Islam vs Kristen pada Perang Salib
Berbicara Islam vs Kristen, berbicara banyak hal. Dari segi ketuhanan jelas berbeda. Dari segi kepercayaan atas nabi pun ada perbedaan. Namun di luar disparitas tersebut bisa pula kita ambil beberapa kesamaan. Kecenderungan Islam vs Kristen bukanlah buat menyamakan di antara kedua agama tersebut.Hanya saja kecenderungan tersebut buat sedikitnya meredam taraf fanatisme nan hiperbola atas suatu agama.
Perilaku Pemeluk Islam vs Kristen
Islam vs Kristen sesungguhnya tidak berselisih. Perselisihan diantara pemeluknya. Agama, pada dasarnya mengajarkan kebaikan. Agama menginginkan manusia bisa berjalan seiringan dalam bingkai perdamaian. Agama menjadi penuntun hayati manusia agar hidupnya terarah dan terkendali.
Agama membuat manusia memiliki tujuan. Seperti halnya kita hayati memiliki cita-cita profesi, begitupun dengan agama nan memicu kita buat memiliki cita-cita keagamaan, cita-cita rohani yakni masuk surga Tuhan dengan cara nan telah digariskan dalam kitab kudus agama.
Perselisihan nan terjadi antara Islam vs Kristen lebih disebabkan sikap fanatik nan berlebihan. Sikap ini akan memunculkan rasa tak suka nan hiperbola nan akan membawa akibat negatif dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai warga masyarakat nan notabene ialah makhluk sosial, manusia jelas membutuhkan orang lain dalam setiap aktivitas dan mobilitas hidupnya.
Bahkan sejak lahir pun manusia membutuhkan pertolongan, donasi orang lain. Lain halnya dengan binatang nan sejak lahir sudah bisa mengurus dirinya sendiri, minimal menyusu pada induknya tanpa disodori oleh induknya. Sementara manusia, sejak lahir mesti disodori air susu ibu oleh ibunya.
Hal tersebut menandakan bahwa manusia membutuhkan orang lain dari hayati sampai meninggal. Oleh sebab itu, sikap tak toleran dan fanatik nan hiperbola hanya akan mengganggu kedamaian kehidupan bermasyarakat.
Agama tak mengajarkan perselisihan. Agama mengajarkan agar umat manusia cinta damai. Persepsi manusialah nan menyebabkan seolah-olah perselisihan nan terjadi ialah perselisihan agama. Dalam banyak kasus perselisihan, terlihat bahwa titik mula perselisihan ialah adanya ketidaksepahaman dan toleransi dalam berkehidupan. Perselisihan nan terjadi tak disebabkan sebab faktor-faktor nan berada dalam agama.
Misalnya kontradiksi ayat antara agama satu dengan lainnya (Islam vs Kristen) sehingga menimbulkan perselisihan nan berujung pada konflik sosial.Hal tersebut tentu menyengsarakan masyarakat lainnya, terlebih nan tak memiliki konflik jadi terbawa suasana nan menegangkan dan tak nyaman dengan teman atau tetangga nan berbeda agama.
Dalam banyak kasus perselisihan antara Islam vs Kristen adalah konduite pemeluk agama nan dianggap melecehkan agama orang lain. Ada pula konduite jelek pemeluk agama nan dianggap merupakan representasi dari agama nan dianutnya. Evaluasi masyarakat generik adalah evaluasi general, evaluasi universal sehingga konduite jelek pemeluk agama tersebut dianggap seolaha-olah titah dalam agamanya.
Padahal, seseorang nan benar-benar menganut agama dengan benar, maka ia akan bisa berperilaku dengan benar. Dalam masalah ini, kesalahan konduite seseorang nan harus dilihat, bukan agamanya. Jika ia berperilaku buruk, maka ia belum mampu mengamalkan ajaran agamanya, ia belum sahih dalam membaca dan menafsirkan kitab kudus agamanya.
Makna Kitab Kudus Islam vs Kristen
Merunut disparitas Islam vs Kristen, bisa dilihat dari permulaannya.Secara historis, Islam ialah agama terakhir nan ditasbihkan oleh nabi Muhammad SAW. Dalam konsep Islam dijelaskan bahwa Muhammad ialah nabi tearakhir setelah Nabi Isa AS. Nabi Muhammad membawa tugas Tuhan buat menyebarkan titah Tuhan.
Titah Tuhan tersebut kemudian disebut dengan kitab kudus Al-Quran. Sementara dalam konsep Kristen, Nabi Isa ialah nabi terakhir dan diperintah oleh Tuhan buat menyebarkan titah Tuhan. Titah Tuhan tersebut disebut dengan kitab kudus Injil.
Dalam konsep Kristen, titah Tuhan berhenti pada kitab Injil dan menjadi pegangan umat Kristen.Sementara dalam konsep Islam, titah Tuhan disempurnakan dalam kitab Al-Quran. Jika kitabaca dan selidiki beberapa ayat dalam kedua kitab kudus tersebut, terdapat beberapa hal nan sama.
Artinya ada kecenderungan atas perintah Tuhan, hanya saja kalimatnya memang berbeda, namun memiliki kesamaan makna nan sama. Seperti terlihat pada beberapa penggalan suratkitab kudus Islam vs Kristenberikut.
Dalam ayat Al-quran disebutkan mengenai persoalan saling mengenal diantara manusia nan diharapkan adanya kebersamaan dan kedamaian.Meskipun berbangsa dan bersuku-suku namun tetap saling menghargai.Selain menghargai, ayat tersebut pun menyebutkan persoalan kepatuhan umat-Nya, dna nan dilihat oleh Tuhan adalah kepatuhan umat. Hal tersebut tampak dalam surat Al-Hujurat ayat 13 berikut:
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang nan paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang nan paling bertakwa di antara kalian."Juga dalam surat Al Baqarah ayat 194: " Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang nan bertakwa ."
Ayat tersebut menyiratkan bahwa manusia, apapun bangsanya, nan dilihat oleh Tuhan adalah derajat takwanya, keimanannya kepada Tuhan. Jika ia takwa kepada Tuhan, jika ia selalu mengingat dan memuliakan Tuhan, maka ia ialah makhluk nan paling mulia, nan tertinggi derajatnya di mata Tuhan. Hal tersebut lebih kurang senada dengan ayat dalam Injil nan terdapat dalam Ulangan 28 :1 nan berbunyi:
Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya nan kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi .
Dari kedua petikan kitab kudus tersebut jelas tergambar bahwa nan menjadikan manusia tinggi, mulia ialah taraf takwanya.Jadi, takada alasan bagi kita buat menyombongkan diri atas semua makhluk Tuhan. Menganggap kita lebih baik dari orang lain. Hal nan krusial di mata Tuhan ialah ketakwaan, keimanan kita, keteguhan kita, ketaatan kita atas segala nan diperintah-Nya dan nan dilarang-Nya.
Selain ayat tadi, ada persamaan makna ayat kitab kudus Islam vs Kristen nan terdapat dalam 1 Korintus 10:13 nan berbunyi: Pencobaan-pencobaan nan kamu alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, nan tak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dankarena itu Ia tak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu bisa menanggungnya.
Pada surat Al-Baraqah ayat 286 disebutkan: Allah tak membebani seseorang melainkan sinkron dengan kesanggupannya. Dalam kedua ayat tersebut jelas tergambar bahwa Tuhan tak akan memberi suatu cobaan yanag tak bisa disanggupi oleh makhluk-Nya .
Pada 1 Korintus kita bisa mengetahui bahwa Tuhan akan memberikan kemudahan, jalan, solusi atas semua permasalahan kita jika kita berserah diri dan konfiden pada Tuhan. Hal tersebut senada dalam makna Al-Baqarah ayat 214:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang nan beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat .
Kecenderungan pemaknaan nan sama pun tampak pada surat 2 Tesalonika 3:3 Tetapi Tuhan ialah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap nan jahat. Tuhan selalu bersama makhluk-Nya, ia tak akan membiarkan makhluk-Nya sendirian jika ia tetap berpegang teguh pada Tuhan.
Makhluk nan selalu bersama dengan Tuhan, mengingat Tuhan, akan dijaga, dijauhkan dari bahaya. Kesamaan makna nan sama dengan surat tersebut tampak pada surat Al-Baqarah ayat 153: " Wahai orang-orang nan beriman !Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat.Sesungguhnya Allah beserta orang-orang nan sabar. "
Dalam surat Al-Baqarah tampak bahwa Tuhan selalu bersama orang-orang nan sabar, nan selalu ingta kepada Tuhannya dengan cara shalat karena shalat adalah salah satu cara mengingat Allah dan meminta pertolongan kepada Allah. Dari kedua surat Islam vs Kristen tadi bisa disimpulkan bahwa sesungguhnya Tuhan tak pernah meninggalkan umat-Nya, justru umat-Nya-lah nan kerap meninggalkan-Nya dengan tak taat dan berpaling dari Tuhan.
Persoalan keagamaan aialah persoalan senasib, seperasaan. Begitupun dengan persoalan Islam vs Kristen, persoalan senasib dalam Islam vs Kristen pun tampak pada penggambaran sepersaudaraan dalam kedua suratIslam vs Kristen. Hal tersebut tampak pada 1 Korintus 10: 17: Karena roti ialah satu, maka kita, sekalipun banyak, ialah satu tubuh, sebab kita semua mendapat bagian dalam roti nan satu itu. Dalam surat Al-Hujurat ayat 10 berbunyi:
" Sesungguhnya orang-orang mukmin ialah bersaudara sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat nikmat ".
Dari kedua ayat tersebut bisa disimpulkan bahwa sesama umat Kristen ialah saudara, dan sesama umat Islam pun saudara.Jadi, telah sepantasnya kita saling membantu di antara umat.Hal tersebut menjadi refleksi atas banyaknya kasus-kasus perselisihan sesama umat seagama.
Dalam pemeluk Kristen dan pemeluk Islam pun, masing-masing berselisih paham atas tafsir surat. Munculnya berbagai genre keagamaan, baik di Kristen amupun di Islam membuat munculnya perdebatan nan berujung perselisihan. Surat tersebut menjadi citra kenyataan atas apa nan terjadi dalam agama Islam dan Kristen.
Dari beberapa surat tersebut, tergambar ada satu garis nan sama antara Islam vs Kristen. Persoalan ketakwaan terhadap Tuha, perasaan senasib sepenanggungan di anatara sesama umat seagama, dan persoalan manusia nan seringkali melupakan, menjauhkan diri dari Tuhan, sementara Tuhan selalu menerima manusia, makhluk-Nya.Islam vs Kristen memiliki inti nan sama yakni takwa terhadap Tuhan.
Persoalan Islam vs Kristen bukan persoalan disparitas saja.Berbeda memang iya, karena agama Islam memiliki konsep tersendiri, begitupun dengan agama Kristen.Namun baiknya kita menanggapi hal-hal nan bisa memicu perdamaian dan toleransi dalam menilai persoalan Islam vs Kristen.Perbedaan ialah fitrah, namun disparitas tidak selayaknya diakhiri dengan perselisihan.Perbedaan hanyalah sebagai rintangan nan harus dilalui dengan arif dan bijaksana.
Islam vs Kristen pada Perang Salib
Sepanjang sejarahnya, dua agama besar, Islam dan Kristen seolah saling berhadapan, menjadi Islam vs Kristen . Kedua agama besar global ini memiliki pemeluk terbanyak, sekaligus selalu berperang. Peperangan Islam vs Kristen terjadi sebab sikap sinisme agama, ditambah sebab asumsi bahwa agama masing-masinglah nan benar.
Sikap sinisme itu kemudian berakhir dengan tindakan nan menyulut peperangan besar sepanjang sejarah umat manusia antara Islam vs Kristen, Perang Salib. Perang dua agama besar ini menimbulkan luka, nan bahkan tetap ada sampai sekarang. Baik itu bagi kalangan Islam, maupun kristen.
Islam vs Kristen - Awal Mula Perang Salib
Perang Salib antara Islam vs Kristen terjadi salah satunya disebabkan ketidakstabilan bangsa Eropa, dan penyebaran pengaruh agama Kristen di wilayah Eropa. Bersamaan dengan menguatnya agama kristen, dan masuknya bangsa Viking, Slavia dan Magyar. Ketiga bangsa nan terkenal kebrutalannya ini pun secara salah mengalirkan energi peperangan mereka ke dalam perkelahian sesamanya, dan meneror penduduk sekitar.
Sikap ketiga bangsa tersebut mendesak gereja buat menekan kekuatan dan menyalurkan energi mereka ke dalam gerakan-gerakan nan menguntungkan pihak gereja. Seperti konvoi Pak Dei dan Treuga Dei.
Penyaluran energi perang ini menjadi bertambah dengan memperluas daerah kekuasaan nan berujung dengan pertempuran dengan orang-orang bangsa Moor Islam. Orang-orang Islam, nan kebanyakan berasal dari daerah timur memiliki karakter buas dan tak takut mati.
Peperangan antara Islam vs Kristen pun terjadi nan kemudian memicu Paus Alexander II memberikan restu buat memerangi kaum muslimin. Perintah itu terjadi di tahun 1063. Berarti di abad ke 11. Itulah titik awal pertempuran Islam vs Kristen.
Restu dari Paus Alexander II, termasuk di dalamnya restu baku dan iming-iming pengampunan di surga memicu kerajaan Byzantium Roma meminta restu nan sama dampak kekuasaannya terancam oleh kaum Muslim Seljuk. Akhirnya Paus Urbanus II mendeklarasikan persidangan di gereja nan besar di kota Clermont, Perancis.
Di rendezvous tersebut, Paus Urban memberikan pidato nan dianggap paling efektif dan memengaruhi jalan sejarah Islam vs Kristen, bahkan berabad-abad sesudahnya. Kala itu, Paus Urban menyatakan protes keras terhadap kaum muslim Seljuk nan dianggapnya menduduki tanah kudus dan mengotori loka keramat kaum Kristen.
Paus Urban berseru buat memerangi kaum muslimin. Dia memaklumatkan agar seluruh umat kristiani bergandengan tangan dan melakukan perang kudus buat merebut tanah kudus nan diduduki kaum muslim. Bara barah antara Islam vs Kristen mulai tersulut kala itu.
Pidato Paus Urban II membakar sentimen agama nan ujung-ujungnya diamini oleh para kaum kristen. Terlebih lagi siapapun nan ikut perang kudus itu akan mendapatkan ampunan. Kontan, seolah menjawab keinginan Paus Urban II, seluruh rakyat Kristen bergerak, siap menghadang kaum muslimin, menciptakan perang berkepanjangan. Itulah peristiwa Islam vs Kristen terbesar sepanjang sejarah.
Perang antara Islam vs Kristen nan diawali oleh "Perang Salib" mengubah jalan sejarah. Terutama sejarah Eropa. Berkat peperangan tersebut, dan penaklukan berganti-ganti, ada penetrasi budaya Islam nan lebih maju ketimbang Eropa.
Perang Salib, perang Islam vs Kristen sendiri terdiri dari delapan gelombang besar, dengan beberapa gelombang perang kecil lainnya. Awalnya, perang itu dipicu oleh sentimen agama dan keinginan buat merebut tanah kudus mereka, namun belakangan sentimen itu akhirnya digunakan buat membakar perasaan amarah kaum Kristen nan ujung-ujungnya ialah keinginan buat menguasai daerah wilayah Islam nan lebih maju dan kaya.
Oleh karena itu, banyak peperangan nan dilakukan oleh ksatria kristen terlihat sadis dan tanpa pandang bulu. Anak dan wanita main tebas, tanpa melihat apakah itu musuh atau bukan.
Islam vs Kristen di Timur Tengah dan Asia Kecil
Islam vs Kristen berlanjut hingga wilayah Timur Tengah. Eropa, mengakui bahwa daerah timur memiliki kekayaan nan sangat besar. Perang menaklukkan berbagai wilayah di timur mulai dilakukan oleh Kahlifah Umar Bin Khatab nan kemudian berbuntut pada penaklukan-penaklukan berikutnya. Termasuk menaklukkan Yerusalem dan berusaha buat menaklukkan Byzantium.
Galau oleh pencaplokan kaum muslim Seljuk nan terus menekan, Kaisar Alexius meminta donasi pada pihak gereja nan dijawab oleh Paus Urban II. Bayangkan saja dalam peristiwa Islam vs Kristen itu kaum muslim Seljuk berperang dengan menggunakan lima belas ribu pasukan nan mampu mengalahkan empat puluh ribu pasukan Romawi di pertempuran Manzikert.
Kekalahan itu ternyata berujung pada dikuasainya Asia kecil (yang sekarang ialah wilayah Turki). Memang, setelahnya Paus Urban menyatakan di dalam pidato berapi-apinya mengenai perang suci, namun keinginannya lebih besar dari sekadar mempertahankan kekaisaran Alexius, yaitu merebut kota kudus mereka, Yerusalem.
Cikal Bakal Peperangan Islam vs Kristen
Yerusalem dipercaya oleh kaum Kristen sebagai loka penyaliban Yesus, dan kebangkitan Yesus. Namun di loka nan sama pun terletak Baitul Maqdis nan sakral bagi umat Islam. Akhirnya pun Islam vs Kristen berhadap-hadapan dalam upaya merebut-mempertahankan Yarusalem.
Perang Salib pertama pertempuran Islam vs Kristen pecah pada perang Salib pertama tanggal 27 November 1095. Berbondong-bondong rakyat Kristen mendaftarkan diri. Ada janji penebusan dosa dan umat kristiani nan takut akan neraka dan banyak dosa menganggap bahwa itu ialah kesempatan terhindar dari siksaan neraka abadi. Di sisi lain, umat muslim pun memiliki keyakinan bila mereka wafat membela agama dan keluarga mereka, mereka akan wafat syahid.
Dua kubu dengan keyakinan kematian akan menebuskan dosa mereka telah menghantarkan Islam vs Kristen ke dalam perang nan kelak akan terus berlangsung sepanjang dua ratus tahun. Seolah tak berkesudahan, korban di pihak Islam banyak, begitupun dipihak Kristen. Seluruh pangeran dari daratan Inggris berangkat ke medan laga membawa panji-panji salib dan memerangi kaum muslim Moor dan Seljuk.
Pertumpahan darah di peristiwa Islam vs Kristen tak terelakkan. Perang Salib pertama dimulai di musim semi. Pasukan kristen maju menuju Konstantinopel dengan pasukan sejumlah seratus lima puluh ribu orang nan terdiri dari sebagian besar bangsa Perancis dan Norman. Mereka maju dengan pikiran hanya buat menaklukkan, tekat wafat di pertempuran atau memenangkan perang.
Di sisi lain, kaum muslim nan terpecah-pecah menjadi tersudut oleh semangat juang berani wafat orang Kristen. Mereka bergerak ke Palestina dan memeroleh kemenangan besar. Tahun 1097 pasukan Kristen sukses menaklukkan Nicea, dan tahun berikutnya merangsek Raha sampai bertekuk lutut.
Di Raha, kaum kristen mendirikan Country Edessa. Seolah tak mau berhenti, pasukan ini terus maju dan ditahun nan sama juga sukses menguasai Antiokhia dan mendirikan kerajaan Kristen di sana. Dan akhirnya pasukan salib mencapai Baitul Maqdis di Yerusalem. Seolah tak mau berhenti, pasukan Kristen melanjutkan ekspansinya dan menguasai Akka dan Trypoli.
Kaum muslim pun tak diam saja diserang demikian rupa. Kekalahan tak menjadikan mereka lemah dan tak berdaya. Semangat jihadnya bangkit. Pada tahun 1144, dipimpin oleh syeikh Imanuddin Zengi, Islam vs Kristen pun kembali berperang. Kini kemenangan berpihak pada kaum muslim. Kaum muslim kembali mengambil kembali Trypoli. Lalu kemudian Allepo, Hamimah dan Edessa. Semangat juang Imanudin Zengi digantikan anaknya Syeikh Nurudin Zengi.
Seolah Islam vs Kristen nan saling berhadapan di Perang Salib satu tak menyurutkan para raja-raja buat kembali mengobarkan perang Salib berikutnya. Alasan kejatuhan Edessa menjadikan orang-orang Kristen kembali mengobarkan Perang Salib kedua.
Paus Eugenius II mengobarkan kembali semangat perang kudus nan disambut oleh Raja Perancis dan Raja Jerman. Kini mereka memusatkan agresi ke Syria dan berniat menguasai Damaskus. Namun, Nurudin Zengi tak tak tinggal diam dan menghadang. Para raja dari Perancis dan Jerman kalah lalu kembali ke negerinya.
Setelah itu, Nurudin Zengi pun mati dan digantikan oleh Sultan Ssalahuddin Al-ayubbi nan mampu mengambil alih Yerusalem kembali dan mendirikan dinasti Ayubbiah di Mesir. Pada 1175. gelombang kedua Perang Salib tak menyurutkan pihak Kristen buat kembali mengobarkan Perang Salib selanjutnya.
Seolah perseteruan Islam vs Kristen terus ada. Perang Salib pun terus berkobar selama dua ratus tahun dengan delapan sesi perang besar dan beberapa sesi perang kecil.
Islam vs Kristen Dahulu dan Sekarang
Seolah tak mau berhenti, perseteruan Islam vs Kristen berlanjut sampai ke masa kini. Memang sekarang perseteruan Islam vs Kristen tak lagi lewat perang dan pertempuran berdarah, namun perang ekonomi. Sesekali ada juga perang antara Islam vs Kristen , namun bukan agama nan diusung, melainkan kekuasaan.
Kristen sendiri lebih cenderung sibuk dengan urusan agamanya nan terpecah-pecah. Sedang kaum muslim pun terpecah-pecah ke dalam berbagai idiologi keyakinan nan berbeda. Kini Islam vs Kristen sudah tak ada, namun residu dari Perang Salib nan pernah terjadi tetap menjadi saksi sejarah bahwa pernah ada peperangan dengan membawa idiologi dua agama besar dunia, Islam vs Kristen.