proses de-Soekarno-isasi berjalan pada perombakkan sistem pemerintahan. Partai Komunis Indonesia nan merupakan partai pendukung terbesar pemerintahan Soekarno nan prorakyat dihapuskan dalam berbagai ajang demokrasi seperti pemilihan umum. Anggota parlemen nan dicap bagian orde lama langsung diganti dan hasilnya pertanggungjawaban Soekarno di hadapan sidang keempat Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) tahun 1967 ditolak Soeharto.
Secara de jure Soekarno ialah presiden tanpa ijazah pemerintah dan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia melalui Sidang Istimewa di tahun nan sama. Presiden Soekarno nan penuh dengan kisah cinta dan dialek praksis sejarah ini ialah sosok bintang gemini sejati. Cerdas, bernas, dan flamboyan. Bagaimana dengan Anda, apa ramalan bintang gemini di atas mencerminkan bukti diri sebenarnya?