Sejalan dengan Perkembangan Zaman
Siapa nan tak mempunyai sepatu di rumah? Mungkin tak akan ada orang nan menjawab kerena semua orang niscaya mempunyai sepatu. Majemuk jenis sepatu bisa dengan mudah kita jumpai di pasaran.
Jika Anda getol mengoleksi sepatu, atau setidaknya menaruh minat pada model-model sepatu, maka tak ada salahnya jika Anda menambah wawasan Anda tentang sejarah sepatu .
Pada abad-abad nan lampau, hingga sebelum abad ke-19, pada umumnya orang-orang berkelas rendah berjalan tanpa alas kaki. Sebaliknya, orang-orang nan berkelas lebih tinggi membedakan dirinya dengan cara menggunakan alas kaki.
Hal ini ditemukan dalam sejarah Mesir Kuno. Pada Zaman ini kaum bangsawan menggunakan alas kaki dari potongan kulit. Inilah cikal bakal sepatu.
Adapun sepatu nan bersol karet seperti nan kita kenal sekarang ini baru diproduksi buat pertama kalinya pada 1800. Pada 1892 Goodyear membuat sepatu karet nan kemudian diberi nama Keds, atau nan lebih akrab kita kenal dengan sebutan “sepatu kets”.
Melompat lebih jauh dari sekadar alas kaki, sepatu buat kebutuhan olahraga dibuat pada 1917 ketika Converse memproduk sepatu basket pertama, Converse All Star. Pada tahun nan sama, sepatu kets menjadi sepatu atletik pertama nan diproduksi secara besar-besaran.
Pada 1924, Adi Dassler mendirikan Adidas nan kemudian memproduksi sepatu tenis pertama pada 1931. Tidak mau ketinggalan, sepatu sepak bola pun lahir ketika perusahaan Puma berdiri pada 1948 nan memproduksi sepatu Puma Atom. Sepatu ini digunakan oleh tim sepak bola Jerman Barat saat itu.
Sedangkan Nike nan terkenal itu menyusul nongol pada 1962. Pada 1985, Nike menjadi ikon sepatu basket memanfaatkan popularitas sang legenda basket Chicago Bulls, Michael Jordan.
Siapa nan Menemukan Sepatu?
Penemuan sepatu bisa dihubungkan kembali ke peradaban masa lalu dan nenek moyang kita nan membutuhkan konservasi menyeluruh pada tubuh, dan ini artinya meliputi buat kaki mereka selama musim dingin nan keras atau saat mendaki medan berbatu.
Jadi jika Anda bertanya-tanya 'mengapa sepatu diciptakan', maka jawabannya terletak pada fenomena bahwa kebutuhan nya memang ada, dan memang harus di ciptakan. Nenek moyang kita menutupi diri dengan baju nan terbuat dari kulit binatang, rumput dan bahan lainnya, namun, tak ada baju tersebut nan mengepas buat kaki.
Sejak ribuan tahun nan lalu, manusia tak memiliki wahana nan cocok transportasi dan sebagainya sambil berjalan jeda jauh, kaki nan berjalan telanjang saja akan rawan terluka atau cedera.
Maka, buat melindungi kaki, sandal diciptakan dan waktu berjalan sendal kini semakin maju, walau bentuknya tak begitu berubah drastis dari semenjak diciptakanya, sandal lantas berkembang sebagai sepatu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda sepatu pertama nan menyerupai sepatu nan ditemukan di gua-gua Spanyol sekitar lima belas ribu tahun nan lalu.
Gambar-gambar tersebut menunjukkan pria nan telah terikat kaki mereka dengan kulit binatang dan bulu di sekitar kaki mereka. Beberapa angka menunjukkan bantalan rumput dan daun papirus terjebak di sekitar kaki. Ini semua mungkin mengisyaratkan bahwa nenek moyang kita ialah penemu pertama sepatu.
Sebagaimana penelitian nan menyarankan, pelacakan sepatu pertama nan dibuat sangat sulit seperti dalam setiap peradaban, berbagai bentuk dan jenis sepatu nan diproduksi.
Penemuan Sepatu
Sepatu paling awal terbuat dari berbagai jenis kulit, daun dan kulit mentah. Sepatu pertama dalam sejarah pada umumnya dibagi menjadi dua kategori, sandal dan sepatu.
Sementara sandal dibuat buat memakai di daerah hangat dan selama musim panas, dan mokasin menawarkan konservasi nan lebih kepada kaki. Para pembuat sepatu primitif mencoba buat meningkatkan cengkeraman sepatu di kaki dengan melubangi sekitar sepatu sehingga bisa dengan mudah diikat dengan tali.
Sebagaimana halnya teknologi nan berkembang, maka telah terjadi perubahan drastis dalam tren dan desain sepatu. Selama abad pertengahan, sepatu buat pria menjadi lebih panjang dan menunjuk ke arah jari kaki buat melambangkan status nan lebih tinggi di masyarakat.
Perempuan boleh mengenakan sepatu dan pergelangan kaki nan dilengkapi dengan tali samping. Menjelang abad ke-15, pembuat sepatu membuat sepatu dengan tumit tinggi dan ini ditujukan buat sepatu wanita.
Sementara itu sepatu wanita mulai diproduksi dalam berbagai gaya dan popularitas "sepatu Oxford" dipakai oleh mahasiswa Oxford tumbuh pesat, sepatu pria juga menjadi sangat populer. Pada abad ke-17, sepatu trendi dan bergaya menjadi pernyataan fashion buat keluarga kerajaan. Saat ini, sepatu pernikahan juga merupakan bagian krusial dari baju pengantin.
Dengan kemajuan teknologi dalam sepatu membuat mesin, kulit sol dalam sepatu nan mudah dibuat. Sebagai teknologi mengambil kursi mengemudi, manufaktur sepatu menjadi bisnis profesional dan tukang sepatu melihat penurunan dalam karya-karya mereka.
Sejalan dengan Perkembangan Zaman
Metode nan panjang dan memakan waktu tukang sepatu bisa diatasi dalam beberapa menit dan itulah sebabnya inovasi mesin jahit itu dilihat sebagai perkembangan nan besar dalam penciptaan sepatu.
Di Belanda juga diyakini telah memperkenalkan sepatu hak besar, Inggris membuat sepatu nan nyaman nan mudah buat dipakai. Rusia juga dikenal buat berkontribusi dalam penciptaan sepatu boot buat perempuan berjalan dan boot hiking pria pertama. Sepatu bot ini disebut sepatu Alpine buat membantu para pendaki Alpine nan menggunakan sepatu ini ketika mendaki gunung.
Sejak dua abad terakhir, sepatu telah berubah menjadi salah satu aksesori krusial dari pecinta fashion. Berbagai perusahaan ikonik seperti Bata, Nike, Reebok dan Adidas telah menjadi sangat populer buat merek dan kualitas produk nya. Penemuan dan gaya, keduanya telah mencapai ketinggian besar dalam unit manufaktur sepatu.
Ada sepatu atletik saat ini nan direkayasa sedemikian rupa buat memenuhi persyaratan pelari dan pelatih. Dari memberikan kenyamanan buat kaki, sepatu telah pindah ke menjadi mode simbol status. Sekarang kita tahu tentang orang-orang nan berada di balik inovasi sepatu. Mereka ialah sebagian dari nenek moyang kita nan dikonsep ide membuat sepatu dan manufaktur saat ini sepatu telah menjadi industri besar..
Dari Olahraga ke Mode
Tentu, kebutuhan kita akan sepatu tak melulu buat olahraga. Dalam sejarahnya, tren sepatu beringsut dari olahraga ke mode. Pada awal 1950-an, sepatu sneakers menjadi tren di kalangan anak muda nan biasanya memadukan sepatu jenis ini dengan celana jeans. Pada tahun ini juga sepatu ber-hak tinggi ( high heels ) nan populer dengan sebutan “stiletto” marak digunakan.
Pada 1970, sepatu ber-hak setinggi 2 sampai 5 inci diincar oleh para pengikut mode. Tren sepatu kembali ke era sepatu bersol rata pada 1990 ketika ramai model persegi dan berwarna. Namun, sepatu ber-hak segera kembali ke kejayaannya.
Sepatu high heels dengan model wedge shoes (bertumit sebiji) menjadi tren di kalangan wanita pada era 2006 - 2008. High heels terus menjadi incaran para wanita nan ingin menonjolkan sisi kecantikan lewat alas kakinya.