Komponen Sistem Bahan Bakar Bensin
Bahan bakar bensin saat ini sedang menjadi topik pembicaraan pemerintah dan masyarakat. Semakin banyak pengguna sepeda motor dan mobil nan menggunakan bahan bakar bensin, semakin tinggi pula konsumsi bensin sebab mudahnya sistem bahan bakar bensin. Oleh karena itu, awal 2011, direncanakan akan ada restriksi penggunaan bahan bakar bensin.
Akan tetapi, bagi pengguna sepeda motor, sampai sekarang belum ada energi alternatif pengganti bahan bakar bensin. Mudahnya penggunaan dan perawatan sistem bahan bakar bensin membuat orang menjadi terlena.
Komponen Minyak Bumi Bensin
Siapa nan tak tahu minyak bumi. Minyak bumi ialah salah satu kebutuhan pokok manusia sekarang ini. Manusia tak akan pernah lepas dari kebutuhannya dari minyak bumi.
Minyak bumi ialah campuran komplek hidrokarbon plus senyawa organik, yaitu dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa lainnya nan mengandung konstituen logam, terutama nikel, besi, dan tembaga.
Bahan minyak bumi ialah komposisi nan bervariasi, bukan bahan nan uniform, tergantung pada lokasi bahannya, umur dari lapangan minyaknya, dan juga tergantung pada kedalaman sumur buat mengambil minyak tersebut.
Kandungan di dalam bahan minyak bumi parafinik nan ringan ialah kandungan hidrokarbon nan isinya tak kurang dari 97%. Sedangkan dalam kandungan minyak buki jenis asphaltik berat, kandungan hidrokarbonnya paling rendah sekitar 50%.
Di dalam minyak bumi terdapat perbandingan unsur-unsur nan sangat bervariasi. Berikut ini unsur-unsur nan terdapat pada minyak bumi berdasarkan hasil analisa ialah sebagai berikut.
- Kandungan karbon sekitar 83-87%
- Kandungan hidrogen sekitar 10-14%
- Kandungan nitrogen sekitar 0,1-2%
- Kandungan oksigen sekitar 0,05-1,5%
- Kandungan sulfur sekitar 0,5-6%
Di dalam minyak bumi, kandungan hidrokarbon memiliki komponen-komponen nan bisa diklasifikasikan menjadi tiga golongan. Berikut ini komponen hidrokarbon dalam minyak bumi, yaitu sebagai berikut.
- Komponen hidrokarbon golongan Parafinik
- Komponen hidrokarbon golongan Naphthenik
- Komponen hidrokarbon golongan Aromatik
Di dalam golongan olefinik, pada umumnya tak bisa ditemukan dalam crude oil. Begitu juga di dalam hidrokarbon asetilenik, sporadis ditemukan bahan minyak bumi.
Kandungan nan ada di dalam crude oil ialah sejumlah senyawa non-hidrokarbon, terutama senyawa sulfur, senyawa nitrogen, senyawa oksigen, senyawa organo metalik nan berjumlah kecil sebagai larutan, dan garam anorganik sebagai suspensi koloidal.
Salah satu hasil dari minyak bumi ialah bensin. Bensin merupakan salah satu bahan pokok manusia saat ini. Bensin ialah salah satu bahan bakar nan digunakan oleh alat transportasi sampai saat ini.
Di dalam bensin terdapat kandungan jenis hidrokarbon lebih dari 500 jenis nan memiliki rantai C5-C10. Kadar nan terkandung di dalam bensin bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas nan diinginkan.
Bensin sebagai salah satu bahan bakar kendaraan bermotor. Hal tersebut dikarenakan bensin merupakan bahan nan hanya terbakar dalam fase uap. Oleh sebab itu, bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan.
Dalam prosesnya bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, itu dikarenakan energi nan dikeluarkan oleh bensin dihasilkan dari proses pembakaran bensin nan diubah menjadi gerak, nan tentu saja ada tahapan-tahapannya menuju ke sana.
Pada waktu pembakaran bensin, hal nan diinginkan ialah bisa menghasilkan dorongan nan mulus pada penurunan piston. Hal tersebut bisa terjadi tergantung dari ketepatan waktu pembakaran supaya jumlah energi nan ditransferkan ke piston menjadi maksimal.
Ketepatan waktu pembakaran tersebut tergantung dari jenis rantai hidrokarbon. Kemudian setelah itu, baru bisa menentukan kualitas bensin. Jenis rantai hidrokarbon itu ialah alkana rantai lurus dan alkana rantai bercabang.
Alkana rantai lurus di dalam bensin, yaitu n-heptana, n-oktana, dan n-nonana sangat mudah terrbakar. Hal tersebut menjadikan proses pembakaran terjadi lebih cepat sebelum piston mencapai posisi nan tepat. Dampak dari proses tersebut ialah bisa menimbulkan ledakan, nan sering disebut sebagai ketukan atau knocking.
Selain itu, pembakaran awal juga bisa terjadi sebab adanya residu komponen bensin nan belum terbakar, sehingga energi nan ditransfer ke piston tak maksimal.
Selanjutnya ialah alkana rantai bercabang atau alisklik atau aromatik. Kandungan alkana bercabang dalam bensin ini ialah isooktana yang sifatnya tak mudah terbakar. Jadi, ketika terjadi pembakaran ketukan nan dihasilkan sedikit dan energi nan ditransferkan ke piston lebih besar.
Dari klarifikasi tersebut, maka bensin nan kualitasnya baik itu ialah bensin nan mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang dibandingkan dengan alkana rantai lurus. Kualitas bensin tersebut dinyatakan dalam sebuah satuan, yaitu oleh sapta oktan.
Satuan sapta oktan atau octane number ialah sebuah ukuran dari kemampuan bahan bakar buat mengatasi ketukan pada saat terjadi pembakaran di dalam mesin.
Bilangan oktan tersebut mempunyai nilai 0 nan ditetapkan buat n-heptana nan sifatnya mudah terbakar. Untuk isooktana diberi nilai 100 sebab sifatnya tak mudah terbakar.
Di dalam bensin, sapta oktan bisa ditentukan dengan melakukan uji pembakaran sampel bensin, sehingga bisa diperoleh ciri pembakaran. Kemudian, ciri tersebut dibandingkan dengan ciri pembakaran dari campuran n-heptana dan isooktana .
Jika dalam perbandingan tersebut ada ciri nan sama, maka kadar isooktana dalam percampuran tersebut bisa digunakan buat menyatakan nilai sapta oktan dari bensin nan diuji coba.
Komponen Sistem Bahan Bakar Bensin
Secara sangat mudah, sistem bahan bakar bensin mengandung beberapa komponen, yaitu adanya tangki bahan bakar bensin, filter bensin, pompa bahan bakar bensin, karburator atau injector, dan filter udara serta intake dan exhaust manipol .
1. Prosedur Kerja Mesin
Seperti kita ketahui bahwa bahan bakar bensin digunakan sebagai sumber bahan bakar nan dicampur dengan udara dalam pengapian. Hasil pengapian akan digunakan buat menggerakkan piston atau seker. Piston atau seker nan bergerak naik turun secara monoton akan digunakan buat memutar crank as melalui stang piston.
Hasil gerakan inilah nan selanjutnya secara kontinyu menggerakkan gearbox . Kemudian, gearbox diteruskan ke roda melalui rantai atau belt. Selanjutnya, sepeda motor dapat berjalan.
2. Fungsi dan Kendala Komponen Sistem Bahan Bakar Bensin
- Tangki
Tangki berfungsi sebagai loka menampung persediaan bahan bakar bensin nan dilengkapi oleh sebuah kran. Dari tangki ini, bahan bakar bensin dialirkan ke karburator atau injector . Masalah nan kemungkinan ada yaitu adanya endapan kotoran di dasar tangki.
- Filter Bensin
Filter bensin berfungsi sebagai penyaring bensin dari kotoran sehingga bensin nan masuk ke dalam karburator terjaga kebersihannya. Ada dua jalur di dalam filter bensin. Jalur satu ialah lubang nan terhubung dengan tangki ( input ) dan lubang kedua sebagai output nan terhubung ke pompa.
Kendala nan terjadi ialah kotor oleh kotoran dan endapan sehingga bensin menjadi buntu. Hambatan lain, jika filter sudah tua, membuat mesin tak dapat hayati sebab bensin tak dapat mengalir.
- Pompa Bensin
Alat ini mengalirkan bahan bakar bensin dari tangki ke karburator. Kendala nan kadang terjadi, yaitu terbawanya kotoran ke dalam pompa. Dari kotoran itu, kerja pompa menjadi berat sehingga supply bensin ke karburator terganggu. Dampak nan dirasakan ialah terkadang mesin menjadi tersendat-sendat.
Masalah kedua nan kadang timbul ialah kumparan koil sudah lemah. Akibatnya, putaran pompa menjadi berkurang sebab supply power tegangan lemah sehingga mesin menjadi tersendat.
- Karburator dan Filter Udara
Karburator dan filter udara. Fungsi karburator ialah mencampur antara bensin dengan udara nan sudah difilter oleh filter udara sehingga menghasilkan campuran sinkron kondisi kerja mesin. Di dalam karburator, ada ruang pencampur dan ruang pelampung. Hasil kerja karburator ialah pengkabutan nan disemprotkan ke dalam ruang bakar lewat intake manipol ruang pembakaran.
Kendala nan sering timbul ialah pada nosel nan terdapat dalam karburator kotor. Cara memperbaikinya sangat mudah, yaitu dengan membersihkan nosel secara rutin.
- Intake dan Exhaust Manipol
Fungsi intake dan exhaust manipol ialah memasukkan hasil pengkabutan nan dilakukan karburator ke ruang bakar di dalam silinder lewat intake manipol atau lubang masuk. Setelah terjadi pembakaran dan menghasilkan tenaga, residu gas buang hasil pembakaran dikeluarkan lewat lubang keluar atau exhaust.
Masalah nan kadang timbul hanya kebocoran pada paking exhaust. Akibatnya, oli menjadi bocor dan kotor oleh debu. Exhaust ini sering dikenal dengan knalpot. Demikian klarifikasi mengenai sistem bahan bakar bensin. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat bagi Anda.