Daya Tarik Objek Wisata Bromo
Indonesia nan kaya dengan gunung berapi memang berisiko dengan bahaya letusan dan semburan awan panasnya nan bisa menjadi bencana. Namun, gunung berapi ternyata juga bisa menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah daerah dengan dijadikannya sebagai obyek wisata nan menarik. Obyek wisata bromo nan terletak di Jawa Timur justru mendapat banyak kunjungan wisatawan saat gunung itu batuk dan menunjukkan aktivitasnya.
Seperti diakui banyak pemilik penginapan maupun biro travel penyelenggara wisata, jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo melonjak naik begitu gunung berapi itu dinaikkan statusnya dari siaga ke awas.
Beberapa gunung berapi lainnya nan berada dalam jalur Gunung Merapi memang sempat meningkat aktivitas vulkanisnya menyusul meletusnya Gunung Merapi nan terletak di ujung utara Yogyakarta itu. Namun, inilah daya tarik wisata pegunungan di Indonesia.
Sejak naiknya aktivitas vulkanis di Gunung Merapi, Yogyakarta, sejumlah gunung berapi di Indonesia nan terletak atau berada pada jalurnya turut meningkat aktivitasnya. Gunung ini termasuk golongan gunung nan mengeluarkan lava dengan cara erupsi sentral, di mana lava akan keluar melalui terusan kepunden atau diatrema .
Hasil dari erupsi inilah nan menyebabkan terbentuknya gunung strato atau disebut juga gunung barah berlapis, di mana erupsi nan terjadi tergolong ke dalam jenis erupsi campuran. Genre lava nan kental ketika akan keluar segera menjadi padat dan akhirnya tak bisa mengalir cukup jauh dan tertahan di daerah sekitar puncak. Tumpukan lava ini membuat gunung strato semakin lama semakin tinggi dan meruncing.
Pada saat meletus, gas nan terbentuk dalam magma tersebut akan mendorong lava dan material lainnya menyembur ke udara. Materi ini akan terpecah menjadi partikel-partikel dan gumpalan-gumpalan nan berpijar nan bisa menghanguskan. Oleh sebab itu, hal ini patut diwaspadai, terutama oleh penduduk sekitar nan tinggal di lereng-lereng gunung berapi nan merupakan daerah rawan bencana.
Gunung Anak Krakatau di Jawa Barat juga sempat naik aktivitasnya. Begitu juga dengan Gunung Bromo di Jawa Timur bahkan sempat dinaikkan statusnya dari siaga ke awas.
Namun, justru dengan meningkatnya aktivitas vulkanis mengundang minat wisatawan buat berkunjung dan menyaksikannya. Baik wisatawan domestik maupun asing bertambah jumlahnya nan berkunjung ke Bromo.
Paling Memikat
Gempa vulkanis tentunya menyebabkan akibat terhadap permukaan bumi. Berikut ini ialah beberapa akibat nan terjadi dampak gempa vulkanis terhadap permukaan bumi.
- Ledakan pada kepundan menyebabkan terjadinya lubang besar nan disebut kaldera di puncak gunung api.
- Bila kaldera nan terbentuk berukuran sangat besar, sehingga lubangnya menjadi danau besar, maka disebut kaldera. Contoh kawah ialah Danau Toba, nan terbentuk dampak letusan Gunung Toba.
- Terjadinya anak gunung berapi.
Dampak dari letusan gunung vulkanik tersebut, terbentuklah tanah vulkanik. Tanah vulkanik, yaitu lapisan bumi nan terbentuk dari materi-materi letusan gunung berapi nan telah lapuk. Tanah vulkanik sangat fertile sebab mengandung unsur-unsur hara nan tinggi. Kita dapat menjumpai tanah vulkanik di wilayah-wilayah sekitar lereng gunung berapi.
Ketika sebuah gunung barah meletus, ia akan memuntahkan aneka partikel nan panas ke udara. Kemudian, menyebar ke lingkungan sekitarnya. Salah satu material nan dikeluarkan gunung barah ialah abu vulkanis.
Ketika pertama kali muncul, abu nan sangat panas dan pekat ini dapat membahayakan, sehingga harus dihindari. Namun, begitu kondisi mendingin, abu nan melapisi permukaan tanah tersebut akan menunjukkan keajaiban dalam meningkatkan kesuburan.
Tanah vulkanik dibentuk dengan tambahan abu vulkanik dari gunung berapi nan meletus. Abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahan mineral.
Lapisan tanah nan dilapisi abu tersebut kemudian menjadi sangat kaya mineral dan dapat menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk. Namun, jika tanah vulkanis diberi tambahan pupuk organik atau kotoran hewan, kondisinya akan semakin prima.
Tidak mengherankan jika banyak orang nan tetap memilih buat tinggal di sekitar gunung berapi. Meskipun gempa bumi vulkanik dan letusan gunung berapi sangat menakutkan dan membahayakan, khasiatnya sangat banyak, salah satunya menyuburkan tanah, sehingga penduduk dapat menjadikan lahan-lahan di lerengnya sebagai lokasi pertanian nan menjanjikan.
Objek wisata bromo merupakan salah satu wisata pegunungan nan paling memikat di Indonesia. Dibandingkan objek wisata pegunungan lainnya, kawasan Bromo memang terlihat khas dan unik. Di antaranya terdapatkan lautan padang pasir nan cukup luas nan mencapai sekitar 10 km. Padang pasir ini tentu berasal dari semburan lava Bromo.
Selain itu, di Gunung Bromo kita juga bisa menyaksikan bentangan kaldera cukup luas nan begitu menakjubkan. Apabila kita melihatnya pada pagi hari saat matahari terbit, kita akan bisa menyaksikan sebuah pemandangan nan begitu memesona. Selain proses kemunculan matahari terbit nan menawan, bayangannya nan menerpa kawasan kaldera makin menambah pesona alam itu.
Begitu juga dengan pemandangan alam maupun obyek wisata lainnya di kawasan Bromo, terbilang cukup variatif. Di kawasan ini pun kita bisa berkemah menikmati estetika alam dengan berbagai burung dan binatang langka.
Selain itu, fasilitas nan tersedia di obyek wisata Bromo juga terbilang lengkap. Dari sewa kuda hingga sewa mobil hardtop bila kita tak ingin kelelahan menikmati banyaknya obyek di sana. Di kaki Bromo juga terdapat berbagai hotel dan penginapan, serta toko cinderamata bagi pengunjung nan membutuhkannya.
Daya Tarik Objek Wisata Bromo
Memang ada beberapa gunung nan terdapat di pegunungan Bromo. Di antaranya Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Kursi, Gunung Widodaren, Gunung Watangan, dan Gunung Pananjakan. Puncak Gunung Bromo merupakan nan agak rendah dibandingkan gunung-gunung lainnya di kawasan Tengger ini, yaitu sekitar 2.392 meter.
Namun, di puncak Bromo terdapat sebuah kaldera nan cukup besar, dengan garis tengah sekitar 800 meter. Saat aktif, kaldera ini akan mengeluarkan asap nan cukup menarik, namun harus waspada dengan bau belerangnya nan sangat menyengat.
Salah satu daya tarik primer wisata di Gunung Bromo ialah adanya sebuah ngarai atau padang luas nan terdiri dari lautan pasir. Ngarai ini luasnya tercatat sekitar 10 km persegi dan satu-satunya gunung berapi nan memiliki ngarai dengan padang pasir terluas.
Sedangkan pada gunung berapi lainnya, pasir nan berasal dari hasil aktiftas vulkanis dan letusannya biasanya turun melalui lereng gunung dan membahayakan pemukiman nan ada di bawahnya.
Setelah melalui padang pasir, kita pun bisa naik ke Gunung Pananjakan buat melihat cakrawala. Ini memang merupakan daya tarik lainnya dari wisata Bromo. Gunung Pananjakan merupakan gunung paling tinggi di kawasan Pegunungan Bromo dan biasanya ramai dikunjungi buat menyaksikan sunset atau saat matahari terbit di ufuk timur. Pemandangan nan terhampar sangat menakjubkan dan sangat indah.
Gunung Bromo terletak di kawasan pegunungan Tengger dan membagi beberapa kabupaten nan terdapat di sekitarnya, yaitu Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang. Di kawasan gunung ini, terutama di lereng kaki Bromo juga berdiam penduduk orisinil Tengger nan beragama Hindu. Penduduk ini diperkirakan merupakan keturunan penduduk Majapahit nan mengasingkan diri.
Melalui penduduk Tengger inilah setiap tahun sekali diadakan upacara Kasodo. Ini merupakan sebuah ritual kudus nan diadakan pada pertengahan bulan kasodo menurut almanak Jawa atau sekitar bulan Desember atau Januari menurut almanak Masehi.
Ritual nan melibatkan seluruh penduduk Tengger ini dilakukan di sebuah Pura nan terletak di padang pasir di kaldera Bromo dan diarah menuju puncak Gunung Bromo sebagai sajen atau sesajian.
Ritual tahunan ini melengkapi daya tarik obyek wisata di Jawa Timur ini. Selain kita bisa menikmati berbagai estetika alam pegunungan nan begitu menakjubkan, bila kunjungan wisata sinkron dengan diadakannya ritual Kasodo, maka kita juga akan bisa menyaksikan wisata budaya nan memikat.
Menurut kepercayaan mereka, nama Bromo juga berasal dari bahasa Sansekerta nan berarti Brahmana, dewa paling tinggi dalam tingkatan Hindu. Sebagai bentuk pemujaan, setiap tahun diadakan upacara adat Kasodo dengan memberikan sesajen atau sesajian ke puncak Gunung Bromo.
Oleh sebab itu, waktu kunjungan terbaik dan paling tinggi di obyek wisata bromo ialah pada bulan Desember atau Januari di mana ritual itu diselenggarakan. Apakah Anda tertarik? Siapkan diri Anda buat liburan ke Bromo.