Alat Musik Tradisional Bali
Apa nan Anda pikirkan ketika mendengar nama Bali? Mungkin Anda akan langsung membayangkan estetika alam, tarian adat Bali, atau malah terngiang-ngiang suara khas nan dihasilkan dari alat musik adat Bali . Ya, pulau nan satu ini memang memiliki banyak karakteristik khas nan tentunya tidak dapat dilupakan, termasuk kesenian musiknya.
Alat Musik Tradisional Bali
Musik tradisional Bali umumnya mengiringi tari-tarian adat Bali nan sudah terkenal di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di mancanegara. Namun, tidak sporadis pula musik adat Bali ini mengiringi berbagai acara atau upacara penting, seperti pernikahan, penyambutan tamu, atau bahkan kematian.
Mungkin sebagian dari Anda akan bertanya-tanya, alat musik tradisional seperti apa nan dimiliki Bali hingga menghasilkan bunyi-bunyian nan begitu khas. Sebenarnya, alat musik Bali nyaris tak jauh berbeda dengan alat musik tradisional di daerah-daerah lain. Hanya saja alat-alat musik tersebut memiliki ciri tersendiri dan dimainkan dengan cara nan unik.
Di Bali ada majemuk jenis alat musik tradisional nan menjadi bukti diri mereka dan harus terus dilestarikan. Beberapa di antaranya mungkin sudah cukup familiar bagi Anda, tapi mungkin ada juga nan masih asing di telinga Anda. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan macam-macam alat musik nan dapat dengan mudah ditemukan di Bali.
Gamelan Bali
Saat mendengar kata gamelan, benak Anda mungkin akan langsung membayangkan alat musik khas Jawa . Ya, gamelan Bali dan gamelan dari Jawa memang nyaris tak ada bedanya. Gamelan ialah kesatuan dari berbagai alat-alat musik nan dimainkan bersamaan sehingga menimbulkan suara nan dinamis.
Gamelan biasanya terdiri dari instrumen nan terbuat dari logam dan bambu, seperti bonang, gong, sarong, suling, kendang, dan masih banyak lagi.
Lalu apa bedanya dengan gamelan Bali? Salah satu perbedaannya terletak pada bentuk alat musiknya. Misalnya, bilah saron di gamelan Bali umumnya lebih tebal daripada gamelan Jawa.
Perbedaan lainnya ialah cara memainan gamelan Bali biasanya memiliki ritme nan lebih cepat daripada gamelan Jawa. Gamelan Bali sendiri ada beberapa macam berdasarkan jenis alat musik maupun cara memainkannya. Contohnya saja gamelan gong kebyar, gamelan jegog, dan gamelan angklung.
Gamelan gong kebyar
Gamelan gong kebyar syahdan baru ditemukan sekitar tahun 1912 di Bali, tepatnya di desa Jagaraga, Buleleng. Alat musik ini dinamai gamelan gong kebyar sebab disesuaikan dengan cara bermain atau mengolah musiknya. Kebyar sendiri diartikan sebagai suara nan dapat menimbulkan kekagetan.
Gamelan kebyar dimainkan dengan mengandalkan tabuhan nan dinamis, terkesan keras, dan biasanya dengan tempo cepat seolah sedang ingin menumbuhkan semangat. Gamelan gong kebyar ini sendiri kerap dimainkan buat mengiringi tari-tarian atau upacara tertentu.
Gamelan jegog
Dinamai gamelan jegog sebab di dalamnya memang terdapat alat musik adat Bali nan bernama jegog, yaitu instrumen musik nan sudah menjadi karakteristik khas daerah Jembrana, Bali. Jegog sendiri muncul sebab keadaan alam di wilayah tersebut.
Jembrana Bali terkenal sebagai wilayah nan cukup kering. Di daerah ini, tumbuh pohon-pohon bambu berukuran besar. Di masa lalu, disebutkan bahwa seorang artis asal Jembrana ingin membuat suatu alat musik. Karena Jembrana memiliki banyak pohon bambu, maka artis tersebut ingin memanfaatkan bambu sebagai alat musik. Dari sinilah lahir jegog nan kemudian menjadi karakteristik khas Jembrana.
Jegog ialah alat musik pukul dengan ukuran nan cukup besar, terbuat dari bilah-bilah bambu dengan ukuran nan berbeda buat menghasilkan suara nan berbeda pula. Pada gamelan jegog, salah satu karakteristik khasnya ialah musik dimainkan dengan tempo nan sangat cepat, tepat, dan keras.
Gamelan angklung
Sama seperti gamelan jegog, gamelan angklung dinamai demikian sebab di dalamnya memang terdapat alat musik angklung. Bedanya, bila gamelan jegog dimainkan dengan tempo cepat dan keras, gamelan angklung umumnya dimainkan dengan tempo nan lebih pelan.
Kesenian gamelan angklung ini dilestarikan di daerah Gianyar, Bali. Bila biasanya musik gamelan mengiringi tari-tarian, gamelan angklung ini dimainkan pada sebuah upacara pembakaran mayat atau nan sering kita kenal dengan istilah ngaben. Maka tidak heran apabila nada atau suara musik gamelan angklung ini akan terdengar begitu melankolis dan menyedihkan.
Ceng-ceng
Ceng-ceng mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Namun bila Anda pernah melihat pertunjukan kesenian musik Bali, mungkin Anda sudah pernah melihatnya, hanya saja Anda tak tahu apa nama instrumen tersebut. Pada gamelan Bali, suara instrumen ceng-ceng inilah nan membuat gamelan Bali terdengar berbeda dari gamelan Jawa.
Ceng-ceng ialah alat musik adat Bali seperti simbal nan terbuat dari logam dan dimainkan dengan cara ditepuk-tepukkan. Ceng-ceng berukuran kecil dan memiliki diameter sekitar 10 cm. Cara memainkannya pun agak berbeda dari simbal nan biasa kita lihat pada sebuah marching band .
Ceng-ceng berupa dua logam pipih, salah satunya diletakkan pada sebuah perangkat penyangga, lempengan logam lainnya dipasang di telapak tangan, setelah itu barulah logam di tangan dipukul-pukulkan pada lempengan ceng-ceng nan diletakkan di penyangga. Biasanya dalam satu perangkat ada 6 buah lempengan logam bawah dan 2 lempengan logam atas (yang dipakai di tangan nan berfungsi sebagai pemukul).
Rindik
Alat musik tradisional Bali lainnya ialah Rindik. Instrumen ini terbuat dari bilah-bilah bambu dengan panjang nan bhineka dan dimainkan dengan cara dipukul. Bila Anda pernah ke Bali dan menginap di hotel, mungkin Anda dapat menemukan kesenian nan satu ini, sebab Rindik biasanya dimainkan di hotel buat menyambut tamu atau menghiburnya.
Tak hanya itu, biasanya Rindik juga dimainkan buat mengiringi beberapa acara, seperti acara pernikahan dan juga pertunjukan joged Bumbung. Joged Bumbung sendiri dibawakan oleh penari wanita. Di tengah-tengah pertunjukkan, si penari ini akan mengajak penonton pria buat kemudian menari bersama.
Pereret pengasih-asih
Alat musik adat Bali nan terakhir kita bahas ialah pereret pengasih-asih. Pereret pengasih-asih ialah alat musik homogen terompet nan terbuat dari kayu. Seperti halnya terompet, alat musik nan berasal dari Jembrana, Bali, ini dimainkan dengan cara ditiup sehingga menghasilkan suara nan terdengar merdu.
Namun ada nan menarik dari pereret pengasih-asih ini. Pereret sendiri ialah sebutan buat terompet dari kayu, sementara pengasih-asih berarti guna-guna atau pelet. Jadi, syahdan alat musik pereret pengasih-asih ini dimanfaatkan oleh seorang pria buat memelet atau mengguna-gunai gadis nan disukainya.
Si pria ini akan meniup pereret pengasih-asih di loka tinggi di sebuah pohon pada malam hari. Jadi suara terompet ini akan mengalun sayup-sayup hingga di kejauhan. Tentu saja, sebelum ditiup, terompet ini sudah diberi kekuatan mistik atau guna-guna oleh seorang dukun.
Konon kabarnya gadis nan terkena guna-guna akan sulit tidur di malam hari ketika mendengar alunan pereret pengasih-asih. Ia pun sering membayangkan si pria nan mengguna-gunainya dan akhirnya jatuh cinta pada pria tersebut. Gadis nan menjadi korban guna-guna inipun hanya punya dua pilihan, menikah dengan si pria atau menjadi gila. Semoga informasi mengenai alat musik adat bali ini dapat menambah khasanah pengetahuan Anda.