Tikus Putih Sebagai Hewan Percobaan

Tikus Putih Sebagai Hewan Percobaan

Tikus putih merupakan hewan kecil nan sekerabat dengan tikus-tikus nan kita kenal. Jika tikus biasanya merupakan hewan nan mengganggu dan keberadaannya tak diharapkan oleh manusia, lain halnya dengan tikus berwarna putih ini. Saudara-saudaranya mengalami pembantaian massal sebab dicirikan sebagai hewan pembawa penyakit dan mengganggu kehidupan manusia.

Contohnya nan baru-baru ini terjadi, Departemen Pertanian dan Komisi Konservasi Kehidupan Hewan Liar Florida, Amerika Serikat, berusaha keras membasmi endemi tikus raksasa nan kembali muncul di wilayah tersebut. Beruntung, tikus putih merupakan golongan spesifik dari spesies Mus musculus nan bisa diambil khasiatnya oleh manusia sehingga kini banyak dibudidayakan.

Lalu, sebenarnya dari mana datangnya tikus? Apa mereka memang secara jarang tersebar di seluruh dunia? Hingga Amerika nan makmur sampai Afrika nan kelaparan, semua mengenal hewan ini?

Konon, tikus ialah binatang nan berasal dari Benua Asia dan tersebar ke seluruh global sebab manusia. Hingga kini, habitat tikus ini tersebar di seluruh dunia. Loka nan ditinggalinya juga tak pandang rupa. Mulai dari gedung perkantoran, rumah, got, loka sampah, maupun di alam bebas seprti sawah maupun hutan.

Bisa dibilang, tikus merupakan hewan nan tak peduli pada kebersihan loka tinggalnya. Namun buat urusan suhu, tikus sedikit lebih sensitif sebab secara generik hewan ini lebih menyukai loka dengan suhu lingkungan nan tinggi.



Tikus Putih sebagai Makanan Hewan Peliharaan

Pecinta reptil tentu tak asing lagi dengan tikus putih atau mencit. Salah satu reptil peliharaan nan banyak membutuhkan pakan berupa tikus putih ialah ular. Tikus putih menjadi pilihan buat pakan ular sebab tikus putih cenderung lebih jinak daripada tikus liar sehingga memudahkan ular saat memangsa.

Pemilik ular juga kondusif dari rasa was-was kalau ular peliharaannya terluka dampak cakaran atau gigitan tikus. Selain alasan keamanan buat si ular, tikus putih memang diternakkan spesifik sehingga kebersihannya lebih terjaga daripada tikus liar.

Tikus putih sekarang makin mudah dijumpai keberadaannya, baik di toko hewan peliharaan maupun langsung dijual di beberapa loka oleh peternak. Harga tikus berwarna putih nan digunakan sebagai makanan hewan peliharaan berkisar dari tiga ribu hingga lima ribu rupiah jika kita membelinya di petshop.

Tingginya permintaan tikus putih sebagai makanan hewan peliharaan membuat usaha peternakan tikus menjamur sehingga para pecinta reptil bisa memberikan asupan gizi berupa tikus pada peliharaannya dengan harga lebih murah jika langsung membelinya pada peternak tikus putih, yaitu hanya dengan harga seribu hingga seribu lima ratus rupiah.



Tikus Putih Sebagai Hewan Peliharaan

Tikus berwarna putih penampakannya memang lebih imut dan higienis daripada tikus rumah, tikus hutan, maupun tikus got, membuat orang jatuh hati pada binatang ini. Beberapa orang bahkan tak segan memilih tikus sebagai hewan peliharaan.

Sebagian masyarakat juga percaya bahwa tikus merupakan hewan keberuntungan. Selain tikus ini, tikus dengan rona bulu nan unik atau langka juga menjadi hewan peliharaan favorit. Misalnya tikus dengan rona bulu coklat (golden) atau campuran 2 rona (putih-coklat atau hitam-coklat)

Cara pemeliharaan tikus berwarna putih ini nisbi mudah. Tikus ini bisa hayati nyaman dan berkembang baik di dalam akuarium nan tebuat dari kaca, loka dari plastik. Atau kandang nan biasa digunakan oleh hamster. Bagian nan krusial dari kandang loka memelihara tikus berwarna putih ini ialah alas.

Ada beberapa bahan nan bisa dipakai buat alas kandang tikus antara lain ialah zeolit aktif. Zeolit aktif nan terlihat seperti kerikil ini bisa menyerap bau dan air sehingga kandang tikus putih tak bau dan lembab.Kelebihan lain dari zeolit aktif ialah dapat dicuci dan digunakan kembali setelah diaktivasi dengan cara pemanasan buat menguapkan air nan terperangkap dalam pori-pori zeolit atau dengan merendam zeolit pada larutan asam seperti hidrogen sulfida buat menghilangkan kotoran nan menutup pori-porinya.

Namun, sebab harga seolit aktif nisbi mahal, sebaiknya hanya tikus berwarna putih dengan nilai hemat tinggi nan dipelihara dengan alas zeolit aktif. Bahan lain nan bisa digunakan sebagai alas kandang tikus putih ialah sekam kering.

Sekam harus dalam keadaan benar-benar kering sehingga bisa menyerap air saat digunakan sebagai alas. Walaupun harganya murah, sekam tak bisa menyerap bau seperti zeolit aktif. Sekam juga harus teratur diganti jika sudah kotor dan lembab. Seperti halnya sekam, limbah dari penggergajian kayu juga bisa digunakan sebagai alas kandang tikus. Kelebihannya dibandingkan sekam, limbah kayu ini bisa menyerap air lebih banyak daripada sekam.

Untuk urusan makanan, tikus berwarna putih ini merupakan hewan pemakan daging atau binatang pemakan daging-dagingan maupun tumbuhan, jadi kita dapat memberikan berbagai macam makanan buat tikus peliharaan seperti roti, beras, atau daging.

Selain itu, ada makanan spesifik buat tikus peliharaan yaitu berupa konsentrat berbentuk bulat nan merupakan campuran antara serat sayuran, biji-bijian dan daging. Konsentrat ini memungkinkan tikus makan sinkron dengan kebiasaannya yaitu dengan mengerat. Agar tikus berwarna putih initumbuh sehat, asupan gizinya harus terpenuhi. Cara mudahnya ialah dengan memberikan variasi makanan pada tikus ini.

Perhatian spesifik nan harus diberikan oleh pecinta tikus pada peliharaannya ialah mengenai air minum. Air minum buat tikus tak boleh diletakkan pada wadah nan terbuka namun harus pada botol spesifik sehingga air tak tumpah. Alas kandang tikus nan lembap dampak air minum tumpah, mudah ditumbuhi jamur dan bakteri sehingga tikus mudah sakit. Botol air minum buat tikus bisa dibeli di pet shop atau dibuat sendiri dari botol bekas.



Tikus Putih Sebagai Hewan Percobaan

Sebagian orang mungkin menganggap tikus jenis ini menjijikkan dan sebagian lagi menyukai hewan ini sehingga menjadikannya peliharaan. Namun, ada sekelompok manusia nan mau tak mau harus berkutat dengan tikus berwarna putih. Mereka ialah peneliti dan mahasiswa khususnya nan menggeluti bidang Biologi, Kedokteran, Pengobatan, bidang kesehatan pada umumnya dan ahli-ahli peramu kosmetik.

Pemakaian tikus berwarna putih sebagai hewan percobaan telah dilakukan mulai ratusan tahun nan lalu. Tikus jenis ini digunakan sebagai wahana percobaan sebab selain ekonomis, mudah diperoleh, dan cepat berkembang biak, hewan nan juga tergolong mammalia (hewan menyusui) ini memiliki organ tubuh nan mirip dengan manusia dan mampu memberikan reaksi biologis nan tak berbeda jauh dengan manusia.

Contoh percobaan nan menggunakan tikus berwarna putih sebagai obyek percobaan antara lain di bidang pendidikan. Mulai siswa sekolah menengah hingga mahasiswa, menggunakan tikus jenis ini buat mempelajari fungsi dan struktur organ mammalia, mempelajari siklus estrus, yaitu siklus reproduksi pada betina nan mirip dengan siklus menstruasi pada wanita, juga buat melihat reaksi zat-zat tertentu, misalnya morfin.

Pada bidang kedokteran dan kesehatan, tikus berwarna putih ini digunakan buat menguji mekanisme pengobatan nan kelak akan diterapkan pada manusia. Sehingga, peran hewan pengerat ini seperti menjadi miniatur sistem biologis manusia. Pengujian kosmetik, selain dilakukan dengan cara tes dermatologis, umumnya juga dilakukan pada hewan khususnya mammalia seperti kelinci, marmut, hamster, dan tikus putih.

Tikus berwarna putih nan digunakan sebagai hewan penelitian memiliki kriteria khusus. Selain bebas penyakit atau sehat, beberapa percobaan membutuhkan hewan dengan berat nan sama, satu indukan atau dari galur tertentu.

Tikus berwarna putih ini dengan galur murni mendapatkan sertifikat nan menunjukkan bahwa hewan tersebut memiliki galur murni, sinkron dengan nan dibutuhkan dalam percobaan. Karena syarat-syarat tersebut, harga tikus nan dijual buat keperluan penelitian biasanya lebih mahal daripada tikus putih biasa.