Gejala Keracunan Karbon Monoksida

Gejala Keracunan Karbon Monoksida

Tahukah Anda keracunan karbon monoksida ? Karbon monoksida (CO) merupakan gas nan tak berbau, tak berwarna, tak berasa, dan tak mengiritasi. Meski demikian, karbon monoksida mudah terbakar dan sangat beracun sehingga bisa terjadi keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh manusia.

Karbon monoksida akan muncul ketika terjadi proses pembakaran tak paripurna dari sebuah kendaraan bermotor. Dapat juga muncul dari pembakaran alat pemanas, tungku kayu, kereta barah berbahan bakar fosil, hingga asap tembakau nan disebabkan oleh rokok.

Perlu diketahui bahwa pembuangan asap mobil umumnya mengandung sekitar sembilan persen karbon monoksida. Apalagi, pada daerah dengan kepadatan dan stagnasi nan tinggi, taraf bahaya terhadap keracunan karbon monoksida juga makin tinggi.

Demikian pula dengan asap rokok. Asap dari pembakaran rokok juga mengandung gas CO. Orang dewasa nan tak merokok, mempunyai kandungan karboksi haemoglobin kurang dari dari satu persen. Namun sebaliknya, pada perokok berat karboksi haemoglobin nan terbentuk sekitar lima hingga sepuluh persen.

Hal ini semakin membahayakan apabila perokok ialah seorang wanita nan sedang hamil. Kemungkinan besar, perkembangan janin akan terganggu oleh kandungan karboksi haemoglobin.



Keracunan Karbon Monoksida - Bahaya Gas Karbon Monoksida

Adanya gas CO atau karbon monoksida di dalam sistem peredaran darah manusia akan akan menggantikan posisi oksigen nan berikatan haemoglobin dalam darah. Gas CO akan dengan mudahnya mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ-organ vital lain penunjang hayati manusia. Inilah sebabnya mengapa keracunan karbon monoksida sangat berbahaya.

Ikatan antara karbon monoksida dan haemoglobin akan membentuk karboksi haemoglobin. Hal ini akan berakibat dua hal. Pertama, oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida. Artinya kadar oksigen dalam darah akan jauh berkurang. Padahal gas oksigen sangat diperlukan oleh sel, jaringan maupun organ di dalam tubuh manusia. Keberadaan CO akan menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.

Kedua, gas CO akan menghambat proses respirasi atau oksidasi sitokrom. Hasilnya proses pembentukan energi menjadi tak efektif. Akhirnya, karbon monoksida berikatan secara langsung dengan sel otot jantung serta sel-sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan karbon monoksida terhadap sel-sel tersebut dan berakibat pada gangguan pada sistem saraf manusia.

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration) batas pemaparan karbon monoksida di tubuh manusia ialah 35 ppm dalam durasi 8 jam per-hari. Sedangkan kadar karbon monoksida nan dianggap berbahaya bagi kehidupan ialah 1.500 ppm (0,15%). Sebagai perbandingan, gambaran dari sekitar 1.000 ppm (0,1%) selama beberapa menit bisa menyebabkan setengah kejenuhan dari karboksi haemoglobin, dan hal ini berakibat kelenger hingga kematian pada manusia.



Gejala Keracunan Karbon Monoksida

Gejala keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual, dan muntah. Gejala keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah, banyak mengeluarkan keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup nan berlebih, hingga gangguan penglihatan.

Puncak dari gangguan ini ialah kehilangan pencerahan dan sakit dada nan mendadak. Nyeri ini berarti CO telah menyerang organ jantung. Banyak kasus kematian dampak keracunan karbon monoksida terjadi sebab sukar bernapas dan edema paru. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada taraf sel, sebab sel darah tak mengikat oksigen melainkan mengikat CO.



Pertolongan Pertama Keracunan Karbon Monoksida (CO)

Bila sesorang mengalami keracunan karbon monoksida, maka pertolongan pertamanya ialah segera bawa korban ke loka terbuka, loka nan jauh dari sumber karbon monoksida. Kemudian, longgarkan baju korban sehingga korban lebih mudah buat bernapas.

Apabila Anda mempunyai oksigen murni, berikanlah kepada korban buat segera dihirup. Pastikan korban keracunan karbon monoksida juga masih bernapas dengan menyentuh hidung, mendengar denyut jantung dan meraba nadi.

Bila korban keracunan karbon monoksida telah siuman, pastikan korban dalam keadaan tenang. Karena gerakan otot nan meningkat atau menegang, menyebabkan kebutuhan oksigen juga meningkat. Hal ini mengakibatkan persediaan oksigen buat otak berkurang. Dan nan pasti, Anda harus segera membawa korban keracunan karbon monoksida ke rumah sakit terdekat.



Siapa nan Berisiko Keracunan Karbon Monoksida?

Petugas pemadam kebakaran merupakan pekerjaan nan berisiko sangat tinggi mendapat keracunan karbon monoksida (CO). Karena berhubungan dengan asap dan pembakaran nan rata-rata tidak sempurna.

Selain itu, pengecat nan menggunakan cat dengan bahan dasar metilin klorida, mudah teracuni oleh metilin klorida nan berubah menjadi CO di dalam peredaran darah. Perokok juga merupakan kelompok nan sangat berisiko keracunan karbon monoksida (CO). Asap pembakaran tembakau dari rokok juga merupakan sumber CO.



Tips Mencegah Keracunan Karbon Monoksida

Meskipun nampaknya sangat sulit mencegah masuknya karbon monoksida ke dalam tubuh, namun sebenarnya gas CO dapat diminimalisir buat menimbulkan keracunan karbon monoksida.

Di antaranya dengan cara memeriksa secara berkala semua saluran rumah nan berhubungan dengan pembakaran, sehingga ventilasinya menghadap ke luar rumah dan tak tersumbat. Seperti mesin pemanas air dan sebagainya. Selain itu, memeriksa sistem AC mobil dan mewaspadai setiap kebocoran nan mungkin terjadi. Hindari pula menyalakan mobil di dalam garasi nan tertutup rapat.



Kematian Dampak Keracunan Karbon Monoksida

Kematian nan terjadi sebab keracunan karbon monoksida (CO) merupakan kematian nan tak pernah disadari. Gejala keracunan karbon monoksida juga “menyenangkan” sebab para korban merasa rileks dan berhalusinasi. Korban keracunan karbon monoksida ini sangat sporadis bisa menyelamatkan diri dari kondisi sekitar nan penuh dengan gas karbon monoksida.

Mati dampak keracunan karbon monoksida sering disebut dengan “mati indah” sebab memang gejala-gejalanya merasa rileks, wafat seperti itu artinya wafat indah. Dilihat dari segi medis, gas CO merupakan kompetitor dari Hemoglobin Oksida (Hbo) nan mengikat oksigen, mengantarkannya ke paru-paru, dan ke seluruh sel tubuh, mulai dari otak sampai ke sel-sel tubuh nan lain.

Saat gas karbon monoksida dihirup berlebihan, maka gas tersebut mengikat lebih kuat dan menghalangi hemoglobin darah mengikat kuat. Inilah awal dari keracunan karbon monoksida.

Sementara itu, bernafas artinya ialah menghirup oksigen dari luar masuk menuju ke darah, lalu diikat hemoglobin, beru disalurkan ke sel-sel tubuh. Jika karbon modokisida menghalangi, sel-sel tubuh tersebut tak memperoleh oksigen. Otak ialah sel tubuh nan akan berhenti bekerja bila tak mendapat pasokan oksigen lebih dari delapan menit. Akibatnya, terjadi kerusakan pada sel-sel tubuh lainnya. Inilah nan disebut dengan keracunan karbon dioksida.



Keracunan Karbon Monoksida di Rumah

Keracunan karbon monoksida mungkin saja terajdi di rumah kita. Penyebab terjadinya keracunan karbon monoksidadri rumah di antaranya ialah membakar sampah di halaman rumah, menyalakan mobil di garasi nan tertutup, dan lain-lain. Keracunan ini pernah terjadi di sebuah keluarga di Amerika Serikat. Kasus ini mengakibatkan dua orang anak meninggal dampak keracunan karbon monoksida ketika tertidur.

Saat ada karbon monoksida di rumah, orang-orang nan ada di dalamnya tak akan bisa melihat, merasakan, dan mencium baunya. Hal nan hanya dirasakan ialah efeknya, seperti sakit kepala, mual dan pusing. Keracunan karbon monoksida yanbg dialami keluarga ini berasal dari tungku tanur dengan jendela nan tak berfungsi sehingga asap karbon monoksida tak bisa keluar rumah.

Semoga bermanfaat.