Perkembangan Pakaian

Perkembangan Pakaian

Busana wanita sebagai dress code sekaligus sebagai fashion terlaris. Didukung dengan perkembangan teknologi, busana ini dari hari ke hari mengalami masa kejayaan. Bukti Busana wanita mengalami perkembangan nan cepat ialah dengan menengarai adanya model pakaian baru setiap bulan, bahkan dalam hitungan minggu. Setiap butik selalu saja ada nan menawarkan model pakaian terbaru. Seorang wanita akan mudah tertarik dengan berbagai busana menarik.

Khususnya Remaja putri bahagia sekali mempadupadankan busana ini dengan aksesoris lain. Seperti kalung, cincin, gelang. Aksesoris ini digunakan membantu mempercantik diri. Meskipun bentuk aksesoris wanita ini kebanyakan nisbi kecil, hal itu tak mengurangi rasa keindahan.

Misalnya busana wanita nan bermotif polos dan gelap akan tampak latif jika memakai bros putih nan berkilau. Dapat berupa kalung, bros maupun aksesoris nan serupa. Aksesoris pulalah nan menjadikan si penggunanya menjadi elegan dan modis dipandang. Bentuk aksesoris ini tak selalu berupa cendera mata, tas, slayer, pita, ikat rambut, sepatu, kacamata fantasi juga termasuk aksesoris.

Berkembanganya teknologi semakin meningkatkan jumlah permintaan busana wanita. Perkembangan teknologi membantu seseorang atau forum dengan mudah bisa menawarkan busana ini melalui internet, blog, maupun jejaring sosial nan lain.

Melalui promosi global maya terbukti mampu meningkatkan jumlah penjualan. Calon pelanggan mampu memesan busana hanya dengan mengirimkan syarat dan bukti pembayaran. Barang pun akan diantar ke loka masing-masing.

Banyak makna tentang pakaian. Sandang ialah kain nan dibentuk spesifik sinkron ukuran badan. Sandang bisa diartikan sebagai epilog badan sekaligus penghangat. Tidak hanya itu, baju mampu mengklasifikasikan bentuk kelembagaan maupun organisasi, baju sebagai bukti diri dari forum satu dengan forum nan lain.

Sesuatu nan lebih khusus dan banyak sorotan mengenai baju ini ialah busana wanita. Busana ini seolah-olah menjadi model seluruh global nan diikuti banyak orang. Persoalan nan menarik, mengapa baju begitu menarik minat seorang wanita buat membeli. Perbandingan antara busana wanita dan busana pria tak seimbang secara perkembangannya. Sandang laki-laki dari tahun ke tahun bersifat datar, jika pun mengalami perubahan tak begitu signifikan.

Busana wanita, juga sebagai penanda kepribadian dan sifatnya. Misalnya seorang wanita nan menggunakan busana nan feminim. Setiap kali menggunakan pakaian selalu menggunakan berbagai aksesoris, dan ia biasanya pintar mempercantik diri. Berbeda bila seorang wanita menggunakan busana dengan gaya pakaian nan agak kelaki-lakian, ia menujukkan bahwa dirinya ialah orang nan tomboi.

Sekilas busana ini menarik perhatian, nan disebabkan desain nan bagus. Sandang nan mempunyai desain bagus akan memiliki harga jual tinggi. Beberapa baju nan menarik sebab diberi sentuhan model nan berbeda dari baju pada umumnya. Misalnya, kaos nan polos tak begitu dilirik, jika kaos tersebut diberi sentuhan lain seperti direnda, dan tambahan beberapa tempelan mozaik, maka akan banyak diminati.



Sejarah Pakaian

Merefleksikan munculnya baju pada masa lampau. Sandang pada masa dahulu seperti nan dikenakan oleh orang-orang pedalaman nan sangat primitif. Tinggalnya di tengah hutan, jauh dari kebisingan. Mereka hanya menutup tubuh nan paling vitas pada dirinya. Mereka memanfaatkan daun, akar nan tersedia di sana.

Daun tersebut disatukan dengan dikeringkan dahulu, atau langsung digunakan (tergantung jenis daun). Perkembangan pakaian pada masa lalu mengalami pencerahan. Mereka mulai berpakaian lebih rapat. Mereka berpakaian menggunakan kulit hewan. Dari waktu ke waktu ini berkembang. Hingga akirnya tibalah pada manusia nan bermoral dan modern.



Perkembangan Pakaian

Sekarang kita mengenal tentang busana. Salah satu spesifikasinya ialah busana wanita . Cara berpakaian nan sekarang banyak digemari ialah yaitu busana muslim dan non muslim. Pada tahun 1980 hingga 1990-an di Indonesia busana wanita, khususnya busana muslim belum begitu banyak seperti sekarang. Bahkan beberapa universitas melarang mahasiswanya menggunakan busana muslim.

Baju muslim versi zaman lampau berbentuk kerudung nan menyerupai seperti selendang kecil nan panjang, tak seperti kerudung atau jilbab sekarang. Kerudung nan berkualitas dan bagus pada masa 1980 ini berupa kethu nan disongket. Hanya Orang-orang kaya saja pada waktu itu nan mempunyai kethu. Kethu ini ialah pakaian dalaman seperti epilog kepala bagian rambut nan terlihat. Biasanya orang jawa menyebutnya “ kethu ”.

Bagi orang-orang nan biasa-biasa saja hanya mampu menggunakan kerudung nan mirip selendang tipis. Sepanjang tepi kerudung kain itu direnda dengan beberapa manik-manik. Cara penggunaan kerudung/jilbab ini hanya disampirkan di kepala. Sandang pada masa itu modelnya juga berupa pakaian panjang long dress . Modelnya dari tahun ke tahun sangat lembat sekali, sehingga pakaian muslim pada masa itu tak sebanyak sekarang.

Kurang lebih 20 tahun nan lalu busana wanita mulai mengenal pakaian gamis, dan mulai berani menggunakannya. Seiring berjalannya waktu, beberapa kampus nan sebelumnya melarang, mulai memperbolehkan menggunakan pakaian gamis. Kemudian pakaian-pakaian gamis turunan bermunculan.

Enam tahun belakangan busana wanita muncul dengan istilah busana muslim. Pemakaian busana muslim menggalami peningkatan nan signifikan. Laju perkembangan pakaian berada pada tangga tertinggi, hal ini didukung oleh peningkatan bentuk, model, dan gaya nan ditawarkan beraneka ragam. Hampir wanita nan muslim mulai berbondong-bondong menggunakan pakaian muslim.

Dulu berpakaian muslim bertujuan buat menutup aurat. Dulu orang nan berbusana muslim sedikit, namun mempunyai nilai dan kesan tersendiri. Dulu menilai seseorang itu baik secara religius atau tak sangat mudah, siapa nan memakai pakaian muslim dan berkerudung, maka dialah orang nan taat. Berbeda dengan sekarang.

Perkembangan mengatakan berbeda, kini zaman mengartikan bahwa baju muslim sebagai tren busana wanita. Sekarang sulit mengukur seseorang nan benar-benar religius dan tak religuis. Baju muslim sebagai pakaian keseharian buat pergi, hanya sebagai formalitas semata.

Tidak mau kalah, busana wanita khususnya busana non gamis. Bentuk busana ini ialah busana nan bebas. Artian bebas di sini pakaian umum. Baju ini tak mengidentifikasikan dia seorang muslim atau non muslim. Baju ini bersifat fleksibel.

Pada tahun 1980 hingga 1990-an pakaian nan lumrah biasannya digunakan ialah kaos atau kemeja, kemudian pakaian tersebut diserasikan dengan celana jeans . Kaos atau kemeja itu kemudian dimasukkan ke dalam jeans dan ikat dengan sabuk. Berbeda dengan sekarang. Cara berpakaian baju sekarang lebih menarik dilihat. Selain itu banyak pilihan nan ditawarkan buat mereka.

Dahulu hingga sekarang, prinsip baju laki-laki tak mengalami perubahan. Ironisnya terjadi perubahan signifikan pada perkembangan cara berpakaian, khususnya busana wanita. Pada perempuan zaman dulu, baju nan paling mini sebatas lutut. Busana wanita versi sekarang, kategori paling mini berada di atas lutut. Cara ini sudah menjadi hal nan biasa bagi beberapa mereka.

Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh budaya nan masuk. Budaya asing masuk dengan bebas tanpa ada kontrol. Sehingga dampaknya ialah terjadi kesenjangan konduite sosial dalam berbusana.

Kesimpulannya, perkembangan berpakaian dari tahun ke tahun mengalami perubahan naik turun. Seperti nan terjadi pada masa primitif. Kemudian semakin berkembang. Salah satunya terjadi pada tahun 1980-1990han mayoritas tak menggunakan pakaian gamis. Pada tahun-tahun 2000an perkembangan pakaian gamis ini marak hingga saat ini.

Sekarang busana wanita antara baju gamis dan dan non gamis saling bersaing. Ada dua kemungkinan di masa mendatang. Kemungkinan pertama, akan terjadi penurunan fase di mana pakaian gamis akan di tinggalkan, dan beralih kepada cara berpakaian nan non gamis.
Opsi kedua, baju non gamis ini akan bertahan. Di mana masih tetap banyak orang nan menggunakan pakaian gamis, meskipun itu hanya sebagai formalitas.