Pakaian Adat Padang buat Pria

Pakaian Adat Padang buat Pria

Sandang adat Padang merupakan salah satu kekayaan budaya milik masyarakat Sumatra Barat. Secara luas, juga menjadi kekayaan budaya milik Indonesia. Sandang adat dan elemen-elemen lain nan berbau adat tradisional, menjadi bukti diri dari sekelompok orang tertentu. Orang-orang di luar sekelompok orang tersebut tak berhak mengakui, sebab ini sudah berhubungan dengan bagian dari kehidupan orang lain.

Maka dari itu, tak heran jika beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia meradang dengan rentetan pengakuan negara tetangga terhadap beberapa barang atau benda kebudayaan milik Indonesia . Karena ini sama saja dengan mengakui barang nan bukan miliknya. Bukan kah itu sesuatu nan menjengkelkan? Ya bandingkan saja dengan barang atau hasil karya Anda nan diakui oleh orang lain. Apa nan dirasakan? Rasanya tak jauh berbeda.

Pakaian adat juga merupakan salah satu benda kebudayaan nan keberadaannya harus tetap dilestarikan. Sandang adat suatu daerah erat berkaitan dengan baju buat menyelenggarakan pesta pernikahan. Faktanya, memang demikian. Pernikahan , terutama pernikahan adat, merupakan salah satu acara nan baju adat banyak digunakan oleh masyarakat di sepanjang acara.

Senasib dengan baju adat daerah lain, pakain adat Padang juga demikian. Sandang adat Padang digunakan, salah satunya, pada acara pernikahan tradisional Padang. Acara pernikahan adat, seperti sebuah citra tentang bagaimana indahnya adat kebudayaan milik Indonesia. Selain baju adat, Anda akan menemukan beberapa ritual menarik, makanan tradisional hingga dekorasi nan sifatnya juga tradisional.

Kesakralan dalam upacara adat, salah satunya pernikahan adat memang tak dapat digantikan dengan apapun. Keberadaan baju adat nan identik dengan serba ribet dan menyulitkan justru ialah seni dari sebuah budaya itu sendiri. Tidak berbeda jauh ketika membicarakan baju adat Padang, khususnya baju pernikahan. Anda nan kebetulan berasal dari Sumatra Barat niscaya mengerti dan tahu rasanya mengenakan baju tersebut.

Namun, baju adat Padang memang bukan hanya berkenaan dengan baju nan dikenakan ketika resepsi pernikahan. Ada jenis baju adat lain nan sifatnya lebih generik tanpa mengurangi nilai-nilai budaya nan terkandung di dalamnya. Seperti nan akan dibahas berikut ini!



Pakaian Adat Padang buat Wanita

Pakaian adat khas Padang nan dikenakan mempelai wanita terdiri atas:



1. Limpapeh Rumah Nan Gadang

Masyarakat Padang memiliki sistem patrilineal . Dalam sistem ini, garis keturunan di ambil dari garis ibu. Oleh karenanya, wanita memiliki peran nan sangat penting. Jika diibaratkan, wanita ialah tiang dari sebuah bangunan. Sandang adat Padang buat wanita pun tak luput dari filosofi ini.

Namanya ialah Limpapeh Rumah Nan Gadang. Limpapeh sendiri dalam bahasa Padang artinya tiang tengah. Terletak di tengah bangunan dan berfungsi sebagai penyangga tiang-tiang lain. Apabila, limpapeh ini ambruk, akan ambruk pula tiang lain. Ini bisa diartikan bahwa wanita dalam adat Padang merupakan tiang kokoh dalam sebuah rumah. Bentuk dari Limpapeh Rumah Nan Gadang ini berbeda di setiap nagari.



2. Baju Batabue

Dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih pakaian bertabur. Yang bertabur di atas pakaian tersebut ialah benang emas. Sandang nan ditaburi benang emas ini menandakan kekayaan nan dimiliki oleh Tanah Minang. Corak serta bentuk dari taburan benang emas ini tak selalu sama pada setiap baju adat, dapat dimodifikasi sinkron dengan kekreatifan pembuat baju.



3. Minsie

Namaya mungkin terdengar lucu, minsie, tetapi makna filosofi nan terkandung di dalamnya cukup menjad pelajaran berharga. Minsie ialah bagian pinggir dari pakaian nan juga diberi benang emas. Menandakan bahwa masyarakat Minangkabau ialah masyarakat nan demokrasi , meski demikian, ada batasan eksklusif nan sinkron dengan lingkungan.



4. Tingkuluak

Ada sesuatu nan khas dari baju adat wanita Padang, yakni hiasan kepala nan bentuknya bercabang dan runcing . Mereka beranggapan bahwa Limpapeh Rumah Nan Gadang tak boleh menanggung sebuah beba nan cukup berat.



5. Lambak

Lambak, dalam istilah sehari-hari dikenali sebagai sarung. Sarung khas Padang dan biasa digunakan oleh para wanitanya dapat berupa songket tenunan atau nan lain. Sarung dianggap sebagai busana nan cukup sopan. Mengenai cara pemakaian, disesuaikan dengan adat di masing-masing daerah.



6. Salempang

Salempang sebagai bagian dari baju adat Padang nan spesifik buat wanita memiliki filosofi nan cukup dalam. Yaitu, citra tentang tanggung jawab Limpapeh Rumah Nan Gadang terhadap keturunannya, serta harus waspada terhadap apapun, baik buat saat ini maupun masa nan akan datang.

Keenam jenis baju adat Padang nan dikhususkan bagi para wanita tersebut, sangat akrab dengan kehidupan masyarakat Padang. Jika sudah membahas menganai baju adat wanita, tak lengkap rasanya jika tak membahas mengenai baju adat lelaki Minangkabau. Untuk itu, berikut ini informasinya buat Anda.



Pakaian Adat Padang buat Pria

Dalam berbagai kebudayaan, pria identik memegang jabatan sebagai pemangku adat, sama halnya dengan nan terjadi pada masyarakat Padang. Oleh sebab itu, bahasan mengenai baju adat Padang spesifik pria ini tak jauh-jauh dari baju kebesaran seorang pemangku adat.

Dalam adat Minang , baju kebesaran disebut juga dengan baju penghulu. Yang artinya tak semua orang dapat menggunakannya, dan juga tak dapat digunakan secara sembarangan. Sandang penghulu hanya digunakan ketika ada acara-acara tertentu. Sandang penghulu merupakan sebuah kesatuan, nan di dalamnya terdapat bermacam elemen. Apa saja?



1. Destar

Destar atau Deta merupakan hiasan kepala. Berdasarkan bentuknya, Destar dibedakan atas daerah loka tinggal pemangku adat. Secara umum, Destar memiliki kerut, kerut tersebut menandakan banyaknya undang-undang atau anggaran nan harus diketahui oleh seorang pemangku adat. Juga menandakan akal budi seorang pemangku adat.

Jika bagian berkerut tersebut dikembangkan atau ditarik, kerut akan berubah melebar. Pemangku adat harus dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sampai ke bagian nan paling kecil. Selain itu, kerutan pada Destar ini juga menandakan bahwa sebagai pemangku adat, hendaknya mengerutkan kening terlebih dahulu, maksudnya berpikir, sebelum berbicara atau bertindak.



2. Baju

Warna hitam merupakan rona dominan pakaian pemangku adat. Berhubungan dengan ini, ada sebuah kalimat dalam bahasa Padang nan berbunyi, “hitam tahan tapo, putiah tahan sasah”, artinya pemangku adat harus dapat menerima umpatan dan pujian. Pada bagian lengan pakaian dihiasi benang makau. Juga ada benang besar nan diapit oleh benang-benang kecil. Menandakan bahwa orang besar, akan selalu memiliki pengiring.

Selain itu, ada makna filosofis lain nan terkandung dalam pakaian khas penghulu nan berwarna hitam ini, yakni, seorang penghulu harus memiliki pendirian nan kokoh. Tidak boleh mudah goyah, baik wibawa maupun perihal kepemimpinannya. Seorang penghulu harus tetap bijaksana dalam menjalankan kepemimpinannya.



3. Sarawa

Sarawa merupakan celana berpipa besar. Berpipa besar maksudnya, lingkaran pada celana adat ini cukup besar. Bentuk nan besar tersebut melambangkan kebesarannya atau kekuasaannya dalam memenuhi segala tuntutan masyarakat. Nantinya, hal tersebut dapat menjadi contoh bagi masyarakat itu sendiri.



4. Sasampiang

Sesamping ini berupa kain berwarna merah nan melambangkan keberanian. Sasampiang juga dihiasi dengan benang warna-warni sebagai perwujudan ilmu dan keberanian. Benang berwarna-warni tersebut akan memberikan estetika tersendiri, nan bermakna atau melambangkan kekayaan hati seorang penghulu.



5. Cawek

Cawek merupakan istilah dalam bahasa Padang buat menyebut ikat pinggang. Ikat pinggang khas nan ada pada pakaia adat Padang ini dapat terbuat dari kain sutera maupun kain biasa. Ukuran antara panjang dan lebar harus seimbang, dengan jumbai di bagian ujungnya. Makna dari Cawek ini ialah seorang penghulu diharuskan memiliki kecakapan buat mengendalikan seseorang, dalam hal ini dapat kemenakannya atau siapa pun.



6. Sandang

Sandang ialah kain berbentuk segi empat nan diselempangkan di bahu. Maknanya ialah seorang penghulu bersedia buat menerima anak kemenakan nan telah ingkar namun telah berubah sinkron dengan peraturan adat.

Keenam baju adat Padang nan dikhususkan buat pria ini memiliki filosofi nan berbeda dengan baju adat Padang nan dikenakan oleh wanita. Meskipun demikian, keduanya memiliki nilai kesakralan nan sama. Nilai kesakralan itu lah nan harus tetap dilestarikan oleh masyarakat Padang dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.