Berbagai Akibat Negatif Penebangan Hutan
Penebangan hutan liar kini sudah bukan hanya sekedar tindakan yan melawan hukum melainkan berkaitan juga dengan rasa kemanusiaan. Alasannya tentu sebab penebangan liar tida hanya berdampak pada lingkungan semata melainkan juga berimbas pada manusia dan kehidupannya. Itulah sebabnya akibat negatif penebangan hutan liar ini harus segera dicarikan solusinya agar anak cucu kita masih bisa hayati denan nyaman di bumi ini. Setidaknya mereka masih dapat mencicipi sedikit kekayaan Indonesia nan termasyur yaitu kesuburan nan membuat apapun nan ditanam bisa tumbuh fertile di negeri ini.
Sebagai manusia nan hayati di alam bersama dengan makhluk hayati lain baik flora dan fauna seharusnya bisa berbagi bersama mereka. Tidak semena-mena mengeksploitasi hutan nan ada di Indonesia demi kepentingan manusia semata. Mulai dari kebutuhan akan bahan bangunan, kertas, industri furniture, tambang dan lain sebagainya. Kebutuhan nan membuat manusia kehilangan fungsi panca inderanya hingga sampai pada titik di mana ia tak peduli lagi pada alam dan penguni alam lainnya nan berupa flora dan fauna .
Berbagai Akibat Negatif Penebangan Hutan
Pemikiran hemat nan hanya memikirkan laba nan didapat seringkali membuat manusia berusaha memanfaatkan sebanyak-banyaknya dari alam buat memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Mereka memang membayar murah, bahkan perdeo sebab tak memiliki izin buat penebangan hutan, namun semua itu ternyata harus dibayar mahal dengan berbagai akibat negatif dari penebangan hutan liar ini. Baik akibat bagi lingkungan, makhluk hayati atau bahkan manusia itu sendiri.
Tanah Menjadi Tidak Subur
Ini ialah salah satu akibat negatif dari penebangan hutan liar nan seringkali tak terpikirkan. Penebang hutan liar biasanya menebang tanpa banyak perhitungan akan akibat negatif nan akan terjadi pada lingkungan sekitarnya. Termasuk ketersediaan kayu, layak tebang atau tidak, dan lain sebagainya. Mereka tak menyadari bahwa ketika hutan ditebangi secara liar maka akan banyak loka nan kondisi lahannya menjadi gundul.
Tidak adal lagi pepohonan rindang nan menaungi tanah. Begitupun batang-batang pohon nan akhirnya terbakar sebab terik matahari nan membakar. Parahnya lagi ketika residu penebangan tersebut memang sengaja dibakar nan membuat kondisi tanah menjadi benar-benar kering.
Terik matahari dengan leluasanya sampai ke tanah secara langsung. Hal ini bisa membuat nutrisi nan terdapat pada tanah ikut menguap dan kering. Ketika hujan tiba, sisa-sisa nutrisi terbawa air dan hilang seketika. Akibatnya tanah tak dapat ditanami lagi dan menjadi tidak terpakai lagi. Seperti barang bekas nan sudah rusak dan tidak bisa digunakan lagi buat menjadi huma produktif.
Ketika huma tak fertile maka secara otomatis para petani kehilangan lahannya. Akibatnya ia harus mencari huma baru buat digarap kembali. Huma baru tersebut pastinya ia peroleh dengan membuka huma baru di wilayah lain. Pembukaan huma ini turut serta mengusir beberapa makhluk hayati nan menjadi peghuni tetap huma tersebut. Mulai dari berbagai serangga, burung, atau bahkan hewan-hewan nan hayati di hutan seperti tupai, orang utan, gajah, harimau, dan lain sebagainya.
Kurangnya Daerah Resapan Air
Penebangan hutan liar ini juga membuat berkurangnya daerah resapan air. Karena pohon-pohon nan semula ada menjadi tak berfungsi lagi buat menyerap air tanah. Akibatnya persediaan sumber daya air menjadi menipis. Akhirnya air bukan lagi sebagai suber daya alam tidak terbatas melainkan sumber daya alam nan langka. Untuk memperoleh air higienis menjadi sangatlah mahal dan sulit. Akibatnya masyarakat tak dapat hayati sehat karea tak tersedianya air higienis di sekitar mereka
Kurangnya resapan air juga memungkinkan terjadinya bala banjir dan longsor. Ketika banjir berapa banyak failitas generik nan tak dapat digunakan. Berapa orang nan tak dapat melakukan aktivitas mereka seperti sediakala. Berapa banyak orang nan terpaksa menghentikan kegiatan ekonominya sebab loka usahanya tergenang air. Berapa banyak kerugian nan akan diderita oleh masyarakat pada setiap kali banjir melanda. Begitupun dengan ketika bala longsor terjadi.
Itulah sebabnya penebangan hutan liar ini akan berimbas pada kehidupan masyaraat nan lebih luas. Jika bala ini meluas maka kerugian juga akan semakin banyak. Tentu hal ini akan berdampak pula pada negara. Salah satu dampaknya yaitu merosotnya perekonomian masyarakat.
Daya beli masyarakat menurun, belum lagi harga kebutuhan pokok menjadi semakin meningkat sebab jumlah barang nan sedikit dampak para petani nan gagal panen sebab banjir. Dapat juga sebab daerah mereka terisolir dampak jalanan nan longsor sehingga menghambat distribusi hasi pertanian. Tentunya hal ini akan membuat rakyat semakin menderita.
Pemanasan Global
Dampak negatif penebangan hutan liar lainnya yatu terjadinya pemanasan dunia . Penyebabya ialah berkurangnya jumlah pohon nan terdapat di hutan. Akibatnya bekurang pula daun-daun nan bisa menjadi penyerap karbondioksida di bumi. Ketika pohon ditebang maka lepas pula karbondioksida nan biasanya dimanfaatkan oleh pohon buat tumbuh justru menjadi racun buat manusia. Apalagi jika penebangan hutan diakhiri dengan pembakaran sisa-sisa penebanga nan membuat semakin banyak karbondioksida di udara.
Dampaknya bumi menjadi semakin panas sebab berkurangnya penyerap karbondioksida alami di alam. Pohon nan sedianya membantu manusia mengurangi karbondioksida nan berperan dalam terjadinya pemanasan global. Membuat bumi semakin panas hingga kenyamanan manusia dan berbagai fauna merasakah suhu udara nan begitu panas setiap harinya. Terutama pada siang hari saat matahari bersinar dengan teriknya.
Berkurangnya Keragaman Hayati
Dampak negatif dari penebangan hutan liar lainnya yaitu berkurangnya keanekaragaman hidup . Ketika pepohonan ditebang secara liar tentunya mereka tak memikirkan lokasi mana nan kondusif buat penebangan hutan nan diperbolehkan oleh Depertemen kehutanan. Yang mereka perdulikan tentunya lokasi nan kondusif dari petugas kehutanan sehingga mereka dapat kondusif dalam melakukan penebangan hutan. Mengambil kayu sebanyak-bayaknya demi kepentngan meeka sendiri. Untuk memperoleh kauntungan sebanyak-banyaknya.
Ketika pohon-pohon ditebang maka tanpa mereka sadari puluhan bahkan ratusan plasma nutfah musnah. Berapa banyak hewan dan mikroorganisme nan kehilangan rumah mereka. Membuat mereka tak dapat bertahan buat hayati sebab tak ada lagi loka bagi mereka. Berapa jenis hewan nan kehilangan makanan mereka dan kenyamanan buat tinggal di hutan nan seharusnya menjadu loka tinggal nan paling kondusif buat mereka. Akibatnya terjadilah penyerangan hewan-hewain ini ke pemukiman penduduk.
Sesungguhnya nan mereka cari hanyalah loka kondusif buat hayati dan mencari makanan demi mempertahanan hayati mereka. Ini terjadi dampak ulah manusia sendiri nan serakah mengeksploitasi alam nan merupakan loka hayati hewan-hewan itu. Loka mereka tumbuh dan bekembang biak.
Akibatnya, sedikit demi sedikit mereka punah termasuk sebab ulah penduduk nan merasa terganggu dengan kehadiran mereka di pemukiman mereka. Terjadilah pembantaian orang utan habis-habisan atau hewan lain nan dirasa merugikan dan membahayakan kehidupan penduduk sekitar.
Semua ini harus dihentikan agar kehidupan menjadi lebih baik. Terciptanya keelarasan antara manusia dan lingkungannya. Ketika kita ramah dan bersahabat dengan lingkungan maka lingkungan juga akan memberikan kegunaan nan banyak kepada manusia. Terbukti dengan suksesnya beberapa penerima kalpataru nan justru mendapat laba dengan memanfaatkan alam dengan bijak.
Mereka nan tak hanya mengambil kegunaan saja dari alam tapi juga tetap menjaga lingkungan hidup. Semua itu berawal dari pencerahan kita masing-masing, terutama buat Anda para pengusaha kayu dan berpenghidupan dari salah satu hasil hutan ini.
Itulah akibat negatif penebangan hutan. Semoga bermanfaat!