Lagu Iwan Fals dan Kritik Sosial
Indonesia sudah banyak melahirkan banyak para artis nan menghasilkan karya-karya bagus dan membanggakan. Seperti pelukis terkenal Affandi atau penulis lagu Gesang. Dua orang itu ialah artis hebat nan memang “merelakan” seluruh hidupnya buat global seni di Indonesia. Mereka benar-benar berkarya dan menciptakan begitu banyak estetika buat dinikmati oleh orang banyak. Walau selama hayati mereka tidak begitu mapan dari segi ekonomi, mereka tetap senang dalam kesederhanaannya itu. Selain dua orang tua nan sangat hafal asam garam global seni di Indonesai ini, Indonesia juga memiliki seniman-seniman muda nan karyanya juga tak kalah diperhitungkan, diminati dan membanggakan. Salah satunya ialah musisi terkenal, Iwan Fals. Sebagai musisi, Iwan Fals banyak menciptakan lagu-lagu berkualitas. Lagu Iwan Fals pun berbeda dari lagu-lagu musisi Indonesia lainnya.
Lagu Iwan lawan Lagu Masa Kini
Lagu-lagu zaman tahun 1990-an dan lagu-lagu zaman sekarang sudah tentu sangat berbeda. Apalagi kalau lirik lagu-lagu itu dibandingkan dengan lirik lagu-lagu nan sedang digandrungi oleh anak muda sekarang. Lirik lagu-lagu Iwan terasa seperti langit dan bumi. Lagu anak muda sekarang nan lebih memfokuskan pada pengungkapan perasaan sehingga banyak nan merasa galau, sangat bertolak belakang dengan apa nan diungkapkan seorang Iwan dalam lagunya. Perlu berpikir keras buat memahami apa nan dikatakan oleh Iwan lewat lagu-lagunya.
Penampilan nan biasa saja bahkan terlihat garang juga berbeda dengan penampilan para penyanyi pria zaman sekarang. Iwan tampil hanya dengan gitarnya nan juga biasa. Jeans biasa dan kaos biasa. Anak muda sekarang tampil pebuh dengan warna-warni baju dengan segenap aksesoris nan begitu ramai. Setiap zaman memang mempunyai penyanyinya masing-masing dengan mengusung majemuk kisah nan berbeda. Tak perlu terlalu dirisaukan walaupun terkadang cukup mengenaskan melihat dan mendengar nada-nada lagu anak muda nan hanya berpusat pada pengungkapan perasaan semata. Seolah global hanya berupa kisah tentang perasaan diri sendiri dan ingin orang lain tahu tentang hal itu.
Padahal global ini lebih dari sekedar memahami perasaan sendiri. Masih banyak hal nan dapat dikerjakan dan dipikirkan selain mengungkapkan perasaan. Bumi dan seisinya termasuk lingkungan nan semakin rusak ialah di antara hal-hal nan dapat menjadi agenda pemikiran. Dari pemikiran itu, setiap karya seni dapat dibuat dengan tujuan menggugah pemikiran orang lain agar mau dan mampu melakukan sesuatu buat orang lain dan bukan hanya berpikir bagaimana orang lain paham terhadap dirinya.
Biografi Iwan Fals
Nama aslinya ialah Virgiawan Listanto. Lahir di Jakarta pada 3 September 1961. Ia ialah seorang legenda musik Indonesia nan banyak melahirkan karya-karya berupa lagu. Lagu Iwan Fals sebagian besar memiliki tema tentang kehidupan masyarakat. Tema-tema lumrah nan terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sekelompok masyarakat, di manapun mereka berada niscaya erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan. Seperti permasalahan ekonomi, politik, keagamaan, serta sosial. Permasalah itulah nan banyak menginspirasi Iwan Fals buat menciptakan lagu-lagunya. Nada-nada nan mengiringi lirik-lirik itu cukup sederhana walaupun kalau lagu itu dinyanyikan oleh orang lain akan terdengar sedikit ‘aneh’. Rasanya mungkin lagu Iwan Fals itu hanya cocok dinyanyikan oleh Iwan sendiri. Terdengar sangat egois mungkin, tetapi sementara ini memang belum ada satu penyanyi Indonesia pun nan mampu menyanyikan lagu-lagu Iwan sebaik ketika Iwan sendiri nan mendendangkannya.
Melalui lagu, Iwan Fals menyampaikan keluhan serta rasa kecewanya terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Iwan Fals menjadikan lagunya sebagai kritik sosial nan rata-rata ditujukan bagi pemerintah nan tengah berkuasa. Kritikan nan cukup pedas sehingga tak sporadis Iwan Fals harus berhadapan secara langsung dengan aparat. Para pencinta Iwan juga paham kepada siapa lagu-lagunya ditujukan dan siapa saja nan telah menjadi inspirasi Iwan dalam menuliskan lagu-lagunya.
Sebagai seorang musisi nan rata-rata manciptakan dan membawakan lagu-lagu bertemakan sosial Iwan Fals memiliki penggemar fanatiknya sendiri. Sebagian besar penggemar Iwan Fals menyukai musisi itu sebab lagu Iwan Fals dianggap mewakili suara hati rakyat-rakyat kecil. Mereka merasa apa nan mereka pikirkan tersalurkan lewat apa nan Iwan Fals ungkapkan melalui setiap kawat gitar dan nada-nada tinggi rendah suaranya nan khas.
Hal itu dengan sendirinya memunculkan kharisma nan dimiliki oleh Iwan Fals, terlebih dimata para penggemarnya. Para penggemarnya nan tergabung dalam Oi atau Orang Indonesia sangat mengagumi karya-karya dari Iwan Fals.
Iwan Fals sepertinya memang terlahir dengan kepekaan terhadap permasalahan sosial nan terjadi di masyarakat. Iwan Fals tumbuh sebagai pribadi nan sederhana. Kesederhanaannya dalam bermusik maupun kehidupan sehari-harinya menginspirasi banyak orang buat hayati secara sederhana. Seruan tentang kebaikan dan berbuat baik antar sesama juga tak pernah lewat disuarakan oleh Iwan Fals dalam setiap lagu-lagunya.
Iwan Fals nan orangtuanya berasal dari latar belakang militer tumbuh menjadi anak nan cukup kritis dan tak terlalu bahagia dikekang walaupun ia tetap fokus dalam hidupnya. Iwan ialah pemegang sabuk hitam ilmu bela diri. Tak mungkin ia dapat mendapatkan ilmu bela diri nan mumpuni itu tanpa adanya disiplin diri nan tinggi. Iwan pernah mengamen demi mendapatkan rupiah demi rupiah.
Kisah hidupnya nan unik malah pernah difilmkan. Hal ini tak lain sebagai kelanjutan dari melambungnya nama Iwan di global hiburan Indonesia setelah lagu Umar Bakrie-nya mendapat sambutan nan sangat luar biasa dari para penikmat musik Indonesia. Tak pelak pada masa tahun 1990-an, Iwan seolah menjadi penguasa tangga lagu Indonesia. Lagu-lagu Iwan sangat puitis dan hal ini sangat sinkron dengan zaman itu ketika banyak kekangan nan diterapkan oleh pemerintah. Banyak misteri generik nan membuat rakyat menjadi muak tetapi tidak tahu apa nan harus dilakukan. Mereka takut tapi juga tak tahan dengan rasa takutnya sehingga ingin memberontak.
Lagu Iwan Fals dan Kritik Sosial
Darah seni sudah seperti anugerah nan Tuhan berikan kepadanya. Sejak sekolah menengah pertama, Iwan sudah mampu menciptakan lagu. Kemampuannya bermain gitar pun sudah sangat mumpuni. Keahlian nan secara insting dimilikinya tersebut ia gunakan buat mencari uang. Iwan Fals kecil ialah seorang pengamen.
Mengamen membentuk kepribadian Iwan Fals menjadi seorang nan peka sosial. Kehidupan jalanan nan cukup keras itulah nan membuat Iwan Fals banyak menciptakan lagu-lagu nan mengandung kritik sosial. Seperti salah satunya ialah Umar Bakrie.
Iwan sangat tahu bagaimana begitu banyak orang nan tak mampu makan bahkan sekali sehari sebab memang tak mempunyai uang sepeser pun. Sebaliknya, orang-orang nan tinggal di rumah-rumah besar di daerah elit mampu membeli makanan seharga satu bulan makan orang miskin hanya buat sekali makan. Fenomena ini sangat menyakitkan. Oleh sebab itu, Iwan menyalurkan apa nan dirasakannya lewat lagu-lagu nan nyentrik dan sangat mengena ke hati sanubari orang-orang kecil.
Orang-orang pinggiran itu tidak dapat membeli selembar baju sehingga baju mereka berbau dan tidak karuan. Sebaliknya, orang-orang kaya itu mampu membeli sebuah pakaian seharga ratusan lembar pakaian nan sanggup dibeli oleh orang miskin setahun sekali. Itupun baju bekas. Sungguh suatu fenomena nan sangat miris nan tidak akan mampu menyentuh hati orang nan tidak mempunyai insting nan peka.
Album-album Iwan Fals
Lagu Iwan Fals pertama kali dialbumkan oleh perusahaan ABC Records. Albumnya nan pertama berjudul Yang Muda Yang Bercanda I . Album ini ialah “hadiah” dari LHI atau Forum Humor Indonesia. Saat itu Iwan Fals menjuarai festival nan diadakan oleh LHI. Album Yang Muda Yang Bercanda I berhasil dan LHI kembali melahirkan album selanjutnya berjudul Yang Muda Yang Bercanda II.
Album ini menjadi bersejarah sebab album inilah nan mengantarkan lagu Iwan Fals dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia. Di album pertamanya ini, ejaan nama Iwan Fals masih Iwan Fales. Berawal dari album pertamanya itulah, kemudian lahir album-album Iwan Fals selanjutnya nan berisikan lagu-lagu karyanya.
Dari 1979 hingga 2007 Iwan Fals telah menghasilkan 34 album. Saat ini, Lagu Iwan Fals bukan hanya bertemakan permasalahan sosial nan bersifat mengkritik. Iwan Fals lebih mau berkompromi dengan keadaan. Lagu-lagu bertema cinta nan berlirik manis pun kini sudah sering dinyanyikannya. Hal ini terjadi setelah anak pertamanya, Galang Rambu Anarki, meninggal dunia. Iwan terlihat lebih lembut dan tak lagi garang.
Keberanian Lagu Iwan Fals
Lagu Iwan Fall sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Penyanyi nan bernama orisinil Virgiawan Listanto ini memang sudah menelurkan berbagai lagu sejak tahun 70an. Perjalanan karirnya nan panjang, merupakan salah satu bukti bahwa eksistensinya di bidang musik tak perli diragukan lagi.
Bermula sebagai penyanyi jalanan, lagu Iwan Fals sukses menembus dapur rekaman dengan lagunya Oemar Bakrie nan sangat unik. Karakteristik khasnya dengan menggunakan gitar akustik serta keberaniannya buat menyampaikan kritik pada penguasa melalui syairnya mengantarnya buat menjadi musisi terkenal.
Melawan Arus
Keberanian lagu Iwan Fals nan menentang tren lagu bertema cinta cengeng saat itu, merupakan sebuah nilai tambah tersendiri bagi penyanyi kelahiran 3 September 1961 ini. Tema perlawanan dan suara kaum pinggiran banyak mengisi lagu-lagu ayah dari Annisa Cikal Rambu Bassae ini.
Sosok dan lagu Iwan Fals pun menjadi ikon perlawanan pada penguasa. Akibatnya, beberapa kali ijin pentas diganjal perijinan sebab ketakutan sebagian pihak atas keberanian syair lagu Iwan Fals nan dianggap provokatif. Namun, semua pelarangan dan pencekalan dari penguasa justru menjadikan nama Iwan Fals semakin meroket sebagai sosok nan anti kemapanan dan memperjuangkan keadilan rakyat.
Keberanian Lagu Iwan Fals
Di tengah sikap represif penguasa Orde Baru, lagu Iwan Fals tak pernah jauh dari tema perlawanan. Salah satu lagu Iwan Fals nan oleh penguasa dianggap provokatif ialah lagu berjudul 'Bongkar'. Lagu ini dinyanyikannya bersama kelompok SWAMI. Kelompok ini beranggotakan Iwan, Sawung Jabo, Naniel, Jockie Suryoprajogo, Setiawan Djody, Inisisri dan juga WS Rendra.
Dalam lagu Bongkar, Iwan Fals lantang menyerukan bahwa rakyat harus berani buat bergerak ke jalanan manakala keadilan nan diharapkan dari pemerintah sudah tak ada. Penindasan dan kesewenang-wenangan penguasa pada rakyat harus dilawan.
Demikian pula protes Iwan Fals saat memprotes tentang defleksi Hak Pengelolaan Hutan. Kegundahaannya pada pengusaha nan membabat hutan Indonesia, disampaikan melalui lagu berjudul 'Isi Rimba Tak Ada Loka Berpijak'. Lagu ini dinyanyikannya pada tahun 1992.
Demikian pula ketika musibah terjadi di Indonesia. 'Celoteh Camar Totol Tolol dan Cemar', dinyanyikannya buat mempertanyakan proses penanganan pada musibah kapal Tampomas II nan terbakar. Sedangkan lagu '1910', diciptakannya, ketika pemerintah terkesan cuci tangan ketika tragedi kecelakaan kereta di Bintaro terjadi pada 19 Oktober 1987.
Sebuah lagu pun diciptkannya buat mengenang Udin, seorang wartawan harian Bernas Yogyakarta. Udin meninggal secara misterius, setelah tulisannya di koran mengangkat kasus korupsi nan dilakukan oleh Bupati Bantul, Sri Roso Soedarno pada saat itu. Kasus itu pun hingga kini tak pernah terungkap dengan jelas. Iwan menyoroti tragedi tersebut melalui sebuah nyanyian berjudul “Lagu Untuk Penyaksi”.
Tidak sedikit lagu Iwan Fals nan memiliki tema tentang kepekaan pada masalah nan terjadi di sekitarnya. Hal ini menjadi sebuah bukti, bahwa Iwan bukan sekedar musisi nan berdiri di menara gading dan bernyanyi buat mengeruk uang. Melainkan seorang musisi nan bernyanyi buat memperjuangkan keadilan sosial pada masyarakat nan ada di sekitarnya.