Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi menjadi ancaman bagi para wanita. Berhati-hati dalam menjaga kebersihan organ intim pun menjadi sebuah anggaran niscaya nan harus dipenuhi jika ingin terhindar dari hal-hal mengerikan tersebut.
Hati-hati bila terjadi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Sistem reproduksi pada wanita sangatlah kompleks. Organ-organ reproduksi wanita terdiri atas indung telur (sepasang) nan masing-masing terhubung pada rahim (uterus) oleh saluran flofian. Organ lainnya ialah vagina, yakni lubang penghubung antara rahim dengan alat genital luar.
Setiap bulan, salah satu indung telur melepaskan sebuah telur ke saluran flopian. Jika sel telur tersebut dibuahi, maka akan membenamkan diri ke dinding rahim buat memulai proses kehamilan. Jika telur tersebut tak dibuahi, maka akan terkupas bersama dinding rahim selama masa haid. Jika hal ini tak terlalu dianggap penting, kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi dapat mengancam Anda.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi - Organ Luar dan Organ Dalam
Mengetahui kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita berarti juga membicarakan apa-apa saja nan menjadi bagian dari organ reproduksi tersebut. Organ-organ luar dari sistem reproduksi wanita memiliki ukuran dan bentuk genital berbeda buat setiap wanita. Organ luar ini terdiri atas mons pubis, yakni daerah jaringan lemak nan tertutup kulit dan ditumbuhi bulu kemaluan.
Organ lainnya ialah sebagai berikut.
- Labia mayora, yaitu dua bibir besar dari kulit di sekitar kemaluan.
- Labia minora, yaitu dua bibir kecil dari kulit nan mengitari klitoris.
- Klitoris, yaitu nan merupakan analogi dari penis dan merupakan bagian paling peka dari alat genital. Klitoris bisa membesar sampai dua kali ukuran semula dan berereksi selama aktivitas seksual.
Kelompok struktur ini disebut vulva.
Adapun organ bagian dalam tersimpan dalam tulang panggul. Bagian dalam ini terdiri atas dua indung telur dan saluran flopian, uterus cervix, dan vagina. Uterus terletak di tengah tulang panggul dengan kandung kemih di depan dan rectum di belakangnya. Tertopang kuat oleh ligamen elastik terlipat dua. Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi tersebut juga mengancam organ dalam maupun organ luar dari alat reproduksi wanita. Maka dari itu berhati-hatilah.
Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi memang menakutkan bagi siapapun, baik itu pria maupun wanita. Namun, keluhan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi umumnya lebih banyak mengancam kaum wanita.
Beberapa gejala atau kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita antara lain sebagai berikut.
1. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita - Haid nan Meresahkan
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita ini mungkin akan dikeluhkan bagi wanita nan memasuki masa puber. Amenorrhoea primer ialah istilah buat ketidakhadiran haid pada wanita nan tak atau belum pernah mendapatkan haid. Hal ini tak perlu dicemaskan jika usia Anda belum 14 tahun. Namun, jika usia Anda lebih dari itu, segera periksakan diri ke dokter.
Kematangan alat reproduksi wanita memang ditandai dengan datangnya haid atau menstruasi. Jika, haid belum juga datang sementara umur wanita tersebut sudah cukup, memang menggelisahkan. Yang harus dipahami adalah, kematangan setiap wanita berbeda. Ada nan lebih cepat matang, dan ada nan lambat.
Jadi, sebaiknya Anda jangan terlalu cemas dalam menyikapi kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita nan satu ini. Tetapi, jika belum juga datang saat usia sudah menginjak dewasa, ada baiknya buat mengonsultasikan hal ini pada dokter.
Keresahan nan ditimbulkan oleh haid lainnya ialah haid nan datang terlambat. Karena hal ini dapat jadi merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Tapi, dapat juga justru sebagai pertanda baik.
Tidak adanya haid bisa juga disebabkan sebab proses kehamilan. Hamil merupakan penyebab generik tidakhadiran haid pada wanita nan aktif secara seksual di usia subur. Selain hamil, pasca-melahirkan pun akan menyebabkan tak haid selama masih menyusui. Penyebab lainnya ialah gangguan secara fisik atau psikis. Sakit atau stres memungkinkan haid datang terlambat sebab siklus hormon nan terganggu. Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita ini masih tergolong tak begitu menakutkan.
2. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita - Haid Berat
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita selanjutnya nan masih berputar pada masalah datang bulan ialah haid berat. Haid berat atau sering disebut menorrhagia adalah haid nan mengeluarkan darah lebih banyak dari biasanya. Ada sebagian wanita nan memang biasa haid lebih banyak dari wanita lain. Akan tetapi, umumnya haid berlangsung selama 5 hari, dengan pendarahan hebat selama 3 hari pertama.
Haid berat bisa terjadi dampak dinding rahim nan lebih tebal dari biasanya, kelainan pada dinding rahim, spiral KB (IUD), dan fibroid (tumor jinak di dalam rahim). Jika pendarahan terlalu hebat, dan habis dalam waktu dua sampai tiga hari, sebaiknya periksakan ke dokter. Karena hal tersebut takutnya merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita. Mengingat haid nan wajar tak seperti itu.
3. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita - Cairan Vagina Tidak Wajar
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita tentu saja berkenaan dengan vagina. Permasalahan selanjutnya berkenaan dengan aktivitas produksi cairan vagina nan tak wajar. Umumnya, vagina tetap lembap dan higienis oleh cairan nan dikeluarkan jaringan dinding vagina. Cairan tersebut terlihat sebagai cairan tipis keputih-putihan. Jumlah dan kekentalan cairan ini berubah-ubah sinkron siklus haid dan bisa bertambah di saat timbul gairah seksual, selama kehamilan, atau selama penggunaan pil KB atau spiral KB.
Cairan-cairan nan tampak tak wajar, terutama jika disertai gatal dan panas di sekitar vagina atau nyeri di saat berhubungan seks, dapat merupakan gejala adanya infeksi. Hal ini memerlukan penanganan medis. Hati-hati, sebab hal ini dapat jadi merupakan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi wanita.
4. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita - Menopause
Menopause ialah tanda berakhirnya masa-masa haid, nan berarti berakhirnya masa fertile seorang wanita. Tahun-tahun awal kejadian merupakan klimaks atau perubahan hidup. Menopause biasanya terjadi pada usia sekitar 50-an, namun dapat terjadi lebih cepat atau lambat. Anda sudah boleh menduga menopause, jika usia 45 tahun belum mendapatkan haid dalam 6 bulan terakhir. Jika tak terjadi pada usia nan tepat, hal ini dapat jadi merupakan salah satu kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.
Gejala-gejala generik menopause, nan akan hilang dalam waktu setahun di awal berhentinya masa haid antara lain:
- ketidaklancaran dan sesekali terjadi ketidakhadiran haid;
- gelombang demam (suhu tubuh meningkat dan banyak berkeringat);
- berkeringat di malam hari;
- vagina kering dampak berkurangnya pengeluaran cairan vagina, nan membuat persetubuhan jadi tak nyaman;
- gangguan emosional, seperti depresi, rewel, dan cengeng.
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi tersebut dapat jadi merupakan gejala awal dari datangnya penyakit pada sistem reproduksi nan lebih serius, seperti kanker serviks. Jika Anda tergolong wanita nan kurang peduli terhadap kebersihan vagina, ada baiknya jika sekarang mulai memerhatikan hal kebersihan organ intim Anda. Laksanakan, sist!