Sistem Saraf dan Pembagiannya
:
Cara kerja saraf berbeda dengan anggota tubuh lainnya. Hal ini sebab disparitas bentuk serta fungsinya. Sama seperti anggota tubuh lainnya nan juga memiliki karakteristik khas masing-masing dalam sistem kerjanya, sistem saraf pun juga demikian.
Seperti apakah cara kerja anggota tubuh bernama saraf ini? Artikel berikut akan membahasnya. Sebelum membahas lebih jauh tentang cara kerjanya, alangkah baiknya jika kita mempelajari pengertian serta ciri-ciri dari sel saraf itu.
Dalam sistem saraf ada nan namanya jaringan saraf serta sel saraf. Sel saraf ini merupkan bagian terkecil nan berperan membentuk sistem persarafan manusia dengan karakteristik khas nan berbeda dengan sel-sel anggota tubuh lainnya.
Pembagian Sistem Saraf
Sistem saraf disusun atas dua bagian yakni sistem saraf pusat (SSP) serta sistem saraf perifer.
a. Sistem saraf pusat (SSP)
Sistem saraf pusat ini dibagi menjadi dua bagian yakni otak serta medulla spinalis nan dikelilingi oleh tulang kranium dan juga kanal vertebral sebagai pelindungnya.
b. Sistem saraf perifer
Sistem saraf perifer ini terdiri dari semua jaringan saraf nan ada di seluruh tubuh. Sistem saraf perifer disusun dari dua bagian yakni saraf cranial serta saraf spinal nan keberadaannya buat menghubungkan antara otak dan medulla spinalis dengan efektor dan reseptor.
Karakteristik Saraf
Sel saraf memiliki nama ilmiah ‘neuron’. Seperti sudah disebutkan di atas, bahwa sel ini tak sama dengan sel-sel tubuh lainnya. Jaringan saraf nan terdiri dari neuron-neuron ini mempunyai ciri atau karakteristik spesifik yakni memiliki juluran sitoplasma nan lumayan panjang. Di samping dibentuk oleh neuron, saraf juga dibentuk oleh sel bernama neuroglia nan ada di sistem saraf bagian pusat.
Sel-sel saraf pada manusia ada di seluruh anggota tubuh. Dalam neuron atau sel saraf ada bagian nan namanya sitoplasma. Dalam sitoplasma ini terdapat beberapa unsur pembentuknya yakni ribosom, mitokandria, reticulum endoplasma, serta badan golgi.
Dari mana neuron mendapatkan makanan? Neuron memperoleh asupan makanan lewat sel neuroglia nan bertugas menyelubunginya. Jika sitoplasma mengandung badan golgi riboson dan beberapa unsur pembentuk lainnya, maka neuron sendiri terdiri dari dendrite, akson serta badan sel.
Dendrit ialah gabungan dari beberapa serabut sitoplasma nan memiliki tugas menyampaikan rangsangan ke badan sel. Akson sendiri merupakan wujud dari serabut sitoplasma nan tunggal. Tugas dari akson ini ialah mengambil rangsangan meninggalkan badan sel. Bentuk akson nan di bagian ujung dapat membentuk cabang-cabang nan disebut dengan terminal akson.
Antara terminal akson dengan terminal akson lainnya, antara neuron dengan neuron lainnya disebut dengan sinapsis. Sinapsis ini meneruskan tugas secara estafet dengan membawa rangsangan ke sel saraf lainnya.
Sistem Saraf dan Pembagiannya
Untuk dapat mendukung anggota tubuh lainnya melakukan berbagai aktifitas secar normal, dalam sistem saraf terdapat metode pembagian tugas di setiap bagiannya. Setiap sel memiliki tugas masing-masing nan harus dilaksanakan dengan baik.
Ibarat sebuah pabrik pembuat sepatu, ada karyawan nan bekerja sebagai desainer, ada nan bertugas membuat kerangkanya, ada nan bagian memberikan labelnya, ada nan di posisi pengepakan dan sebagainya. Antara satu bagian dengan bagian lain harus dapat bekerja sama dengan baik sehingga dapat memberikan akibat positif pada output nan akhirnya perusahaanlah nan mengeruk laba.
Begitu pula dengan sistem saraf nan memiliki beberapa bagian dengan job desk masing-masing. Antara satu sel dengan sel lainnya membentuk sebuah harmoni nan latif nan akhirnya manusia dapat beraktifitas sehari-hari dengan lancar tanpa ada kendala berarti. Jika ada satu sel saja nan ‘ngembek’ tak mau melaksanakan perintahnya, akibatnya dapat fatal.
Misalnya pada awalnya kedua bola mata dapat berkedip atau menutup secara bersamaan, akan tetapi sebab ada sel saraf nan tak menjalankan fungsinya dengan baik akhirnya satu mata menutup sedangkan satunya lagu membuka. Sebuah keadaan nan tak biasa. Mengerikan. Kondisi seperti ini contohnya terjadi pada pasien nan mengidap penyakit Bells Palsy.
Sistem saraf terbagi menjadi lima bagian, yakni:
1. Sel reseptor, ini ialah sel saraf nan berposisi sebagai resepsionis atau penerima tamu. Setiap informasi selalu melalui sel ini. Karena berfungsi sebagai penerima tamu, maka letaknya ada di panca indra misalnya di bagian mata, telinga, hidung, dan sebagainya.
2. Sel efektor, ini ialah sel saraf nan berposisi di bagian kedua setelah sel asptor. Sel ini fungsinya buat menanggapi rangsangan atau stimulus nan diterima. Sel efektor ini terdiri dari otot dan kelenjar.
3. Sel saraf sensoris, ini ialah bagian dari sistem saraf nan bertugas sebagai ‘kurir’ nan membawa informasi atau rangsangan ke otak.
4. Sel saraf motorik , jika sel saraf sensorik bertugas membawa informasi atau rangsangan ke otak, maka sel saraf motorik ini nan bertugas mengambil atau memabawa rangsangan atau pun infromasi dari otak.
5. Sel saraf konektor, inilah sel saraf nan memiliki tugas menggabungkan antara sel saraf satu dengan sel saraf lainnya.
Cara Kerja Saraf
Bagaimana sel saraf menunaikan tugasnya? Pertama-tama rangsangan atau stimulus dari luar diterima oleh ‘resepsionis’ nan bernama sel saraf reseptor. Selanjutnya dari sel penerima diteruskan ke sel saraf sensoris.
Dari saraf sensoris perjalanan berlanjut menuju ke otak dan sebelumnya rangsangan ini melalui ‘daerah kekuasan’ sel saraf konektor. Di bagian otak ini informasi nan baru datang diolah sedemikian rupa termasuk pula diterjemahkan hingga muncul jawaban atas informasi nan diterima tadi.
Dari jawaban terhadap informasi nan diterima akhirnya informasi ini diteruskan dari otak ke sel-sel motorik nan akhirnya menerjemahkan informasi ini dalam suatu gerakan tertentu. Itu ialah proses terjadinya sebuah gerakan nan direncanakan atau dalam kategori normal.
Bagaimana dengan alur terjadinya mobilitas refleks ? Mobilitas refleks ialah mobilitas nan terjadi secara tiba-tiba. Munculnya gerakan terjadi dalam rentang waktu sepersekian detik. Pada mobilitas nan terjadi secara tiba-tiba ini, rangsangan atau impuls nan ada tak melalui jalur generik seperti pada gerakan biasa, tapi melalui jalur pintas.
Alurnya dari ‘penerima tamu’ nan bernama reseptor tadi, kemudian diteruskan secara langsung dari saraf sensoris ke saraf pusat. Informasi ini kemudian diterima oleh saraf penghubung atau asosiasi tanpa ada pengolahan terlebih dulu di dalam otak nan selanjutnya akan meneruskannya ke bagian bernama efektor nan berupa otot dan kelenjar diteruskan ke saraf motorik.
Perjalanan informasi nan tak mengambil jalan generik seperti biasanya ini melewati jalan pintas bernama Lengkung Refleks. Gerakan impulsif atau refleks bisa dibedakan atas refleks sumsun tulang belakang serta refleks otak.
Jika refleks sumsun tulang belakang terjadi jika sel saraf saraf penghubung ada di sumsum tulang belakang misalnya di gerakan impulsif nan ada pada lutut. Sedangkan refleks otak diartikan jika saraf penghubung atau asosiasinya ada di dalam otak. Contoh dari refleks otak ini ialah gerakan mengedip, mata menyempit sebab silau dengan sinar nan ada dan sebagainya.
Demikian klarifikasi cara kerja saraf secara singkat. Semoga bermanfaat.[]