Televisi Menjadi Penyebar Video Porno Paling Dominan
Seperti nan sudah kita ketahui, saat ini video merupakan teknologi nan banyak di gemari oleh banyak orang di seluruh dunia. Pengertian video itu sendiri ialah teknologi dalam pengiriman frekuwensi nan berupa gambar bergerak nan dapat kita lihat di televisi saat ini. Banyak pelaksanaan – pelaksanaan nan menggunakan video ini sebagai media dalam penyampaian informasi, seperti dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan keamanan. Selain menampilkan unsur gambar pada setiap sinyalnya, video juga memberikan kita unsur suara nan bisa kita dengar sebagai sebuah pelaksanaan lainnya.
Fenomena tabung kaca sebagai loka menampilkan video nan disebut dengan televisi ini memang memang banyak memberikan pengaruh nan besar bagi masyarakat dunia. tak hanya itu, sejak awal ditemulannya televis oleh Abbe Casseli melalui penelitian pengiriman suatu gambar dengan listrik dawai ini memberikan perkembangan dari segi teknologi nan baik bagi negara Indonesia sendiri.
Seperti nan sudah kita ketahui, global pertelevisian di Indonesia di mulai dengan munculnya stasiun televisi negara dengan nama TVRI. TVRI nan merupakan singkatan dari Televisi Republik Indonesia ialah stasiun televisi pertama nan bisa di lihat di semua daerah di Indonesia.
Dalam perkembangannya saat ini persaingan antar stasiun televisi banyak di warnai dengan stasiu televisi nan banyak beredar. Stasiun televisi nan banyak di tonton oleh masyarakat Indoensia saat ini di antaranya TVRI, RCTI, SCTV, MNCtv, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, Trans TV dan Trans 7, TVOne, serta Dunia Tv.
Stasiun – stasiun televisi nan banyak beredar di Indonesia tersebut memang banyak menayangkan acara – acara nan dapat menarik perhatian masyarakat sekitar. Tak jarng pula acara – acara nan di tampilkan dalam stasiun televisi tersebut banyak nan tak lulus sensor khususnya buat anak di bawah umur.
Untuk anak – anak, acara nan di tayangkan di stasiun televisi saat ini memang banyak nan tak bermanfaat. Setiap acar nan ditayangkan dalam berbagai macam stasiun televisi nan ada saat ini memang tak menjamin kualitas buat para penontonnya. Satsiun televisi nan banyak tayang di global pertelevisian di Indonesia ini banyak nan mementingkan ratting buat sebuah acaranya nan tayang di stasiun televisi tersebut tanmpa mementingkan kualitas dari tontonan tersebut.
Dulu, acara – acara televisi di Indonesia banyak di dominai oleh acata telenovela nan banyak di gandrungi oleh para ibu – ibu. Telenovela nan banyak di tonton oleh ibu – ibu tersebut juga banyak nan meracuni pola pikir bahkan kehidupan nan terjadi. Dan saat ini nan menjadi sorotan primer dalam global pertelevisian ialah tayangan nan banyak beredar buat anak – anak.
Saat ini tayangan nan di tampilkan buat anak – anak banyak nan todak mendidik. Bukan hanya tak mendidik saja, namun tayangan tersebut juga memberikan pengaruh nan tak baik buat perkembangan anak. Seperti halnya tayangan nan menampilkan kekerasan, pornografi, kriminalitas, atau sebaginay nan tak baik buat di tonton oleh anak – anak di bawah umur. Memang saat ini ada batasan nan di berikan oleh stasiun televisi dalam semua acaranya dengan menampilkan restriksi penonton seperti BO atau bimbingan orangtua, R buat Remaja, SU buat semua umur.
Selain memberikan tayangan – tayangan acara nan dapat di tonton oleh masyarakat luas, televisi juga tentunya banyak melahirkan idola – idola baru dalam global selebritis. Televisi seakan wahana nan di sediakan global buat menampilkan seorang bintang nan bisa menghibur di global entertainment khususnya. Maka tidak sporadis para selebritis nan terkenal di layar kaca tersebut cepat terkenal dan menjadi jutawan.
Dari sisi hiburan seniman nan tampil di layar kaca ini, maka tidak sedikit juga para selebritis ini membuat sensasi – sensasi buat membuatnya terkenal. Saat ini banyak seniman nan dapat dengan mudah terkenal dengan segala kontroversi nan dibuatnya. Padahal, sebagai public figur seharusnya seniman kita ini memberikan contoh kepada para penggemarnya. Karena notabenenya public figur itu menjadi sorotan buat para penontonnya.
Banyak selebritis nan tampil di sebuah video di dalam tayangan sebuah acara di salah satu stasiun televisi menjadi semakin tak terkontrol. Banyak sorotan negatif nan dilayangkan pada selebritis nan tak layak buat di contoh namun tetap perubahan nan di harapkan tak di pedulikan.
Sosial kontrol nan di harapkan bisa menyaring tayangan nan ada di video di televisi atau sosial media kenyataannya hanyalah sebuah teori semata. Tayangan – tayangan nan banyak di sorot baik itu sorotan negatif maupun positif dianggap sebagai suatu hal nan dapat menjadikannya lebih menarik perhatian banyak orang. Yang pada akhirnya, masyarakat sendirilah nan dirugikan nan meniru dan melihat tayangan – tayangan nan tak berkualitas tersebut. Masyarakat nan menjadi korban pada umunya ialah masyarakat nan konsumtif dalam tontonan video atau acara televisi.
Masyarakat konsumtif ini menganggap apa nan terjadi di program dan seniman Indonesia nan berada di tayangan video televisi ini menjadi sebuah kesempurnaan nan bagus buat ditiru. Padahal apabila kita lebih teliti dan cermati kegiatan nan ditayangkan di global pertelevisian ialah sebuah gaya hayati nan sangat negatif efeknya.
Dalam perkembangannya ini teknologi komunikasi saat ini di pergunakan hanya buat memperkaya diri dengan sebuah popularitas dan keterkenalan diri dalam global nan disebut dengan global entertainment. Hal tersebut sama seperti nan sudah di katakan oleh Dofivat, komunikasi telah mencapai satu taraf nan memungkinkan orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Dan hal tersebutlah nan mendasari bagaimana berkembangnya video atau acara nan tayang dan tampil dengan dilihat oleh hal layak banyak di televisi.
Teknologi komunikasi terkini seperti video ini telah menciptakan apa nan disebut “publik dunia”. Tapi, justru dengan serentak dan serempak itu pula, pengaruhnya pun sedemikian dahsyat. Entah itu pengaruh positif atau negatif, tetapi teknologi komunikasi saat ini bergantung pada setiap individu nan mempergunakannya dan memanfaatkannya.
Mengasingkan Pengalaman Personal
Dengan berbagai sorotan dan pengembangannya nan ada, teknologi komunikasi nan berkembang saat ini dalam video atau acara dalam televisi tentunya memberikan pengaruh nan besar bagi penontonnya. Seperti nan dikutip dari buku Drs. Jalaludin Rakhmat dari kata Ernest Van Den Haag dalam buku Psikologi Komunikasi halaman 226 berikut ;
“Semua media akan mengasingkan orang dari pengalaman personalnya, dan walaupun tampak menggoncangkannya, media massa memperluas isolasi moral sehingga mereka terasing dari nan lain, dari realitas, dan dari diri mereka sendiri” .
“Orang mungkin berpaling pada media massa bila ia kesepian atau bosan. Tetapi, sesekali media massa menjadi kebiasaan, media massa bisa merusak kemampuan memperoleh pengalaman nan bermakna” .
Dari kutipan buku di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa media massa mungkin memang akan menyempitkan ruang personal kita atau pribadi kita dengan apa nan mereka tayangkan di video televisi. Dan sayangnya media massa juga dijadikan sebagai loka pelampiasan seseorang buat menjadikan suatu nan dapat melepaskan kejenuhan mereka.
Reading Society
Saat ini memang video atau acara nan tayang di televisi seakan – akan bisa menghipnotis para penonton melalui audio-visual nan disajikannya. Sebagai masyarakat konsumtif, tentu ini akan menjadi sebuah laba nan dapat saj menrik para penonton buat ikut berubah berdasarkan apa nan dilihatnya dan ditontonnya tersebut tanpa adanya penyaringan atau penolakkan tentang tak berkualitasnya suatu acara tersebut.
Dengan acara – acara nan di sajikannya tersebut, masyarakat dibuat terbuai dengan acara video nan ada di televisi. Dengan tayangan nan disajikan tersebut dapat di nikmati oleh masyarakat secara gratis, maka hal tersebut membuat para penonton tak akan meraa rugi buat melihat dan berlama – lama di depan televisi.
Di Indonesia saat ini memang terjadi ketidak seimbangan antara kemampuan baca tulis dan kemampuan buat mengetahui trend global saat ini. Banyak masyarakat kita ini tak mengetahui cara baca tulis namun ia mengetahui persis bagaimana perkembangan global saat ini. Tentunya ini menjadi suatu persoalan nan fundamental bagi kita semua terutama media massa.
Peran Televisi dalam Penyebaran Video Porno
Tersebarnya beberapa video porno nan “diduga” mirip seniman sudah menjadi misteri umum. Video porno itu biasanya mulai beredar di situs-situs internet nan kemudian diperheboh dalam tayangan televisi. Beberapa stasiun televisi turut mempertontonkan video tersebut dengan alasan pemberitaan agar tak dicontoh publik.
Padahal, hal itu justru menimbulkan rasa penasaran publik buat menonton video bersangkutan secara lengkap. Sebagai salah satu media informasi, televisi tentu membutuhkan warta buat mempertahankan citranya. Akan tetapi, televisi harus pula memikirkan akibat penayangan nan dilakukan secara hiperbola dan diulang-ulang.
Video Mirip Ariel dan Luna Maya
Salah satu video porno seniman paling menggemparkan Indonesia, bahkan dunia, ialah video nan pelakonnya mirip Ariel dan Luna Maya. Tidak tanggung-tanggung, gara-gara video tersebut, Ariel harus rela menginap di hotel prodeo sebab dianggap meresahkan masyarakat dan memicu terjadinya pelecehan seksual nan terinspirasi oleh adegan video tersebut.
Selain memberikan imbas jelek bagi masyarakat, penyebaran video porno itu tentu melanggar Undang-Undang Pornografi sebab telah membuat adegan porno dengan sengaja serta mempertontonkannya. Kasus ini sontak menyedot perhatian dari pihak-pihak nan pro maupun kontra.
Bagaimana tidak, Nazril Irham atau Ariel Peterpan ialah seorang vokalis band ternama Indonesia nan sangat piawai mencipta lagu dan memiliki sex appeal tinggi sehingga digilai banyak wanita. Baik fans beratnya maupun kalangan artis. Ya, Ariel ialah sosok pria nan tergolong pendiam dan misterius sehingga membuat beberapa wanita semakin penasaran.
Sama halnya dengan Ariel, Luna Maya ialah seniman papan atas Indonesia nan menggeluti global model, akting, presenter, dan tarik suara. Luna Maya pun dikenal sebagai sosok wanita nan tergolong memiliki fisik sempurna, terlebih matanya, sehingga menjadi sosok pujaan para pria.
Dengan predikat keduanya sebagai seniman kelas kakap, peredaran video porno tersebut sontak membuat seluruh rakyat Indonesia heboh. Stasiun televisi pun tidak ingin kalah heboh. Warta mengenai penyebaran video porno tersebut merajai tangga acara hingga beberapa minggu. Bahkan, mengesampingkan warta lain nan lebih penting.
Televisi Menjadi Penyebar Video Porno Paling Dominan
Ada satu pertanyaan nan sebenarnya cukup menggelitik saat menyaksikan pemberitaan televisi mengenai video porno tersebut. Mengapa televisi menjadi pihak nan seolah makin menggembor-gemborkan warta tersebut? Padahal, beberapa kalangan meminta supaya penyebaran video porno itu dihentikan.
Tujuan beberapa kalangan meminta peredaran video porno tersebut dihentikan semata-mata buat menjaga agar masyarakat, terutama anak-anak, tak ikut menonton maupun mengunduh video porno mirip seniman itu. Dengan demikian, televisi sepatutnya tak perlu melebih-lebihkan warta tersebut.
Akan tetapi, nan terjadi justru sebaliknya. Pihak televisi seolah tengah beriklan kepada masyarakat sehingga memancing rasa penasaran buat menonton maupun membuktikan siapa sebenarnya pelakon primer dalam video mesum tersebut. Apakah hal ini dinilai cukup baik? Tidak sama sekali. Maraknya pelecehan seksual pun tak semata-mata kesalahan para pelakon video itu, tetapi ada peran televisi sebagai media nan sering memberitakan.
Yang Harus Dilakukan Televisi Terkait Video Porno
Media gambar dan suara merupakan salah satu media nan paling mudah diingat dan dicontoh masyarakat, hal baik maupun hal buruk. Video porno pun menjadi salah satu tayangan nan sangat mudah diterima. Oleh karena itu, televisi sepatutnya tak bersikap sebagai pengiklan produk pornografi.
Dalam hal ini, televisi sebagai salah satu media informasi sebaiknya tak hiperbola dalam mengekspos masalah nan berkaitan dengan pornografi. Mengapa demikian? Ada kekhawatiran terjadinya peristiwa jelek di balik pemberitaan tersebut. Misalnya, memancing masyarakat buat mengunduh video bersangkutan.
Sekalipun televisi merasa perlu menayangkan warta itu, sebaiknya dilakukan secara wajar. Bukan dipublikasikan secara besar-besaran layaknya peluncuran sebuah album maupun promosi film terbaru. Televisi juga harus mengembalikan fungsi awalnya sebagai media nan menyebarluaskan warta dan peristiwa krusial lainnya, bukan saja kasus video porno artis.
Televisi merupakan media nan sangat ampuh buat mempengaruhi penonton atau masyarakat. Ada banyak bentuk dan format pemberitaan nan ditayangkan oleh televisi, dan salah satunya ialah video. Namun apakah video porno termasuk ke dalam format itu? Tentu saja tidak. Video porno seniman hanya sebatas konten warta nan ditayangkan oleh televisi bukan video buat ditonton. Hanya saja penayangan warta mengenai video porno tersebut membuat penonton seolah-olah “dianjurkan” buat melihat video porno.
Kita tak dapat menyalahkan televisi nan menayangkan warta nan memuat video porno seniman kepada penonton. Jika kita melihat dari segi fungsi media massa nan diwakili oleh media elektronik televisi ini ialah memberitahukan peristiwa krusial dan fenomenal kepada penonton. Video porno dipandang sebagai peristiwa nan sangat fenomenal, ditambah dengan pelakunya ialah seniman nan sedang naik daun, oleh sebab itulah mengapa diberitakan kepada masyarakat.
Di sini kita dapat sedikit memaklumi apa nan dilakukan oleh televisi dalam kaitannya menyebarluaskan berita, hanya saja buat warta nan sifatnya asusila sebaiknya diberikan beberapa batasan atau anggaran nan dijadikan acuan buat meminimalisir akibat negatif nan muncul bagi masyarakat. Hal nan paling dikhawatirkan dengan penayangan warta nan memuat video porno seniman ialah keinginan masyarakat nan mau melihat video porno tersebut setelah mereka ketahui dari televisi. Hal inilah nan kurang begitu mendapat perhatian dari pengelola televisi.
Setidaknya ada aturan-aturan eksklusif nan harus diperhatikan oleh pihak televisi terkait dengan pemberitaan video porno seniman ini. Hal ini dilakukan buat mengaskan kepada masyarakat bahwa televisi bukan bermaksud dengan sengaja buat “menyebarluaskan” video porno, bahwa mereka hanya memberitahukan kepada masyarakat ada peristiwa nan menghebohkan telah terjadi. Jika demikian, butuh penegasan di sini terakait dengan penayangan warta video porno. Berikut beberapa penegasan nan dibuat berupa anggaran dalam kaitannnya dengan penayangan warta video porno:
- Kode etik dalam kegiatan pers, dalam hal ini televisi harus ditegakkan. Seperti durasi dalam setiap penayangan berita. Spesifik video porno sebaiknya ditayangkan dengan durasi nan singkat.
- Penayangan warta nan memuat video porno artis, sebaiknya tak ditampilkan secara vulgar. Video nan ditampilkan dapat dibuat blur, dengan hanya memperlihatkan paras pelaku saja, bukan semua adegan dalam video tersebut.
- Pemberitaan video porno harus mendapat porsi nan sinkron dengan pemberitaan kasus nan lainnya. Sehingga perhatian masyarakat tak hanya tertuju pada kasus video porno saja.
- Penayangan kasus video porno ini ibarat makan buah simalakama, ditayangkan dikhawatirkan akan membawa akibat jelek bagi masyarakat, tetapi bila tak ditayangkan tak akan memberikan imbas jera bagi pelakunya. Oleh sebab itu diperlukan batasan nan jelas dalam penayangan warta video porno, apakah harus disertai dengan memperlihatkan videonya atau tidak.
Video Porno Seniman dan Nilai Berita
Setiap media dalam memberitakan sebuah peristiwa melihat unsur nilai warta nan terdapat dalam pemberitaan. Kasus video porno bila dilakukan oleh masyarakat biasa, mungkin tak akan mendapatkan perhatian nan besar. Namun, akan lain ceritanya jika kasus video porno tersebut menyeret nama publik figur, dalam hal ini ialah artis. Itulah nan dinamakan dengan nilai berita. Jadi, jika warta nan diulas atau disebarluaskan ialah mengenai publik figur, atau orang nan dianggap penting, makan warta tersebut akan mendapat sorotan publik.
Nilai warta nan tinggi dari kasus video porno nan dilakukan oleh publik figur seperti seniman terkenal ini membuat pemberitaan video porno nan ditayangkan oleh televisi mendapat perhatian. Di saat nan bersamaan televisi juga mendapat taktik baru buat menarik perhatian masyarakat melalui penayangan video porno seniman tersebut. Dengan kata lain, nilai warta nan menjadi faktor seakan televisi memiliki peran dalam penyebaran video porno. Meskipun begitu, bukan berarti televisi dapat memublikasikan pemberitaan video porno publik figur secara berlebihan.