Sifat-Sifat Enzim
Pernahkah Anda mendengar istilah enzim? Setidaknya, Anda nan pernah berhadapan dengan pelajaran IPA dan Biologi niscaya mengenal istilah tersebut. Enzim dalam tubuh manusia sangat beragam. Selain jenisnya, sifat-sifat enzim pun majemuk sinkron fungsi masing-masing.
Sebelum kita membahas apa nan dimaksud dengan sifat-sifat enzim, tentu saja kita juga harus mengetahui terlebih dahulu apa nan dimaksud dengan enzim serta bagaimana kinerjanya sehingga menjadikan sifat-sifatnya bersifat spesifik dan menghasilkan manfaat nan spesifik pula.
Definisi Enzim
Enzim merupakan polimer biologis nan berfungsi sebagai katalisator atas beberapa proses dinamik nan terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya ialah sebagai katalisator protein nan merupakan senyawa organik nan dihasilkan sel dalam suatu reaksi kimia.
Enzim disebut juga sebagai biokatalisator sebab bekerja sebagai katalis dalam tubuh makhluk hidup. Yang dimaksud katalis dalam hal ini ialah kemampuan enzim dalam membantu mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau terpengaruh oleh zat kimia tersebut.
Enzim memainkan peranan spesifik dalam menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai peristiwa biologis dan fisioligis, serta memberikan pengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh makhluk hidup.
Dalam menguraikan materi nan masuk ke dalam tubuh, enzim dijadikan sebagai satu-satunya zat nan mampu memecahkan makanan, memasok energi, dan menjadikan unsur kimia dalam tubuh menjadi protein, sel, DNA, serta kegiatan motorik dalam tubuh.
Oleh sebab itu, sifat-sifat enzim menjadikan karakternya wajib dikenal oleh manusia buat dapat membedakan antara proses fisiologis nan satu dengan proses fisiologis nan lain.
Bahkan dalam beberapa hal, enzim juga mampu mengakibatkan munculnya gejala patologis dalam tubuh apabila sifat-sifatnya tak sinkron dengan sifat-sifat enzim nan seharusnya ada dalam sistem imun tubuh.
Dalam keadaan tubuh nan sehat, proses fisiologis akan berlangsung dengan rapi dan teratur berkat sifat-sifat enzim dan kinerjanya dalam mengatalisis berbagai zat nan masuk ke dalam tubuh atau zat nan memang sudah ada di dalam tubuh makhluk hidup.
Dengan demikian, enzim juga terdiri atas zat-zat penyusun nan mampu membuat kinerjanya menjadi sangat berpengaruh dalam proses fisiologis makhluk hidup.
Penyusun Enzim
Ternyata, enzim juga memiliki sifat-sifat unik. Salah satu sifat khasnya ialah hanya mau memengaruhi zat eksklusif nan disebut substrat. Dalam suatu reaksi kimia, selain enzim nan ikut memengaruhi reaksi, ada molekul nan ikut bereaksi, disebut substrat. Sementara hasil reaksi molekul dalam suatu reaksi kimia, disebut sebagai produk.
Enzim terdiri atas 2 penyusunnya, yaitu apoenzim dan gugus prostetik nan tersusun atas koenzim. Apoenzim merupakan bagian enzim nan tersusun dari protein dan memiliki sifat thermolabil (peka terhadap suhu panas).
Sementara itu, gugus prostetik atau disebut juga kofaktor merupakan bagian nan tak memiliki sifat protein dan tersusun atas koenzim (ion-ion logam atau molekul organik).
Berbeda dengan apoenzim, koenzim lebih tahan terhadap suhu dan tak mudah rusak. Contoh koenzim nan terkenal ialah NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukletotida), dan sitokrom nan membantu proses respirasi sel.
Koenzim sangat dibutuhkan oleh enzim sebab tanpanya, enzim tak akan berfungsi dengan baik atau tak akan aktif. Koenzim dalam enzim berfungsi buat memperbesar kemampuan enzim dalam mengatalisis suatu zat.
Koenzim nan baik ialah koenzim nan bisa berdifusi secara bebas dan berfungsi membawa hydrogen, hibrida, dan unsur kimia lainnya. Oleh karena itulah koenzim dianggap sebagai substrat sekunder dalam penyusun enzim.
Selain itu, koenzim juga berfungsi buat memindahkan gugus molekul fungsional dari molekul donor ke molekul aseptor akhir. Hal ini disebut juga sebagai reaksi biokimia pemindahan gugus.
Karena fungsinya dalam pemindahan gugus inilah maka koenzim bisa diklasifikasikan berdasarkan gugus nan pemindahannya dipermudah oleh koenzim tersebut. misalnya saja, pemindahan gugus hydrogen dan pemindahan gugus bukan hydrogen.
Sementara itu, koenzim juga terdiri atas kandungan zat eksklusif nan diturunkan dari vitamin b dan adenosine monofosfat. Vitamin B merupakan zat pembentuk nan secara esensial membentuk koenzim.
Sifat-Sifat Enzim
Keberadaan enzim dalam tubuh makhluk hayati amat krusial sebab memegang peranan sebagai biokatalisator nan mengendalikan berbagai reaksi, seperti respirasi (pernapasan), pertumbuhan dan perkembangan, fotosintesis, kontraksi otot, fiksasi, pencernaan, dan nitrogen.
Berikut ini ialah sifat-sifat enzim nan krusial diketahui.
1. Biokatalisator, yaitu mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi.
2. Enzim merupakan senyawa protein nan memiliki sifat protein.
3. Mudah rusak dampak suhu panas (rusak jika dipanasi dengan suhu lebih dari 60 derajat celcius) sebab protein penyusun enzim memiliki sifat thermolabil (peka terhadap suhu panas).
4. Dalam suatu rekasi kimia, enzim nan diperlukan sangat sedikit, tetapi pengaruhnya terhadap kecepatan reaksi sangat besar (cepat) dan bisa digunakan berulang-ulang.
5. Bisa bekerja di dalam dan di luar sel. Contoh enzim nan bekerja di luar sel ialah amilase dan maltase.
6. Dalam sebuah reaksi kimia, umumnya, enzim bekerja searah meskipun beberapa di antaranya mampu bekerja dalam dua arah. Contoh reaksi searah ialah lipase nan membantu pembentukan lemak.
7. Umumnya, enzim mampu bekerja dengan donasi bahan nonprotein nan disebut kofaktor.
8. Bekerja di bagian nan spesifik.
Kinerja Enzim
Sifat-sifat enzim tersebut masih dapat dijelaskan secara rinci apabila disertai dengan praktik penelitian mengenai enzim dan sifat-sifatnya. Namun, artikel ini akan memuat secara ringkas mengenai sifat-sifat tersebut.
Sebagai biokatalisator, enzim mampu mengatalisis satu reaksi secara khusus tanpa mengatalisis reaksi nan lain sehingga suatu proses dalam tubuh makhluk hayati bisa berjalan sinkron dengan reaksinya masing-masing.
Misalnya saja, dalam proses metabolisme, laju metabolisme diatur oleh perubahan dalam efisiensi katalis enzim nan khusus tanpa mengubah reaksi lain di dalam tubuh.
Beberapa enzim juga mengatalisis jenis reaksi nan sama dengan sejumlah substrat nan secara struktural berhubungan satu sama lain. Substrat tersebut berguna buat memfasilitasi pendeteksian enzim dan prosedur katalisnya.
Enzim nan mengandung banyak protein ini juga dianggap mampu menjadi salah satu faktor pendukung kekebalan tubuh atau sistem imun dalam tubuh. Dengan sifat-sifat enzim tersebut, seorang ibu nan baru melahirkan sebenarnya sudah mampu memberikan sistem imunisasi sendiri terhadap bayinya dengan menggunakan air liurnya.
Namun, enzim tak dapat bertahan lama dalam suhu nan panas sebab protein nan terkandung di dalamnya akan cepat rusak dampak terkena panas nan lebih dari 60 derajat celcius.
Sebagai contoh, enzim nan terdapat dalam air susu ibu tak akan bertahan lama apabila tak dimasukkan ke dalam kulkas sebab zat protein nan di dalamnya sudah rusak ketika asi terkena panas berlebih.
Kepekaan ini pulalah nan berpengaruh terhadap kecepatan kinerja enzim dalam suatu proses dalam tubuh, baik itu proses pencernaan maupun proses pembentukan zat-zat tertentu.
Sifat enzim nan terakhir disebutkan ialah bekerja di bagian nan spesifik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya enzim lisis nan bekerja pada kelompok kimia nan spesifik seperti enzim glikosidase, pepsin, dan tripsin pada ikatan peptida. Contoh lainnya ialah enzim protease nan bisa mengatalisis proses hidrolisis pada senyawa ester.
Selain itu, ada juga enzim lisis eksklusif nan memperihatkan taraf spesifikasi nan tinggi. Misalnya saja enzim kimotripsin nan menghidrolisis peptida. Dalam reaksi tersebut, gugus karboksil dihasilkan oleh asam amino aromatic fenilanin, tirosin, dan triptofan sehingga membentuk enzim karboksipeptidase nan mampu melepas asam amino satu persatu.
Berdasarkan gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa enzim merupakan salah satu zat nan sangat berpengaruh terhadap sistem pencernaan, sistem stabilisasi, dan motorisasi tubuh makhluk hidup.
Oleh sebab itulah, enzim dianggap sebagai satu zat nan hanya akan menimbulkan satu reaksi secara khusus sebab memiliki fungsi nan unik serta kinerja nan berlangsung secara cepat.
Sifat-sifat enzim nan unik tersebut terbukti menjadi satu ciri nan dapat membedakan kinerja enzim nan satu dengan kinerja enzim nan lain sebab sifatnya nan bekerja pada bagian nan spesifik.