Perjalanan Karir Nirvana
Manusia mana di global ini nan tak pernah mendengar nama sebuah band genre grunge bernama Nirvana ?! Sungguh sebuah keajaiban. Mungkin memang ada, tapi jumlahnya juga bisa dipastikan tak terlalu banyak. Ini semua berkaitan dengan keberadaan band dan kebesaran nama band tersebut nan memang sudah teruji.
Nirvana dan Idealisme Bermusik
Musik ialah bahasa universal. Melalui nada-nada nan dimainkan, kita dapat tahu isi, setidaknya perasaan nan ada di dalam musik tersebut. Dan nan pasti, musik dapat dinikmati oleh mereka nan berada di lintas negara. Anda masih dapat menikmati musik berbahasa Spanyol meskipun liriknya tak sama sekali Anda mengerti bukan? Kira-kira seperti itu.
Pilihan bermusik dan aliran musik nan akan dimainkan memang bergantung masing-masing individu. Mereka dapat menyesuaikannya dengan idealisme atau permintaan pasar. Spesifik buat genre seperti nan dianut oleh Nirvana ini, yakni grunge , sepertinya idealisme lebih banyak berperan. Mereka menerapkan hal-hal nan menurut mereka ideal ke dalam musik nan dimainkan.
Mereka memilih genre grunge sebagai senjata ketika terjun di global musik. Grunge sendiri merupakan musik nan lahir dari percampuran antara indie rock, punk rock, dan heavy metal. Genre musik ini juga disebut juga rock alternatif atau Seattle Sound. Disebut Seattle Sound, karena genre musik ini memang pertama kali muncul di wilayah Amerika, terutama Seattle.
Aliran musik turunan dari rock ini mulai menanjak dan menjadi kegemaran masyarakat luas ialah setelah band Nirvana menelurkan sebuah album berjudul Nevermind. Selain band ini, ada satu band lagi nan ikut menaikkan aliran musik ini. Mereka ialah Pearl Jam dengan judul beralbum Ten. Mulai dari situ, genre musik ini terus berkembang dan menjadi pendamping bagi lahirnya rock modern.
Mengenal Nirvana
Bagi nan mengalami masa muda tahun 1990-an, dan tergolong gaul, niscaya kenal dengan kelompok musik Nirvana. Kelompok music Grunge asal Aberdeen, Washington ini awalnya digawangi oleh Kurt Cobain (vokal dan gitar), Krist Novoselic (bass), dan Aaron Burkhard (drum). Dalam perkembangannya, masuk Dave Grohl menggantikan Aaron Burkhard sebagai penabuh drum.
Mereka kemudian berkembang dan justru mendapatkan kesuksesan di karirnya ketika tak berada di daerah asalnya. Mereka mulai dikenal dan berkembang di kawasan Seattle. Maka dari itu tak mengherankan jika band ini lebih dikenali sebagai band nan berasal dari Seattle, padahal, aslinya, mereka berasal dari Aberdeen.
Mentasbihkan diri secara resmi dengan nama Nirvana pada 1988. Uniknya, nama itu ditemukan Cobain secara tak sengaja, ketika ia menonton program siaran agama Budha di TV. Ia terkesan dengan nama itu nan berarti pencapaian kesempurnaan.
Nirvana memulai debutnya pada November 1988. Kala itu, band beraliran grunge ini merilis single pertamanya, Love Buzz, nan diedarkan secara terbatas. Keisengan Cobain buat menyerahkan salah satu copy Love Buzz kepada radio KCMU, ternyata merupakan momen krusial dalam sejarah perjalanan berhasil band ini.
Sekalipun radio KCMU semula terkesan enggan buat memutar lagu Love Buzz , itu tak membuat Cobain jengkel. Setelah gelisah menunggu berjam-jam dan lagunya tetap tak juga diputar, maka Cobain berinisiatif menelpon radio KCMU dan me- request lagunya sendiri. Akhirnya, lagu itu pun mengudara dan mendapat sambutan hangat pendengar.
Gilanya, sambutan anak muda Seattle terhadap lagu ini begitu luar biasa. Maka, tak heran jika request terhadap lagu itu semakin banyak, dan Love Buzz pun semakin akrab dengan telinga anak muda. Seiring dengan berhasil Love Buzz , Nirvana juga jadi semakin sering tampil di panggung-panggung underground.
Jika melihatnya dari cerita ini, dapat ditarik konklusi jika perjalanan karir nan dimotori oleh Cobain ini merupakan sebuah usaha nan dimulai dari bawah. Ia mengirimkan demo ke sebuah radio dan mulailah lagu pertamanya didengarkan secara langsung oleh masyarakat luas.
Sambutan nan luar biasa dapat jadi tak ada dalam benak Cobain. Pada mulanya, ia mungkin hanya ingin agar lagunya didengar oleh orang banyak. Dan ternyata, lagu nan semula terkesan disepelekan, justru mendapat sambutan nan luar biasa dari masyarakat Seattle. Hingga kemudian namanya besar, dan menyebar ke seluruh dunia.
Perjalanan Karir Nirvana
Geliat Nirvana nan gegap gempita ini pada akhirnya menarik minat sebuah perusahaan rekaman kecil, Sub Pop Record, nan kemudian mengikat band ini dalam kontrak senilai 606 dollar. Pada 1989, mereka memproduksi album Bleach , dan diteruskan dengan rangkaian tour show nan sukses.
Selepas kontrak dengan Sub Pop Record, pada 1991 Nirvana langsung dikontrak David Geffen Company (DGC), nan memang sudah lama mengincarnya. DGC ialah sebuah label mayor nan memiliki distribusi luas dan didukung dengan kemampuan pendanaan nan besar. Label ini pulalah nan sukses mengorbitkan grup rock Gun’s N Roses.
Tak lama, album Nevermind dirilis pada 1991. Dahsyatnya, album ini meraih berhasil dan mencapai rekor penjualan paling tinggi dalam sebulan, yaitu 500.000 keping. Salah satu hits dalam album ini, Smells Like Teen Spirit , bahkan sempat menduduki puncak pada tangga lagu Billboard selama 2 tahun.
Sukses Nevermind diikuti dengan peluncuran album Incesticide (1992) dan In Utero (1993). Sepanjang perjalanan karirnya, band nan dimotori oleh Cobain ini sukses menjual lebih dari 50 juta album secara internasional. Perjalanan dan penjualan album nan dimiliki oleh band ini sungguh sebuah pencapaian nan baik jika dikaitkan dengan genre musik nan cenderung baru.
Nirvana dan Kematian Kurt Cobain
Perjalanan kesuksesan Nirvana seolah terhenti pada 1994. Bersamaan dengan meninggalnya sanga motor utama. Pada 30 Maret 1994, Cobain pergi ke Los Angeles buat mengikuti program pemulihan di Exodus Recovery Center , sebuah loka rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Namun, dua hari kemudian ia dikabarkan hilang. Tragisnya, ia ditemukan sudah tak bernyawa pada 8 April 1994, di lantai atas garasi rumahnya.
Sebuah luka tembak tampak menembus dagu hingga kepalanya. Di samping jenazahnya tergeletak sepucuk senapan Remington laras panjang. Setelah melakukan investigasi, kepolisian Seattle kemudian menyimpulkan bahwa kematian Cobain disebabkan bunuh diri.
Dugaan bunuh diri ini juga dikuatkan oleh Courtney Love, istrinya. Dia menyatakan bahwa Cobain pernah melakukan percobaan bunuh diri di Roma, tetapi nyawanya sukses diselamatkan. Selain itu, Courtney juga menyatakan bahwa Cobain sedang mengalami depresi berat sebab besarnya persoalan nan tengah melilitnya.
Hasil otopsi dan inspeksi forensik terhadap senjata nan ditemukan di TKP menunjukkan fakta lain. Hasil otopsi menyebutkan kadar heroin dalam darah Cobain sangat tinggi dan sangat mematikan. Hingga orang mulai ragu, apakah dalam kondisi teler nan demikian berat, Cobain masih sanggup mengarahkan senapan ke dagu dan sekaligus menarik pelatuknya?
Sementara, fakta lain nan lebih mengejutkan datang dari laporan Fingersprint Analysis nan dikeluarkan kepolisian Seattle pada 4 Juni 1994. Laporan ini menyebutkan tak terdapat sidik jari pada senjata Remington nan ditemukan di TKP. Lantas, jari siapa nan menarik pelatuk senapan nan menewaskan Cobain?
Hingga kini, cerita tentang kematian Kurt Cobain masih menjadi misteri. Kasus ini juga menjadi pembicaraan nan hangat, selalu hangat, terutama di kalangan para pecinta Kurt Cobain. Buku-buku nan mengulas biografinya, juga cukup banyak di pasaran. Ini membuktikan bahwa masih banyak orang nan ingin tahu tentang vokalis band grunge kebanggaan Amerika ini. Nirvana, dengan segala kebesaran namanya, tetap menjadi legenda musik grunge nan tak akan pernah mati!