Mengunjungi Perpustakaan
Menumbuhkan minat baca pada anak sejak dini perlu dilakukan. Karena kegemaran anak membaca akan menjadi pintu gerbang bagi mereka buat mencintai ilmu. Oleh karenanya sedini mungkin kita perlu mengenalkan anak dengan buku, surat kabar, majalah, taman bacaan, perpustakaan negara , dan segala sesuatu nan berhubungan dengan ilmu.
Bayi juga Cinta Buku
Menumbuhkan kecintaan pada buku dan bacaan ternyata dapat dimulai dari bayi, bahkan dari dalam kandungan. Karenanya, para ahli parenting banyak menyarankan para ibu dan calon ibu buat rutin membacakan dongeng bagi bayi.
Bayi juga butuh buku. Para ibu muda saat ini mulai menyadari pentingnya mengenalkan buku pada bayi. Beberapa pusat mainan bayi dan balita pun saat ini sudah menyediakan berbagai jenis buku spesifik buat bayi. Seperti buku plastik, buku kain, buku bantal dan segala jenis buku nan lainnya. Seperti apa buku dan cerita nan cocok buat bayi? Kita dapat mencari surat keterangan dari buku-buku parenting nan dapat ditemukan di perpustakaan milik negara.
Akan menjadi hal nan menyenangkan bagi orang tua dan juga bayi itu sendiri jika melakuka aktivitas membaca ini. orang tua bisa meningkatkan pengetahuannya sendiri melalui bacaan nan dibacakan kepada anaknya. Karena banyak hal nan dijadikan sebagai materi di alam bacaan anak-anak yanag terkadang luput dari perhatian dan pengetahuan orang tua itu sendiri.
Selain itu juga bisa buat dijadikan media pembelajaran nan sangat efektif bagi anak. Walaupun masih dalam usia bayi ataupun balita, sejatinya bayi memiliki perhatian nan cukup besar terhadap segala apa nan sedang terjadi di sekelilingnya, termasuk apa nan dilakukan oleh orang tuanya kepadanya. Dan kegiatan membaca inipun tidak akan pernah luput dari perhatian si bayi.
Justru ketika membaca ini dijadikan sebagai media pembelajaran maka akan terkesan lebih menyenangka bagi si bayi. Terkadang mereka tidak sadar atau menyadari dengan sahih bahwa di antara aktivitas membaca nan dilakukan oleh orang tua mereka kepadnya terselip sebuah makna kehidupan. Namun justru dengan ketidaksadaran inilah nan akan membuat si bayi menjadi lebih memahami akan hal itu.
Mainan
Dunia anak ialah global bermain. Menumbuhkan minat baca anak akan efektif jika dilakukan dengan fun bukan dengan perintah. Perkenalkan buku pada anak lewat koleksi mainan.
Dalam sebuah bukunya, Asma Nadia menceritakan bahwa ia merangsang minat baca Adam Putra Firdaus putra bungsunya melalui sebuah buku nan bentuknya mirip mobil-mobilan. Adam nan awalnya hanya tertarik dengan bentuk buku (yang mirip mobil), secara bertahap mulai tertarik buat membaca tulisan nan ada pada buku tersebut.
Nah, tidak ada salahnya kan kita mencoba memperkenalkan buku-buku unik pada anak kita? Biarkan mereka asyik dengan bentuk dan motifnya. Lama-lama mereka juga akan tertarik buat mengenal lebih jauh buku mainan tersebut. Termasuk buat membacanya.
Jalan-Jalan ke Toko Buku
Liburan akhir pekan ke mana? Sekali-sekali kenapa tak dibuat liburan nan berbeda dengan keluarga? Liburan ke toko buku juga tak kalah serunya, apalagi bagi anak-anak. Hal ini akan menjadi memori latif bagi mereka, dan mendekatkan mereka dengan buku. Adalah suatu hal nan menyenangkan bagi anak-anak ketika dapat memilih sendiri buku-buku nan mereka inginkan di toko buku.
Hal inipun juga sebagai wahana buat mengenalkan kepada bayi kita kepada buku sejak dari dini sekali. Mereka akan lebih mengenal buku dan mulai buat mencintainya. Dengan itu, rasa tertarik dan hayati bersama buku akan terus berkembang dan ada di dalam diri si bayi.
Dengan memiliki rasa cinta kepada akan membuat bayi lebih menghargai buku. Jika hal ini terus dikontrol dan ditumbuhkan oleh orang tua kepada anaknya maka anak akan semakin mencintai buku. Sehingga ketika anak sudah tumbuh menjadi lebih besar, ia pun akan lebih mencintai kegiatan membaca.
Memang, akan lebih mudah sekali membentuk karakter dan kepribadian anak sejak dini. Semuanya akan lebih inheren pada diri anak dan menjadi sebuah hal nan akan terus dibawa sampai anak tumbuh menjadi lebih dewasa lagi.
Mengunjungi Perpustakaan
Mengunjungi perpustakaan sekali sepekan, akan menjadi pengalaman nan berkesan bagi anak. Aktivitas ini juga akan menambah kedekatan dan kecintaan mereka dengan buku. Diharapkan ketika mereka besar, mereka selalu termotifasi buat menjadi anggota perpustakaan milik negara di mana pun mereka berada. Mereka pun tak akan merasa canggung datang dan mengunjungi perpustakaan.
Perpustakaan Keluarga
Memiliki perpustakaan keluarga juga merupakan salah satu cara buat mendekatkan anak dengan tradisi membaca. Perpustakaan keluarga juga akan membuat anak-anak senantiasa berada dalam atmosfer membaca. Apalagi jika anggota keluarga terutama ayah dan ibu juga menjadikan membaca dan menulis sebagai passion.
Membangun Taman Bacaan
Ah lebih mengasyikkan lagi jika rumah kita dijadikan sebagai taman bacaan bagi anak-anak di lingkungan sekitar. Kehadiran teman-teman sebaya buat mencari dan membaca di rumah membuat anak semakin bersemangat membaca. Karena ia merasa tak sendirian.
Apalagi jika diadakan berbagai kegiatan nan menarik ditaman bacaan. Seperti baca dongeng, lomba menggambar, TPA, cerdas cermat dan lain sebagainya. Wah niscaya anak semakin lengket dengan buku dan taman bacaannya.
Semakin ramai semakin seru!
Perpustakaan Negara nan Wajib Dikunjungi
Pepustakaan negara merupakan representasi perpustakaan suatu negara dan menginduki perpustakaan-perpustakaan lainnya nan tersebar di daerah.
Indonesia memiliki Pepustakaan Nasional Republik Indonesia nan berlokasi di Jakarta. Di perpustakaan ini banyak sekali dokumen-dokumen negara tersimpan (tak hanya buku-buku) nan dapat diakses oleh siapapun.
Makanya banyak sekali imuwan atau akademisi nan memanfaatkan perpustakaan milik negara sebagai loka buat mengadakan penelusuran surat keterangan buat keperluan sebuah penelitiannya.
Aspek Kesejarahan
Secara historis, perpustakaan milik negara sudah melewati rentang waktu nan sangat panjang. Bermula degan didirikannya Bataviaasch Genootschap pada 24 April 1778 dan kemudian dibubarkan pada medio orde lama (1950) menjadi cikal bakal pendirian pepustakaan nasional sampai sekarang.
Perpusnas merupakan forum non departemen nan langsung bertanggungjawab kepada presiden.
Pada awalnya, dimasa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef, Perpusnas RI merupakan sebuah sistem keterpaduan perpustakaan nasional secara menyeluruh.
Perpustakaan negara ini awalnya merupakan hasil integrasi dari empat perpustakaan besar ketika itu, yakni: Perpustakan Daerah DKI Jaya, Perpustakaan Deposit dan Bibliografi, pepustakaan SPS atau memuat bidang sejarah, politik, dan ilmu-ilmu sosial, serta Perpustakaan Museum Nasional.
Secara resmi Perpustakaan Negara (nasional) berdiri pada 1980, namun Perpusnas tersebut sampai medio 1987-an masih belum menyatu gedungnya. Baru setelah mantan ibu negara RI, Ibu Hj. Tien Soeharto menyumbangkan tanah seluas 16.000 meter persegi, gedung perpustakaan baru nan megah pun dimulai pembangunannya.
Lokasi tersebut berada di Jl. Salemba Raya 28 A nan ketika masa kolonial dulu merupakan lokasi Kawedri (Koning Willem III School) atau sekolah HBS nan ada di Indonesia.
Terbitnya Keputusan Presiden (Keppres)
Beban semakin berat nan diemban oleh perpustakaan nasional, disertai dengan tanggungjawab nan semakin kompleks maka Presiden Soeharto memutuskan buat mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) pada 29 Desember 1997 Nomor 50.
Keppres tersebut berisi anggaran buat melakukan penyempurnaan susunan organisasi perpustakaan, mengatur tugas dan fungsi perpustakaan di tengah terjangan arus globalisasi nan menuntut sistem informasi semakin dikembangkan buat membantu pengelolaan perpustakaan nan sangat kompleks tersebut.
Dikeluarkan Keppres tersebut membuat perpustakaan milik negara menjadi perpustakaan nasional dalam arti nan sesungguhnya, yakni ditujukan buat melayani berbagai orang dari bergagai kelompok, profesi atau golongan manapun.
Meski bersifat terbuka, namun perpustakaan nasional tak melayani peminjaman surat keterangan nan dibawa pulang. Hanya dipebolehkan buat dibaca di loka buat menghindari adanya stigma ataupun kehilangan referensi.
Koleksi
Berbagai macam koleksi dan surat keterangan di perpustakaan nasional RI semakin berkembang dari tahun ke tahun. Secara umum, koleksi manuskripnya bisa dikategorisasikan menjadi dua kelompak, yaitu buku dan non buku.
Pengkodean pun dilakukan bertujuan buat memudahkan pengunjung dalam mengakses sumber-sumber bacaan nan dibutuhkan. Diantara kolaksi nan ada, yakni: koleksi Arab nan merupakan koleksi sumber-sumber berbahasa Arab, koleksi Artati Sudirdjo, koleksi Abdurrahman Wahid, koleksi Von De Wall, dan sebagainya.
Sekali-kali berkunjunglah ke perpustakaan negara kita.