Gaya Berjilbab - Azab bagi Wanita nan Tidak Menutup Aurat
Mengetahui kenyataan gaya berjilbab seniman Indonesia belakangan ini menjadi sebuah kabar baik tersendiri bagi sebagian besar Muslim. Puji syukur tentu terucap dengan tulus mengetahui hidayah itu telah Allah swt. turunkan kepada mereka nan bergelut di media hiburan tanah air ini. Besar asa dengan hadirnya mereka akan membawa akibat positif kepada generasi muda nan mengidolakan para seniman ibu kota.
Namun sayangnya, di satu sisi ada hal nan memperihatinkan. Kita begitu menyadari ternyata tak semua seniman Indonesia nan memahami dengan sahih gaya berjilbab nan sinkron dengan syariah Islam. Dalam praktiknya, masih ada hal-hal krusial nan terabaikan. Tidak hanya dalam kalangan seniman Indonesia, tapi dalam kehidupan sehari-hari kita juga mendapati fenomena nan sama pada diri remaja muslimah.
Bahkan, dapat jadi gaya berhijab mereka itu sebab meniru fashion hijab para seniman nan mereka idolakan. Marilah terlebih dahulu kita ulik sedikit tentang hijab, gaya berjilbab nan benar, dan azab bagi wanita nan tak berjilbab (dalam artian luas, yaitu tak menutup aurat).
Gaya Berjilbab Seniman Indonesia
Berhijab atau berjilbab dan menutup aurat ialah kewajiban nan diperintahkan oleh Allah swt. kepada setiap wanita nan beragama Islam. Tidak ada dispensasi sama sekali. Sekali pun ia ialah seorang putri raja, anak pejabat, atau pun seniman ibu kota. Benar, tak ada pengecualian. Artinya tak ada satu alasan pun buat mengelak dan tak menutup aurat ketika perintah itu sudah jelas sumbernya di dalam Alqur'an.
"Ka takanlah kepada wanita nan beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya dan menutup kain kerudung ke dadanya. Janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka tau ayah mereka, atau ayah suami mereka atau anak-anak mereka."
(QS. An-Nur : ayat 31)
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”
(QS. Al-Ahzab: 59)
Setiap perbuatan nan kita lakukan niscaya akan dibalas oleh Yang Maha Kuasa kelak, dipertanggungjawabkan di yaumul akhir, bukan sekarang. Nah, berbicara soal gaya berjilbab, ada penyakit serius nan saat ini mulai menjangkiti masyarakat luas tentang gaya berjilbab nan tak baik dan tak benar.
Sudah menjadi misteri generik kalau saat ini banyak kita temui segelintir orang nan menjadikan jilbab sebagai eksperimen dalam gaya berpakaian. Dalam artian, saat ini ramai kita lihat jilbab modis atau gaul nan tak sinkron dengan syariah Islam nan meracuni remaja muslimah.
Bahkan, tak sporadis kenyataan ini terjadi sebab para remaja muslimah tersebut mengikuti tren para seniman Indonesia nan tampil dalam balutan busana muslimah dan jilbab nan terlihat anggun. Tapi sayangnya, tak semua seniman Indonesia nan mengetahui dengan sahih gaya berhijab nan sinkron dengan syariah, ada beberapa dari mereka nan melakukan kesalahan dalam berjilbab nan tampak dari tampilan jilbab tersebut.
Contohnya ialah meninggikan gulungan rambut (menyerupai sanggul) di balik jilbab nan mereka pakai, selain itu mengenakan jilbab nan pendek, bahkan ada nan malah dililitkan di leher dan tak terulur hingga menutupi dada.
Gaya Berjilbab Seniman Indonesia - Modis, Tapi Melanggar Syariat
Belakangan ini beberapa designer turut serta merancang baju dan jilbab nan mengikuti tren global fashion dengan asa agar tak lagi terlihat ketinggalan zaman. Ya, para designer merancang jilbab modis dan menjadikannya sebagai bagian global fashion . Kemudian, jilbab modis tersebut dipopulerkan oleh seniman Indonesia nan dengan sangat cepat memengaruhi gaya berjilbab remaja muslimah di tanah air.
Tidak sporadis kita mendapati sebagian besar remaja muslimah telah mengadopsi cara berhijab idola mereka tersebut, nan paling sering kita temukan saat ini ialah meninggikan gulungan rambut nan menyerupai sanggul di balik jilbab. Sebagian dari mereka menilai dengan meninggikan gulungan rambut tersebut akan memberikan kesan anggun dan terlihat cantik dipandang.
Senada dengan hal itu sering pula kita melihat dalam keseharian remaja muslimah nan mengenakan jilbab warna-warni terang dan transparan sehingga rambut serta bagian leher masih terlihat samar dari luar.
Lalu nan menjadi pertanyaan kita, apakah mereka menyadari bahwa hal tersebut ialah kesalahan besar dalam gaya berjilbab? Apakah mereka menyadari bahwa hal tersebut akan mendatangkan azab nan pedih kelak di akhirat? Wallahu'alam.
Penyalahartian baju takwa tampak jelas dalam praktik sehari-hari, hal ini sangat tak sinkron dengan apa nan diperintahkan oleh Allah swt. Sandang nan masih memperlihatkan lekuk tubuh dan ketat, celana juga ketat, bahkan ada nan menarik lengan pakaian hingga siku seakan lengan mereka bukanlah bagian dari aurat nan wajib ditutupi. Belum lagi satu hal kecil nan sering terlupakan oleh sebagian besar wanita muslimah, yaitu membiarkan kaki bertelanjang tanpa sarung, alias gak pake kaos kaki.
Satu hal nan harus diingat oleh semua wanita muslimah, termasuk di dalamnya seniman Indonesia sebab kewajiban buat berpakaian takwa berlaku buat semua wanita, bahwa aurat perempuan ialah seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Itu artinya telapak kaki dan mata kaki juga bagian dari aurat nan wajib buat ditutup.
Jadi perlu ditekankan di sini, mari pelajari lagi anggaran nan sahih dalam berpakaian takwa nan sahih sebelum mengikuti mode nan sedang tren. Jangan hanya sebab mengikuti tren para seniman dalam berhijab modis, tapi malah melanggar syariat agama nan sahih dalam berpakaian takwa.
Gaya Berjilbab - Azab bagi Wanita nan Tidak Menutup Aurat
Beberapa seniman Indonesia telah bisa mencontohkan baju takwa nan sahih dalam keseharian mereka, tapi ada juga beberapa nan masih belum mengaplikasikan baju takwa itu dengan benar. Sungguh akan sangat latif dan cantik terlihat ketika seorang muslimah bisa berpakaian takwa sinkron syariat.
Namun, tentu sangat memperihatinkan ketika mengetahui cara pandang para wanita nan kurang memiliki pengetahuan tentang cara berpakaian takwa nan sinkron dengan syariat Islam. Mereka merasa telah berjilbab dan menutupi aurat, tapi kenyataannya mereka tak menyadari kalau mereka itu belum sepenuhnya menutup aurat, malah pada hakikatnya mereka masih bertelanjang.
Ya, mereka membalut aurat, bukan menutup aurat, mereka berjilbab tapi masih bertelanjang. Semoga Allah mengetuk pintu hati kita semua buat kembali mencari tahu adab berpakaian nan sesungguhnya sebagai seorang muslimah nan baik, nan beriman dan bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa sebab sungguh sangat berat azab bagi wanita nan mengumbar aurat dan tak memerhatikan cara berpakaian takwa nan sahih menurut anggaran syariat.
Apakah balasannya bagi mereka nan mengumbar aurat dan mengabaikan perintah dari Allah Yang Maha Esa dalam berpakaian takwa? Rasulullah saw bersabda:
“Ada dua macam penghuni neraka nan tidak pernah kulihat sebelumnya, sekelompok laki-laki nan memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita nan berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, nan di kepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka tak akan masuk surga dan tak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jeda sekian dan sekian” (H.R. Muslim).
Berikut ini ialah sabda Rasulullah saw. mengenai azab bagi wanita nan tak menutup aurat.
“Aku melihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku melihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.”
Perempuan nan tak menerapkan gaya berjilbab sinkron dengan anggaran syariat, tak hanya merusak dirinya sendiri, tetapi juga akan merusak orang lain. Marilah mulai menerapkan gaya berjilbab dengan sahih wahai saudariku. Marilah kita menutupi tubuh dengan jilbab dan menghiasi hati dengan akhlakul karimah.
Tidak ada alasan buat menunda berjilbab sebelum memperbaiki hati. Memperbaiki hati dulu sebelum berjilbab itu ialah pemahaman nan salah, tapi nan sahih ialah keduanya wajib dikerjakan bersamaan, sebelum terlambat dan sebelum ajal menjemput sebab penyesalan di kemudian hari tak akan berguna lagi bagimu.
Marilah kita ber-Islam secara kaaffah dan tak setengah-setengah. Carilah ridha Allah swt. dan jangan pernah takut akan hinaan manusia. Jangan sampai pemahaman kita terbalik, mencari ridha manusia, tapi malah mendatangkan murka Allah swt. Sungguh alangkah indahnya jika seniman Indonesia dapat menjadi contoh nan baik bagi muslimah di tanah air ini, memberi contoh dengan gaya berjilbab dan berpakaian takwa nan sinkron dengan syariat Islam.