Budaya Cium Pipi di Eropa Selatan

Budaya Cium Pipi di Eropa Selatan

Cium pipi ialah salah satu tradisi nan semakin hari semakin sering dilakukan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Tidak ada nan mengetahui secara niscaya asal mula budaya ini. Akan tetapi nan diketahui niscaya ialah setiap wilayah di global memiliki tradisi sendiri dalam hal mencium pipi. Beberapa mempraktikkannya sebagai bentuk sapaan normal sedangkan beberapa menganggapnya tabu dan janggal.



Budaya Cium Pipi di Asia

Asia merupakan benua besar nan terdiri dari majemuk suku dengan keunikan budayanya masing-masing. Budaya saling mencium pipi di berbagai loka di Asia tidaklah sama. Misalnya, di negara-negara dengan pengaruh Islam, cium pipi di antara dua orang berjenis kelamin berbeda merupakan suatu tindakan janggal. Sementara itu, di negara-negara lain di Asia, budaya ini telah mendarah daging dan dianggap hal biasa.

Di wilayah Filipina misalnya, cium pipi ialah hal biasa. Dalam budaya Filipina, tradisi saling mencium pipi disebut "beso". Kata "beso" sendiri berasal dari bahasa Spanyol nan berarti "cium". Di negara kepulauan ini, saling mencium pipi berarti saling menempelkan pipi, bukan mencium pipi menggunakan bibir. Kebiasaan ini ialah hal nan normal di sana, biasa dilakukan oleh perempuan dan perempuan, lelaki dan lekaki, serta lelaki dan perempuan.

Sebenarnya budaya saling mencium pipi di Filipina ini cukup unik. Kebiasaan saling mencium pipi dengan teman, keluarga, atau kenalan ialah hal nan sangat biasa bagi kalangan atas. Akan tetapi pada masyarakat kebanyakan, Norma mencium pipi ini terbatas antara anggota keluarga saja.

Sementara itu di Indonesia, cium pipi populer dengan sebutan "cipika-cipiki". Secara umum, budaya ini lazim dilakukan oleh perempuan ke perempuan lainnya, tetapi dianggap agak absurd jika dilakukan oleh sesama laki-laki (karena "cipika-cipiki" dianggap budaya feminin). Bagi kebanyakan orang Indonesia, mencium pipi antara lelaki dan perempuan masih dianggap tabu dan tak etis. Namun di kalangan kelas atas dan selebriti, hal tersebut dianggap biasa.

Namun di beberapa suku bangsa di Indonesia, budaya saling mencium pipi ini ialah budaya lokal sudah ada sejak dahulu. Misalnya saja bagi orang Minahasa, "cipika-cipiki" antara kerabat ialah hal nan normal buat dilakukan, pada gender lelaki maupun perempuan.

Di beberapa wilayah lain di Asia, seperti Asia Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur, saling mencium pipi ialah hal nan sangat tak lazim dan ofensif, terutama di negara-negara nan mendapatkan pengaruh kuat dari kepercayaan Hindu dan Buddha.



Budaya Cium Pipi di Timur Tengah

Meski terletak di Asia, budaya mencium pipi di Timur Tengah layak diperbincangkan secara terpisah, sebab budaya ini sangat kental dan wajar dilakukan orang-orang. Tradisi cium pipi di negara-negara Arab ialah hal nan biasa, terutama di antara teman dan kerabat. Saling mencium pipi pada sesama pria juga bukanlah hal nan janggal.

Akan tetapi, saling mencium pipi antara versus jenislah nan dianggap tabu, meskipun mereka memiliki interaksi darah atau interaksi suami istri. Namun di beberapa negara Arab nan lebih liberal, misalnya Lebanon, 'cipika-cipiki' ialah hal nan lumrah dilakukan oleh siapa pun, dengan sesama jenis maupun dengan versus jenis.

Di Turki, budaya saling mencium pipi juga merupakan hal nan nisbi dianggap wajar. Para pria nan saling mengenal saling menempelkan pipinya saat bertemu; begitu juga dengan para wanita. Akan tetapi, tradisi mencium pipi antara pria dan wanita tak selalu diterima. Di kota-kota besar, tradisi ini mungkin dianggap wajar. Namun masih banyak lingkungan ortodok nan risih melihat pria dan wanita saling mencium pipi.



Budaya Cium Pipi di Eropa Selatan

Saling mencium pipi ialah bentuk sapaan antarteman atau kerabat nan nisbi wajar di seantero Eropa. Akan tetapi, dianggap tak lumrah dilakukan dalam lingkungan profesional. Secara umum, masyarakat Eropa melakukan 'cipika-cipiki' antarwanita dan antara pria dan wanita. Saling mencium pipi antarpria tak selalu bisa diterima, tergantung pada budaya di tiap negara. Beberapa negara di Eropa menganggap cium pipi antarpria ialah hal nan wajar, terutama bagi mereka nan masih memiliki interaksi kekerabatan.

Di Yunani, budaya mencium pipi bhineka di setiap wilayah. Misalnya di Kreta, budaya ini dianggap normal bagi pria dan wanita nan bersahabat tetapi dianggap aneh jika dilakukan sesama pria, kecuali jika mereka bersaudara.

Contoh lainnya ialah di Athena, pria dan wanita nan saling mengenal baik dianggap wajar jika saling mencium pipi (begitu juga dengan sesama wanita), dalam situasi apa pun. Di lingkungan keluarga besar, saling mencium pipi merupakan tanda keakraban antarkerabat.

Sementara itu di Portugis dan Spanyol, tradisi saling cium pipi ialah hal nan sangat wajar, termasuk bagi orang-orang nan tak saling mengenal. Meski demikian, saling mencium pipi antara sesama pria tetap dianggap tak wajar, kecuali antara sahabat dan keluarga dekat.



Budaya Cium Pipi di Eropa Barat

Tradisi saling mencium pipi ialah hal nan biasa dilakukan di Prancis. Orang Prancis menyebutnya "faire la bise". Saking wajarnya budaya ini di Prancis, sebuah penelitian mengenai penularan flu babi melalui tradisi cium pipi sempat dilakukan tahun 2009 silam, saat flu babi sempat menjadi epidemik di sana.

Di Belanda juga budaya ini sering digunakan sebagai bentuk sapaan hangat antara teman dan kerabat. Seperti di kebanyakan negara di Eropa, mencium pipi dianggap agak aneh jika dilakukan sesama pria, kecuali jika pria-pria tersebut memiliki interaksi darah atau persahabatan. Demikian juga di Belgia dan Swiss.

Di Inggris, saling mencium pipi ialah hal nan wajar tetapi sporadis dipraktikkan. Orang Inggris biasanya mencium pipi orang lain sebagai bentuk pemberian selamat, sebagai bentuk sapaan, dan bentuk salam perpisahan. Saling mencium pipi antara orang tua dan anak, sesama anggota keluarga, serta sesama teman ialah hal nan wajar. Meski demikian, cium pipi antarpria sangat sporadis dilakukan walaupun tak ada cacat negatif jika hal tersebut dilakukan.



Budaya Cium Pipi di Amerika Utara

Di Amerika Serikat, budaya mencium pipi sering dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Saling mencium pipi ialah bentuk sapaan nan dapat diterima, terutama di kota-kota besar. Saling mencium pipi antara anak kecil dan orang dewasa syahdan merupakan jenis cium pipi nan paling sering dilakukan di negeri Paman Sam tersebut.

Sementara itu, saling mencium pipi antara orang dewasa biasanya dilakukan oleh mereka nan sudah mengenal baik satu sama lain, seperti sahabat atau kerabat. Umumnya, saling mencium pipi antara orang dewasa dibumbui dengan pelukan hangat. Secara umum, saling mencium pipi (antara wanita, antara pria, serta antara pria dan wanita) dianggap sebagai bentuk sapaan nan menunjukkan afeksi dan rasa hormat.

Di Kanada, tradisi saling mencium pipi memiliki nilai-nilai nan nisbi sama dengan di Amerika Serikat. Mereka menyebutnya sebagai "un bec". Dahulu, saling mencium pipi antarpria Kanada ialah hal nan janggal. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, hal ini semakin sering dilakukan dan semakin dianggap wajar. Dua orang nan baru berkenalan juga terbiasa melakukan "un bec".



Budaya Cium Pipi di Amerika Latin

Sebagaimana di banyak negara Eropa dan Amerika, saling mencium pipi juga merupakan bentuk sapaan wajar di Amerika Latin. Dalam budaya Amerika Latin, buat mencium pipi seseorang Anda tak perlu menjadi sahabat atau keluarga dekatnya, berciuman pipi dengan orang nan baru dikenal bukanlah masalah besar.

Di beberapa negara, seperti Brazil, Argentina, Meksiko, Chile, Peru, Ekuador, dan Kolombia, orang biasanya berkenalan dengan versus jenis dengan saling mencium pipi satu sama lain. Adapun saling mencium pipi antara sesama pria masih dianggap sebagai bentuk homoseksualitas dan feminitas (terutama di negara-negara konservatif).

Sebaliknya, di negara-negara lainnya saling cium pipi (dan berciuman) ialah hal nan wajar dilakukan oleh sesama pria nan saling mengenal baik. Para pria saling mencium pipi buat mengekspresikan rasa bahagia, memberi selamat, atau sekadar menyapa.