Tempat Wisata Latif di Sekitar Kaldera Putih
Kaldera Putih merupakan salah satu objek wisata alam nan sangat cantik di belahan Selatan Bandung. Biasanya nan namanya kaldera identik dengan rona belerang, yaitu abu kehitaman. Nah , di daerah Ciwidey ini ada sebuah kaldera nan memiliki kandungan belerang nan berwarna putih kehijauan, namanya kaldera Putih. Kawah Putih Ciwidey ini berada di Gunung Patuha. Kaldera Putih ini sudah lama terbentuk, bahkan sejak ratusan tahun nan lalu.
Kawah Putih memiliki pesona kaldera nan sangat eksotis. Tidak hanya Gunung Tangkuban Bahtera nan memiliki banyak kaldera nan indah, tapi Gunung Patuha pun juga memiliki Kaldera Putih nan cantik bak di negeri awan. Bila Anda bosan dengan pesona pantai dan gedung-gedung tua bersejarah, Kaldera Putih Ciwidey dapat menjadi pilihan Anda buat berlibur. Dijamin, rasa lelah menempuh perjalanan sejauh 44 Km dari Kota Bandung, akan hilang begitu Anda menginjakkan kaki di Kaldera Putih.
Kawah Putih – Pesona Eksotis Alam Gunung Patuha
Alam memberikan pesona nan tidak terkira dalam kehidupan kita. Kaldera pegunungan nan katanya berbahaya buat didekati, ternyata juga dapat bersahabat dengan kita, salah satunya ialah Kaldera Putih Ciwidey di Gunung Patuha. Kawasan Pegunungan Patuha nan sejuk dan rindang menambah keelokan pemandangan. Jika Anda pergi ke Ciwidey buat melihat Kaldera Putih, sepanjang perjalanan Anda akan disambut dengan udara nan bersih.
Kawah Putih Ciwidey ini terbentuk dari aktivitas Gunung Patuha nan meletus pada abad ke-XII. Tak lama setelah Gunung Patuha meletus, di bagian kiri puncak gunung membentuk sebuah danau nan latif di dekat kawah. Danau ini mengandung belerang nan sangat menyengat, namun uniknya rona danau ini putih kehijauan sehingga dinamakan dengan Kaldera Putih. Sebenarnya, Kaldera Putih ini sudah lama diketahui ole masyarakat sekitar, namun orang nan berani menembus ke kaldera ialah seorang Belanda keturunan Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn pada tahun 1837.
Kawah Putih nan memiliki danau nan berwarna putih kehijauan seperti air bahari ini juga memiliki pasir nan mengelilingi area Kaldera Putih. Pesona Kaldera Putih nan dikelilingi oleh hamparan pasir putih ini memperlihatkan riak air nan terlihat seperti letupan lumpur hayati nan berselubung kabut tipis. Pesona Kaldera Putih tersebut menjadikannya sebagai pertunjukan anjung alam nan tiada tara. Uniknya lagi, air nan ada dalam danau Kaldera Putih ini juga dapat berubah-ubah rona bila terkena cahaya matahari.
Ciri khas dari Kaldera Putih ini dibandingkan dengan kawah-kawah lainnya, ialah baunya sangat menyengat sehingga syahdan katanya burung-burung nan melintasi di atas Kaldera Putih tersebut akan langsung mati. Kaldera Putih nan berada di ketinggian 2.194 meter dpl ini memiliki suhu antara 15-22 derajat Celcius, bahkan buat kondisi cuaca ekstrem suhunya dapat berada di bawah 15 derajat Celcius. Dapat Anda bayangkan betapa dingin dan sejuknya berada di Kaldera Putih.
Kisah Legenda Kaldera Putih Ciwidey
Seperti halnya Gunung Tangkuban Bahtera nan memiliki legenda Sang Kuriang, di Kaldera Putih Gunung Patuha ini juga memiliki kisah legenda nan eksotis. Ada kisah nan cukup menyeramkan muncul dan berkembang di tengah masyarakat seputar Kaldera Putih Gunung Patuha ini. Bagaimana kisah legenda Kaldera Putih dari Gunung Patuha selengkapnya? Berikut kisahnya:
Kawah Putih berasal dari letusan Gunung Patuha. Gunung Patuha ini merupakan gunung tertua nan terletak di Kota Patua nan artinya sepuh sehingga sebagian masyarakat juga menyebutnya dengan gunung Sepuh. Sejak dahulu kala, Gunung Patuha merupakan pegunungan nan angker. Oleh sebab itu, Gunung Patuha tak pernah diinjak oleh masyarakat.
Lalu, pada abad ke-10, Gunung Patuha meletus buat pertama kalinya, nan menyebabkan terbentuknya kaldera kering disebelah Barat gunung Patuha. Lalu, aktivitas Gunung Patuha kembali aktif sehingga pada abad ke-12 meletus lagi dan membentuk kaldera di sebelah kirinya nan kemudian membentuk sebuah danau. Kawasan Gunung Patuha nan angker tersebut tak membuat masyarakat tertarik buat melihatnya. Keangkeran kawasan Gunung Patuha itu syahdan di sana loka bersemanyam arwah para leluhur dan sebagai pusat kerajaan jin. Salah satu bukti keangkerannya, bila ada seekor burung nan melintas, akan langsung jatuh dan meregang nyawa.
Waktu berlalu, akhirnya terungkap juga estetika Kawah Putih nan syahdan katanya angker, tetapi ternyata sangat indah. Masyarakat nan tak pernah menginjakkan kakinya di kawasan gunung angker tersebut menggugah rasa penasaran Dr. Franz Wilhelm Junghuhn, seorang Belanda keturunan Jerman. Pada 1837, dia mengadakan perjalanan sampai ke daerah Bandung Selatan. Di sana, dia mendengar dari masyarakat setempat ada sebuah gunung nan angker, yaitu Gunung Patuha. Tentu saja Franz tak mau percaya begitu saja.
Dr. Franz terus melakukan perjalanan sampai ke puncak Gunung Patuha. Di sana, dia terpesona dengan estetika alam nan sangat cantik, berupa kaldera nan dihiasi dengan danau nan cukup luas berisikan air berwarna putih kehijauan. Dari dalam air danau ini, tercium bau belerang nan sangat menyengat disertai dengan semburan lava. Melihat kenyataan alam tersebut terjawab sudah mengapa burung nan melintas di atasnya akan wafat sebab bau belerang nan menyengat bukan sebab di dalamnya sebagai kerajaan bangsa jin.
Namun kisah keangkeran Kaldera Putih ini tetap berkembang dalam masyarakat secara turun temurun. Mereka masih meyakini Kaldera Putih ialah loka berkumpulnya roh leluhur mereka. Hal ini juga diperkuat oleh keterangan seorang juru kunci Kaldera Putih, Abah Karna, nan tinggal di Kampung Pasir Hoe, Desa Sugih Mukti, dengan mengatakan di Kaldera Putih terdapat makam para leluhur, dan sesekali ada pemandangan mistik berupa segerombolan domba berbulu putih muncul. Citra munculnya gerombolan domba berbulu putih itu di yakini sebagai wujud penjelmaan arwah leluhur.
Apa pun kisah nan ada di balik Kaldera Putih tersebut, satu hal nan niscaya kita ketahui bahwa Kaldera Putih merupakan kaldera nan sangat latif dan sayang bila tak dinikmati keindahannya. Bila Anda ingin mengobati rasa penasaran Anda akan estetika Kaldera Putih Ciwidey ini, agendakan Kaldera Putih Ciwidey sebagai loka wisata berikutnya.
Lokasi Kaldera Putih dapat dijangkau dengan kendaraan, jadi Anda dapat melihat Kaldera Putih dari dekat, sebab di sana disediakan area pelataran parkir nan luas. Menuju ke Kaldera Putih pun tak jauh dari area parkir, Anda berjalan kira-kira 5-10 menit, sudah dapat menginjakkan kaki di bibir Kaldera Putih.
Tempat Wisata Latif di Sekitar Kaldera Putih
Idealnya di area pegunungan kita hanya dapat melihat kaldera saja. Nah , di kawasan Kaldera Putih ini tak hanya Kaldera Putih saja nan dapat kita nikmati estetika alamnya. Ada beberapa lokasi wisata nan sangat menarik buat kita singgahi setelah keluar dari kawasan Kaldera Putih. Apa saja loka wisata nan menarik di sekitar kawasan Kaldera Putih?
- Tak jauh dari Kaldera Putih tepatnya di bagian bukitnya ada tambang belerang peninggalan jaman Belanda dan Jepang.
- Anda dapat melihat residu jaman kejayaan pada masa pendudukan Belanda di dekat kawasan Kaldera Putih berupa jembatan gantung Kuda Gigit Besi.
- Pemandian air panas Cimanggu nan dapat Anda gunakan buat berendam meredam hawa dingin Ciwidey. Pemandian Cimanggu ini berupa kolam-kolam permanen nan dikelola sedemikian rupa seperti halnya kolam renang di area bermain Water Boom.
- Ke arah atas lagi setelah keluar dari kawasan Kaldera Putih, Anda dapat melihat Situ Patengan nan sangat latif pemandangannya. Di tengah Situ Patengan ini, ada sebuah pulau nan dinamakan Pulau Cinta, jika kita sampai ke pulau tersebut dan sukses memegang batu besar di dekat pulau, syahdan interaksi Anda dan pasangan akan langgeng.
- Perkebunan teh Ranca Bali dan Ranca Bolang. Di sini, Anda akan dimanjakan dengan hamparan kebun teh nan hijau subur.
- Curug Citambur, berupa air terjun nan jernih airnya. Bila ingin beralih melihat air terjun, setelah puas menikmati estetika Kaldera Putih, Anda dapat bermain air di Curug Citambur.
Sudah tak sabar menanti libur tiba? Sebaiknya, susun planning liburan terlebih dahulu, dan masukkan Kawah Putih sebagai agenda liburan Anda. Selamat berlibur!