Macbeth Shoes Peduli Lingkungan
Sebagai merek dagang, Macbeth Shoes terkenal dengan sentuhan pribadi pada setiap produknya nan meliputi sepatu, pakaian, aksesori dan produk-produk organik. Macbeth Shoes didirikan oleh salah seorang personel band Blink-182 bersama dengan kawan kerjanya, Angels & Airwaves.
Di pasar dunia, memang tidak terlalu banyak produk-produk fashion nan menerapkan sentuhan pribadi pada setiap item keluarannya. Namun, produk nan lahir dengan sentuhan pribadi apalagi bila produk tersebut secara konsisten diproduksi oleh tangan manusia langsung atau hand made , menjadi produk nan banyak dicari sebab terkesan unik dan tak pasaran.
Beberapa jenis dari produsen jam tangan Rolex, masih mengerjakan detail pekerjaan dengan tangan sehingga menghasilkan jam tangan nan tak saja kuno tapi berharga selangit. Berbeda dengan Macbeth Shoes, salah satu produk nan tak saja mengandalkan sentuhan pribadi tapi juga peduli dengan lingkungan.
Beberapa item produk terakhir sangat kentara bagaimana Macbeth Shoes selalu peduli dengan lingkungan melalui program dan kampanye-kampanye nan terintegrasi. Go green ialah kampanye lingkungan nan mana Macbeth Shoes turut serta di dalamnya.
Sejarah Macbeth Shoes
Pada awalnya, perusahaan Macbeth Shoes didirikan pada 2002 dengan menjual nama Tom DeLonge, salah seorang personel band Blik-182, bersama Angles & Airwaves. Musik rock dijadikan inspirasi buat menciptakan produk baik sepatu maupun produk fashion lainnya.
Untuk mengembangkan produk-produk nan terinspirasi dari musik rock tersebut, tak tanggung-tanggung Tom DeLonge membentuk sebuah tim spesifik nan terdiri atas orang-orang berbakat dari majemuk disiplin ilmu, namun tetap mencintai musik rock. Dari tangan-tangan kreatif timnya inilah kemudian Macbeth Shoes melahirkan majemuk produk fashion nan ngerock banget .
Kota Californa menjadi identias lain dari produk Macbeth Shoes ini nan secara pribadi memang sangat dekat dengan kehidupan Tom DeLonge, nan besar di kota tersebut. Sejak awal pendiriannya, 2002, Macbeth Shoes menjadi produk di garis depan hasil kerja sama dengan tidak hanya para musisi rock, tapi juga artis lain dan para atlet terkenal. Kerja sama nan serasi tersebut kemudian menghasilkan produk fashion yang nyaman dipergunakan sehari-hari dan unik dengan cita rasa rock.
Para perancang dari studio Macbeth kemudian bekerja sama dengan artis lain dalam sebuah proyek tertentu. Dari hasil kolaborasi seni seperti ini diharapkan akan melahirkan produk eksklusif nan berkualitas tinggi, hasil dari olah kreativitas, dan mencerminkan kekhasan dari masing-masing seniman.
Bisa dibayangkan seperti apa produk dari masing-masing artis tersebut. Tentu saja sekalipun berada di bawah label Macbeth Shoes, seorang artis tidak akan begitu saja "menjual" jati dirinya hanya buat sebuah label.
Para petinggi di Macbeth Shoes mengerti sahih akan kondisi psikologis ini sehingga ia membebaskan cita rasa dan kreativitas masing-masing artis tetap muncul dalam setiap produk nan dikerjakannya buat Macbeth Shoes.
Dengan keleluasaan tersebut, sebenarnya Macbeth Shoes sedang membuka sebuah galeri seni loka berkumpul para seniman, melahirkan produk nan cita rasanya majemuk tapi tetap mencerminkan keunikan label Macbeth Shoes.
Macbeth Shoes sebagai produsen memang menyadari bahwa tujuan mendirikan semacam studio seni tersebut agar juga menginsipirasi dan mengekspresikan gaya hayati Macbeth. Pada akhirnya ketika produk di lempar ke pasaran, konsumen pun dapat merasakan bagaimana cara mengekspresikan gaya hayati Macbeth sinkron dengan seleranya.
Untuk menjaga orisinalitas produk, Macbeth Shoes selama ini dalam produksinya tetap konsisten menggunakan bahan nan tak saja unik tapi rona dan rancangannya tetap melambangkan visi dari masing-masing seniman, seperti rona klasik khas Macbeth.
Para artis nan telah dan secara konsisten bekerja sama dengan produsen Macbeth Shoes buat menghasilkan sebuah produk nan tak saja unggul tapi juga kreatif ialah Mike Dirnt dari Green Day, Russell Lissack dari Bloc Party, Frank Lero dari My Chemical Romance, Dave Havok dan Hunter Burgan dari AFI, DJ Skeet Skeet, Anthony Green dari Circa Survive, Jona Weinhofen dari Bring Me The Horizon.
Kemudian ada Max Bemis, Andy Hull dari Manchester Orchestra, juga ada pemain skateboard pionir, Matt Hensley. Macbeth Shoes juga pernah bekerja sama dalam sebuah proyek seni di studionya dengan komedian Nathan Barnatt dan Eddie Riley dari Thrice.
Macbeth Shoes Peduli Lingkungan
Sebagai wujud peduli terhadap lingkungan, sebagai produsen sepatu dan majemuk aksesori nan ngerock , Macbeth Shoes terus bekerja konsisten dan sistematis, nan salah satu upayanya ialah dengan memproduksi sandal dan sepatu kanvas dari hasil daur ulang.
Pada acara " Green Day ", seorang bassis terkenal, Mike Dirnt bergabung dengan keluarga besar Macbeth Shoes di San Diego, California. Tentu saja produsen dan para petinggi Macbeth Shoes sangat bangga menyambut hari hijau sedunia tersebut.
Kebanggaan para petinggi Macbeth Shoes ialah kebanggaan keluarga besar para seniman, nan bergabung di studio Macbeth Shoes buat menghasilkan dan mendukung merek Macbeth dalam sebuah kerja sama seni. Hasil karya mereka dipersembahkan kepada para konsumen dan pecinta produk keluaran Macbeth. Bahkan dalam kaitannya dengan hari hijau sedunia tersebut, Macbeth mengeluarkan edisi khususnya.
Keterlibatan Mike Dirnt dengan studio Macbeth Shoes, bagi produsen Macbeth tentu saja menambah panjang daftar musisi legendaris nan telah menyediakan waktu dan kreativitasnya buat secara bersama-sama menciptakan satu produk berlabel Macbeth tetapi tetap merupakan cita rasa musisi tersebut.
Mike Dirnt ialah bassis dari grup band Green Day nan mulai mencuat pada 1987. Album perdananya, Dookie , sukses menyabet penghargaan pada tahun 1994. Green Day termasuk salah satu grup band punk rock nan menjadi perhatian global sekaligus menjadi salah satu grup band rock nan berada di jalur primer perkembangan musik rock saat itu.
Green Day dianggap menjadi pelopor kemajuan grup band punk rock nan menjadi jalan mulus bagi musisi punk rock di belakangnya, memasuki industri musik dunia. Album " American Idiot " telah terjual 15 juta kopi dan menyabet penghargaan Grammy Award buat kategori Best Rock Album serta penghargaan spesifik record of the year.
Setelah berhenti dari kegiatan rekaman, grup band punk rock ini pada akhir tahun 2008 kembali masuk dapur rekaman dan merilis album kedelapan mereka. Album ini dilempar ke pasaran pada tahun 2009.
Dalam kesibukan, Mike Dirnt masih menyediakan waktu buat secara spesifik datang dan berdiskusi di studio seni Macbeth buat secara bersama-sama menciptakan produk nan menjadi karakteristik khas Macbethtapi tetap menjadi bukti diri Green Day sebagai band punk rock. Salah satu produk hasil kerja sama Macbeth Shoes dan Green Day dilempar ke pasaran pada musim semi 2009.
Ingin mengetahui lebih lanjut kiprah Macbeth Shoes? Anda dapat menghubungi melalui e-mail ke Jimmy@macbethfootwear.com atau silakan kunjungi laman www.macbethfootwear.com.
Bagi anda nan sedang jalan-jalan di Singapura, buat memperoleh produk Macbeth Shoes, dapat mampir ke acara Great Singapore Sale di Tangs Orchard L4 dan dapatkan rabat hingga 70%. Selain produk Macbeth Shoes, dalam gerai tersebut dapat pula Anda bisa produk terkenal dari Calvin Klein, Converse, Everlast, DKNY, Paris Hilton, dan produk mentereng global lainnya.