Ganasnya Virus Hepatitis B
Tahukah Anda penyakit hepatitis B ? Jagalah hati. Jika tidak, ia dapat mengantarkan kematian kepada pemiliknya. Infeksi atau peradangan kronis hingga ke sirosi atau kanker hati. Hepatitis B, global medis menyebutnya. Penyakit berbahaya namun sayangnya tak banyak diketahui oleh masyarakat.
Hepatitis B - The Silent Killer
Tidak banyak orang nan menyadari bila hatinya sedang bermasalah. Ini wajar saja, sebab hepatitis B memang tak menunjukkan gejala penyakit kasat mata. Lazim penyakit pada umumnya, membuat penderita tak merasa kalau ia sesungguhnya mengidap penyakit mematikan. Bahkan, ketika sudah mencapai kondisi fatal (kronis) pun, hepatitis B sulit teridentifikasi dengan cara konvensional.
Menyeramkan bukan? Tapi tenang saja. Bagi individu nan punya Norma melakukan medical chek-up minimal setahun sekali, maka akan memperkecil risiko tersebut. Dengan medical check-up , gejala-gejala dari hepatitis B bisa diketahui dan segera mendapatkan treatment (pengobatan) agar tak berkembang menjadi parah.
Apa saja gejala dari penyakit hepatitis B? Gejala dari penyakit hati ini cenderung terlihat ‘biasa’. Terjadi selama enam pekan hingga enam bulan (paling sering tiga bulan). Seperti gejala sakit flu, demam ringan, mual, muntah, mudah lelah, diare, nyeri sendi, penurunan nafsu makan, perubahan rona urin dan feses, mata dan rona kulit nan tampak menguning ( jaundice ). Gejala jaundice (mata dan rona kulit menguning) biasanya jadi patokan secara fisik buat mencurigai seseorang mengidap hepatitis B. Dari gejala ini pula, hepatitis B punya nama lain yakni penyakit kuning.
Berikut rincian dari gejala-gejala nan patut diduga sebagai penyakit hepatitis B.
- Timbulnya masalah pencernaan. Lazimnya diawali rasa tak enak makan, mual nan mengganggu hingga ke taraf nan lebih serius yakni muntah dan diare.
- Penderita hepatitis B mengalami demam seperti gejala penyakit flu. Demamnya pun tergolong ringan sehingga sering diacuhkan oleh penderita. Padahal, demam nan ringan tersebut ialah ‘tipuan’ dari mulai menjangkitnya penyakit hepatitis B.
- Demam nan terjadi diiringi rasa nyeri pada persendian. Nyeri nan terasa sifatnya bertingkat, mulai dari ringan hingga berat.
- Perut sebelah kanan atas pada penderita hepatitis B mengalami pembengkakan. Jika gejala ini sudah terlihat, sakit nan diderita sudah tergolong parah. Karena bengkak mengindikasikan hati nan meradang sebab infeksi.
- Gejala terakhir dan khas dari penyakit hepatitis B ialah air seni berubah warnanya menjadi kemerahan serta rona mata atau kulit jadi kekuning-kuningan.
Tetapi, krusial buat diingat bahwa gejala-gejala tersebut tak menjamin seratus persen seseorang terkena hepatitis B. Hanya dengan hasil pemeriksan darah di laboratorium, nan merupakan bagian dari medical check-up , kepastian dari penyakit hepatitis B dapat ditentukan.
Karenanya, wajar bila ada nan menyebut penyakit kuning ini sebagai the silent killer . Penyakit nan membunuh secara diam-diam dan tak disadari oleh penderitanya. Gejala-gejalanya sering tumpang tindih dengan penyakit lainnya. Sehingga sering membingungkan orang awam dalam mengenali bahwa penyakit tersebut ialah hepatitis B.
Ganasnya Virus Hepatitis B
Ada satu fakta nan boleh dibilang mengejutkan. Dari tujuh jenis infeksi virus hepatitis, mulai dari hepatitis A hingga hepatitis G, hepatitis B merupakan jenis nan paling ditakuti. Kok bisa? Karena hepatitis B nan disebabkan oleh virus (HBV), punya daya rusak melebihi virus HIV penyebab penyakit AIDS. HBV seratus kali lebih ganas daya kerjanya dan sepuluh kali lebih banyak menularkan penyakit tersebut daripada virus HIV.
Jadi, amat disarankan agar peka terhadap gejala-gejala nan berpotensi atau dicurigai sebagai penyakit hepatitis B. Harus paham dan benar-benar mengerti gejala-gejala dari hepatitis B agar tidak mengacuhkannya. Menganggap sebagai penyakit biasa tapi di kemudian hari berakibat fatal. Membiasakan disiplin dalam melakukan medical chek-up minimal setahun sekali, juga termasuk langkah preventif (pencegahan) nan tepat.
Selain itu, nan tidak kalah krusial ialah memahami dan mewaspadai penularan dari penyakit hati ini. Hepatitis B sebagai penyakit nan punya kemampuan menularkan melebihi AIDS, harus jadi catatan krusial buat tak meremehkan penyebaran dari penyakit tersebut. Apa saja aktivitas nan berpotensi menularkan virus hepatitis B? Berikut penjabarannya.
Penularan Virus Hepatitis B - Transfusi Darah
Jika seseorang mengidap hepatitis B, maka jangan pernah berniat apalagi sampai mendonorkan darah. Karena, virus hepatitis B hayati dalam genre darahnya. Ketika donor darah dilakukan, maka virus mengerikan itu pun ikut terbawa bersama darah penderita hepatitis B. Jika darah yag sudah terinfeksi ditranfusikan kepada orang lain, maka otomatis virus akan masuk dan menginfeksi orang tersebut.
Untuk mencegah penularan secara massal virus hepatitis B, Palang Merah Indonesia (PMI) punya proses baku dalam mengecek dan ricek darah nan layak pakai. Melalui proses screening hepatitis B, darah nan terinfeksi bisa segera dimusnahkan.
Penularan Virus Hepatitis B - Penggunaan Barang Bersama
Sejak kecil, di dalam keluarga biasanya sudah ditanamkan Norma tak menggunakan barang-barang pribadi orang lain secara sembarangan. Baik itu pakaian dalam, handuk, peralatan makan, alat cukur atau sikat gigi. Kebiasaan tersebut ternyata positif dalam menangkal penularan dari hepatitis B.
Khusus barang pribadi seperti alat cukur atau sikat gigi, jadi media bagi virus hepatitis B buat menular ke orang lain. Alat cukur atau sikat gigi biasanya rentan dengan noda darah nan tertinggal tanpa sengaja. Nah, jika alat cukur atau sikat gigi penderita hepatisi B nan ada noda darahnya digunakan oleh orang lain, tentu saja orang tersebut jadi tertular.
Ini juga berlaku bagi para pengguna narkoba nan menggunakan jarum suntik. Mereka termasuk kelompok nan rentan terinfeksi. Umumnya para pecandu menggunakan satu jarum injeksi nan kemudian dipakai bersama-sama. Jika ada satu saja penderita di dalam kelompok tersebut, maka anggota kelompok nan lain jadi berpeluang sangat besar terinfeksi. Lagi-lagi, darah sebagai media paling efektif dalam menularkan virus hepatitis B bisa leluasa menginfeksi para pecandu itu.
Penularan Virus Hepatitis B - Interaksi Seksual
Selain darah, virus hepatitis B juga mengunakan media cairan nan ada dalam organ reproduksi manusia. Ketika interaksi seksual dilakukan dengan penderita hepatitis B, maka virus pun berpindah ke tubuh pasangan seksual tersebut. Untuk itu, disarankan agar tak sembarangan dalam berhubungan seksual. Apalagi dengan pasangan nan tak jelas kesehatannya, seperti melakukan interaksi seksual dengan pelacur. Aktivitas ini harus segera dihentikan sebab rentan dengan penularan penyakit hepatitis B.
Berhubungan seksual dengan pasangan nan absah (menikah) pun tak membuat kemungkinan terjangkit hepatitis B menjadi nol. Kedua pasangan nan hendak menikah dianjurkan terlebih dahulu melakukan medical check-up . Ini buat mengetahui apakah pasangan tersebut sehat dan bebas dari virus hepatitis B. Jika salah satu pasangan mengidap hepatitis B, maka dapat segara dilakukan pengobatan sebelum pernikahan dilangsungkan.
Untung saja walaupun ganas, mematikan dan punya daya tular nan amat cepat, jika ditemukan lebih awal maka kemungkinan buat sembuhnya sangat besar. Dapat mencapai 90 persen penderita bisa hayati normal kembali. Meskipun dalam beberapa kasus, penderita harus tetap mengonsumsi obat-obatan anti hepatitis B seumur hidupnya. Residu nan 10 persen, menjadi hepatitis akut. Ini merupakan awal dari terjadinya kanker hati.
Bila sudah ke taraf kanker hati, satu-satunya pengobatan efektif ialah dengan melakukan pencangkokan hati. Selain biayanya mahal, cangkok hati juga sulit dilakukan. Menemukan donor hati nan cocok bukan perkara gampang. Karena itu, berhati-hatilah terhadap hepatitis B. Penyakit nan merusak sel-sel hati ini harus diantisipasi sejak dini.