Seputar Taman Tebing Buatan
Tahukah Anda apa itu taman tebing protesis ? Taman tebing protesis atau taman vertikal artifisial tentu berikaitan erat dengan lingkungan. Lingkungan perkotaan hampir tak menyisakan lagi huma horizontal buat alokasi ruang terbuka hijau, terutama di kampung-kampung kota besar. Pengembangan properti ke arah vertikal mau tak mau sebagai jawaban permasalahan sempitnya lahan.
Seputar Taman Tebing Buatan
Tidak hanya properti gedung bangunan bertingkat sebagai hunian manusia, ruang terbuka hijau pun ikut-ikutan mengekor. Huma tersisa nan masih dimanfaatkan dari perkembangan pesat pembangunan vertikal antara lain dinding pagar pembatas rumah, dinding gedung bertingkat, sudut-sudut rumah dan halaman rumah. Solusi buat memberikan rasa kesegaran dan estetika dari huma sempit vertikal seperti ini, yakni taman vertikal artifisial.
Penempatan
Berdasarkan lokasi penempatannya, taman vertikal artifisial dapat dibuat di dalam bangunan ( indoor ) dan luar bangunan ( outdoor ). Tempat-tempat di dalam bangunan ( indoor ) antara lain teras rumah, atrium, dan dinding rumah. Sedangkan nan termasuk di luar bangunan antara lain halaman depan, sudut-sudut halaman, pagar pembatas, teras.
Taman akan terlihat latif dan segar apabila mampu menghadirkan elemen lunak (softscape) dan elemen keras (hardscape) secara harmoni, harmonis dan seimbang. Dan hal ini berlaku buat semua taman di dalam ruang maupun di luar ruang. Yang dimaksud elemen sofscape antara lain aneka jenis-jenis tumbuhan, hewan, air, dan komposisi warna. Sedangkan nan dimaksud elemen hardscape antara lain bahan-bahan material dasar keras seperti batu-batuan alami, dinding beton, logam.
Taman vertikal artifisial di luar ruangan biasanya dibuat di bagian pagar pembatas rumah. Di wilayah pemukiman padat, seluruh bagian rumah sudah berdempetan satu sama lain. Bagian nan masih longgar pada pagar pembatas halaman depan rumah terletak di sisi kiri dan kanan. Nah, di bagian pagar sisi kanan dan kiri ini, pemilik rumah dapat membuat ruang hijauan vertikal buat dinikmati estetika dan kesegarannya.
Pagar tembok polos akan terlihat tandus, keras, gersang. Pemilik rumah nan hanya cari praktisnya saja biasanya mengecat pagar polos tersebut dengan rona hijau atau biru. Kedua rona tersebut memang memberikan perbedaan makna segar. Akan tetapi, rasa segar tersebut hanya semu. Ada beberapa pemilik rumah nan memiliki rasa seni dengan membuat gambar atau lukisan dengan objek alam. Sayangnya bahan cat tak dapat bertahan lama. Lama kelamaan akan pudar.
Selain itu, gambar atau lukisan tak memberi kontribusi iklim mikro ke sekitarnya menjadi lebih segar. Pemilik rumah nan lebih kreatif membuat tembok ber-relief. Ada nan membuat relief dengan mengambil cerita dari fable dongeng kancil dan buaya, penggalan cerita Sri Rama menggejar kijang mas, Sri Gautama sedang di bawah pohon bodhi dll.
Rancangan Desain
Kebutuhan lingkungan segar dan latif di kota-kota besar sudah meningkat level-nya setara dengan kebutuhan utama atau pokok. Pagar halaman depan di sisi kanan dan kiri dapat dimanfaatkan buat kebutuhan estetika dan kesegaran bagi orang perkotaan. Mereka pun berkreasi dengan membuat taman vertikal artifisial. Mereka terinspirasi dengan tebing-tebing beserta air terjun nan latif di lokasi wisata .
Pemilik rumah merancang desain taman vertikal dengan tema-tema tertentu. Apakah bertema alam seperti air terjun, mulut goa nan berlatar belakang stalagtit dan stalagmite , tebing jurang dll. Tema minimalis seperti hijauan polosan, pola garis-garis sederhana atau formal. Tentu, buat menentukan desain mana nan dipilih harus sinkron dengan aturan nan tersedia. Semakin banyak elemen dan pernak-pernik nan dihadirkan ke dalam taman, semakin besar biaya aturan nan dikeluarkan.
Tema air terjun lebih cocok dipakai oleh pemilik rumah nan berpenghasilan besar dan ada tenaga pakar nan merawat taman seperti ini. Tema mulut goa sangat cocok bagi pemilik rumah nan berpenghasilan menengah ke bawah dan memiliki banyak waktu luang. Sedangkan desain minimalis sangat cocok bagi pemilik rumah nan memiliki kesibukan tinggi dan tak memiliki waktu luang buat perawatan. Desain minimalis sangat fleksibel buat para pemilik rumah nan berpenghasilan rendah maupun tinggi.
1. Tema Air Terjun
Taman vertikal artifisial bertema air terjun dan kolam memiliki elemen lunak ( sofscape ) dan elemen keras ( hardscape ) nan lengkap. Gambar desain harus dihitung dengan cermat dan teliti. Kehadiran air terjun membutuhkan alat dan mesin nan memadai. Demikian juga dengan sumber energi (listrik) nan digunakan buat menggerakan mesin.
Material keras berupa campuran semen, pasir, kapur buat membuat relief tebing harus terukur komposisinya. Kekuatan beton harus mampu menahan volume air, berat tanaman dan komponen-komponen lainnya. Dengan perencanaan nan cermat, elemen keras taman bisa bertahan lama dan tak mudah rusak. Desain tebing juga harus memiliki rasa keindahan nan tinggi.
Sebagai loka menampung air terjun tentu dibuatkan kolam. Kolam ini harus memiliki sistem sirkulasi nan memadai. Apalagi kolam ini biasanya diberi ikan. Sistem sirkulasi air, filter, pompa harus dipastikan berfungsi dengan baik dan mampu memberi kehidupan bagi ikan-ikan. Sistem sirkulasi air pada kolam harus mampu mengatasi volume air nan berlebih nan disebabkan oleh faktor luar seperti limpasan air hujan.
Setelah semua sistem berjalan dengan baik, penempatan elemen lunak seperti aneka jenis tumbuhan harus terlihat tertata dan artistik. Tidak semua jenis tanaman dapat ditempatkan pada taman vertikal artifisial. Pilih jenis tanaman nan memiliki perakaran pendek, mudah diatur pertumbuhannya, perkembangan lambat, tak banyak memerlukan cahaya penuh.
Penempatan jenis-jenis tanaman harus memiliki keindahan selain kesesuaian loka tumbuh. Taman bertema air terjun dan kolam memerlukan pemeliharaan dan perawatan nan rumit. Pastikan Anda sudah memiliki orang nan pakar di bidang ini. Akan tetapi kenikmatan estetika dan kesegaran dari suara gemericik air terjun, kilauan air kolam, warna-warni ikan nan berenang kesana kemari serta kesegaran dari tanaman di tembok tidak berarti apa-apanya dibandingkan dengan biaya nan dikeluarkan.
2. Taman Vertikal Desain Minimalis
Bagi kalangan nan berpenghasilan menengah ke bawah, tak perlu iri dan risau sebab tak dapat memilih taman vertikal artifisial bertema air terjun. Bagi kalangan pemilik rumah seperti ini sebaiknya memilih taman vertikal desain minimalis. Pilih pagar hijauan dari tanaman jenis merambat nan kosmopolitan. Tanaman merambat dari homogen ara ( Ficus sp ) bisa dipilih.
Jika pemilik rumah ingin membuat pagar berrelief, pilih desain berkontur garis-garis nan dapat memudahkan penyiraman tanaman. Alasannya, sekali melakukan penyiraman, resapan air dapat terdistribusi ke banyak loka tanaman berada. Dengan demikian, dapat menghemat waktu penyiraman. Pilih jenis-jenis tanaman nan tak banyak memerlukan penyiraman rutin seperti kaktus, sukulen, anggrek epifit, paku-pakuan dataran rendah.
Desain taman vertikal artifisial tetap dapat menghadirkan kesan artistik dan segar. Kesan artistic berkaitan dengan komposisi dan ritme garis-garis nan dihadirkan pada tebing. Kita dapat meniru dari seni artdeco nan hanya berupa garis-garis sederhana, tapi mampu memiliki nilai rasa seni tinggi.
Kesegaran dapat didapatkan dari jenis-jenis tanaman nan terpilih sebab sinkron dengan kehidupannya. Dalam hal kualitas, desain minimalis tidak kalah dengan desain nan bertema alam. Huma sempit di perkotaan bukanlah alasan tak dapat menghadirkan kesegaran dan keindahan.
Itulah ulasan seputar taman tebing buatan. Semoga bermanfaat!