Simbol dalam Ajaran Kepercayaan

Simbol dalam Ajaran Kepercayaan

Tuhan menciptakan bumi dan seisinya tak serta merta seperti peta buta. Dia Maha Pencipta. Dia menciptakan banyak sekali simbol nan berguna sebagai penunjuk jalan agar manusia tak tersesat hayati di dunia. Tugas manusia ialah mengartikan simbol-simbol tersebut buat bekal dalam mengarungi kehidupan.

Akan menjadi hal nan sangat luas jika membicarakan simbol tanpa ada batasan. Kenyataannya global ini memang penuh dengan simbol. Mulai dari simbol-simbol nan sederhana dan bisa langsung dipahami secara sekejap, hingga simbol-simbol sulit nan membuat manusia menafsirkannya menjadi beberapa arti.

Persamaan dari dua jenis simbol tersebut ialah sama-sama memerlukan usaha buat mengartikannya. Simbol nan paliung sederhana, misalnya simbol-simbol dalam kegiatan pramuka. Kegiatan pramuka mengenal simbol-simbol nan ternyata berfungsi sebagai huruf. simbol tersebut biasa juga dikenal dengan sebutan sandi. Untuk menerjemahkan sandi atau simbol dalam kegiatan pramuka, diperlukan sebuah keahlian khusus.

Contoh pengartian simbol di atas ialah contoh sederhana nan berkaitan dengan penafsiran simbol. Panafsiran nan lebih sulit tentu akan ditemui ketika manusia harus menafsirkan simbol-simbol nan ada di kehidupan.



Tuhan Sang Pencipta Simbol Kehidupan

Sejak manusia diciptakan, manusia terus mencari apa sebenarnya tujuan hidup, mencari kebenaran, serta mencari sebuah kepastian. Kadang manusia merasa terasing oleh kehidupan sebab mereka memang tak mengetahui apa nan harus mereka kerjakan. Kehadiran simbol nan memang sudah Tuhan ciptakan akan sangat membantu.Sejak awal diciptakannya alam ini, Tuhan memang banyak menyimpan misteri nan harus kita pecahkan. Alam raya ini merupakan holistik simbol nan dibuat oleh Tuhan. Di balik penciptaanya terdapat sesuatu penerang bagi jalan kehidupan manusia.

Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, perahu nan berlayar di bahari nan membawa apa nan berguna buat manusia, dan apa nan Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah wafat (kering) nya, dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan nan dikendalikan antara langit dan bumi; sesungguhnya (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum nan memikirkan." (QS. Al-Baqarah : 164)



Dunia ialah Kumpulan Simbol

Umberto Eco menyatakan, bahwa "segalanya ialah tanda". Lebih jauh lagi dalam persoalan semiotika -sebagai ilmu tentang tanda- manusia juga telah menggunakan metodologi semiotika nan sama buat mengilustrasikan kenyataan kehidupan sehari-hari dalam bentuk nan jelas. Seperti nan kita ketahui bahwa tanda ialah kata lain dari simbol, sebuah bentuk nan menandakan.

Simbol biasanya bersifat figuratif, bisa dicapai sebagai bentuk objektif, imajinatif, memiliki kekuatan nan inheren (pengalaman mistis dan artistis), dan mempunyai akar dalam masyarakat. Simbol selalu terikat dengan kebiasaan, kebudayaan dan hal-hal nan berhubungan dengan perjalanan manusia.



Simbol dalam Ajaran Kepercayaan

1. Simbol dalam Sufi

Orang-orang nan biasa disebut sufi, mereka memiliki pengalaman spiritual, mistis, atau hal nan sifatnya adi-duniawi nan berbeda satu sama lain. Aktualisasi diri itu kemudian mereka tuangkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki simbol tersendiri nan berbeda dengan lainnya.

Kadang kita melihatnya seperti nan aneh, misalnya orang berdzikir sambil menari, hayati sendiri (menyepi), bahkan dalam tulisan-tulisan mereka dalam bentuk prosa, puisi, maupun sastra terlihat aneh serta membingungkan.

Memang bagi kita nan belum terbiasa dengan simbol nan mereka gunakan kita akan keheranan dan akan menganggap aneh. Terlebih simbol nan mereka untuk ialah hasil dari pengalaman mistis.

Kadang apa nan mereka (sufi) ungkapkan tentang pengalamannya berbelit-belit, begitu pula dengan perkataan-perkataannya nan dituangkan dalam keadaan tak sadar dan ekstase, sehingga tak seorang pun bisa memahami maknanya.



2. Simbol dalam Isyraqi

Begitu pula dalam ajaran Isyraqi -nya Suhrawardi, penuh dengan simbol-simbol nan harus kita pahami. Dia menggunakan simbol cahaya dalam menjelaskan doktrin ajarannya, serta pengalamannya dalam global mistis. Cahaya menurut Suhrawardi ialah sumber dari segala kebaikan, sedangkan kegelapan ialah sumber dari segala kebodohan.

Oleh karena itulah dalam doktrin Isyraqi, Suhrawardi menggunakan simbol cahaya serta arah timur -sebagai loka bermuranya cahaya- buat menjelaskan berbagai persoalan. Apakah itu pengetahuan, wujud, eksistensi, esensi, ataupun cinta.

Menurut Sayyed Husein Nasr makna Isyraqi dalam bahasa Arab terkait dengan timur dan global cahaya, atau illuminasi. Atas makna ganda dan simbolisme arah nan melekat di dalamnya, Suhrawardi mendasarkan anatomi deskriptipnya atas kosmos.

Suhrawardi membagi geografis menjadi dua bagian, timur dan barat secara vertikal. Timur diartikan sebagai cahaya murni atau alam malaikat nan tanpakegelapan, sedangkan barat diartikan sebagai global kegelapan atau materi. Oleh karena itulah penciptaan manusia ke global materi disimbolkan sebagai pengasingan ke barat.

Sementara itu, manusia memiliki rasa (berharap) buat bisa kembali lagi ke timur loka dulunya manusia berada, yakni di alam malakut . Menurut Suhrawardi sebelum kejatuhannya ke global meteri, jiwa manusia berada di alam cahaya sebagai substansi malaikat.

Persoalan timur dan barat bukan hanya persoalan geografis semata, tetapi Suhrawardi menggambarkan timur dan barat sebagai eksistensi jiwa dan cahaya. Suhrawardi mengartikan timur dan barat sebagai keberadaan segala wujud beserta eksistensinya. Menurut Suhrawardi, alam semesta memiliki strata cahaya nan berbeda-beda, sementara itu, tubuh dengan segala aspek meterialnya, tak lebih dari kegelapan, atau rintangan nan menghalangi cahaya buat menembus.



Simbol Cahaya dan Filsafat Kehidupan

Mengenai cahaya ini, Allah Swt. dengan jelas menegaskan: "Allah pelindung orang-orang nan beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang nan kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaitan, nan mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu ialah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah : 257)

Selain membicarakan masalah timur dan barat, Suhrawardi juga membicarakan mengenai obyek nan ter-indra. Gagasan Paripatetik (aliran filsafat Aristoteles) nan menyatakan bahwa ketika kita melihat sesuatu (benda), cahaya datang dari obyek nan menerpa pada bola mata, kemudia cahaya itu disalurkan sensus minus nan akhirnya jiwa bisa merasakan atau melihat obyek tersebut.

Ajaran Aristoteles ini kemudian diadopsi Suhrawardi dalam filsafat illuminasi-nya. Menurut Suhrawardi, orang hanya dapat melihat pada sebuah obyek nan terkena cahaya, dalam hal itu jiwa orang nan melihat melingkupi obyek tersebut dan dipancari (illuminate) oleh cahayanya.

Secara garis besar makna simbol cahaya ialah sebagai pengalaman spiritual, pengetahuan, serta sebagai eksistensi wujud. Simbolisme tentang pengalaman spiritual, pengetahuan, serta eksistensi wujud juga banyak digambarkan oleh para sufi, misalnya Ruzbihan Baqli atau Fariduddin al-Attar.

Berbeda dengan Suhrawardi, Ruzbihan menggunakan simbol burung dan terbang dalam tradisi sufistiknya. Jiwa nan berada di alam materi ialah seperti burung di dalam sangkar, ia tak dapat terbang bebas. Burung itu memiliki kerinduan terhadap sebagian jiwanya nan berada di alam malakut , sehingga ia ingin keluar dari sangkar (materi) buat menyatu dengan sebagian jiwanya.

Sebelumnya, simbol burung itu harus melepaskan jeratan sangkar nan membuat dia terkurung. Filsafat illuminasi nan dikembangkan Suhrawardi pada akhirnya menjadi ajaran kebudayaan Persia dan Islam Sufistik. Suhrawardi mencoba buat menafsirkan simbol nan telah Tuhan ciptakan. Sebuah simbol nan pada akhirnya menjadi sebuah pelajaran dan bagian dari kebudayaan manusia.